KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Sabtu, 19 Desember 2009

BEBERAPA FOSE PARA PENDIRI KabaLi SAAT MENGADAKAN PEMBAHASAN ORGANISASI


Inilah wajah-wajah para pemrakarsa dan pendiri Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (Forkom-KabaLi) Kendari. Nama-nama pendiri mulai dari kanan adalah putra asli asal Desa Liya Kecamatan Wangi-Wangi yang terdiri dari : Umar Ode Hasani,SP.,M.Si; Drs. La Ode Haruku; Ir.La Ode Muhammad Ali Habiu,AMts.,M.Si; Drs. H. La Ode Bahrum Sulaiman; La Ode Marsidi; La Ode Ali Kalau,B.Sc; La Ode Salagu,SE dan La Ode Ali Ahmadi,S.Sas.

 
Nampak dalam gambar dua orang Pendiri KabaLi yakni dibelakang
adalah : Ir.La Ode Muhammad Ali Habiu,AMts,.M.Si dan 
didepan  La Ode Haruku sedang serius membahas agenda 
untuk mencetak Almanak KabaLi. La Ode Haruku 
sedang utak atik nomor Hand Phone kerabat di Makassar 
yang akan menangani pencetakan Almanak KabaLi Tahun 2010


Para pendiri KabaLi sedang diskusikan program Proposal
untuk pencarian dana guna kelengkapan sarana Sanggar KabaLi.
Dalam gambar nampak dari kiri ke kanan : La Ode Marsidi;
Drs.H.La Ode Bahrum Sulaiman; La Ode Salagu,SE dan Laode Ali Kalau,B.Sc


Inilah Figur Pemrakarsa Utama Dibentuknya Lembaga Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (Forkom-KabaLi) Kendari, yakni dari kanan kekiri : 
Ir. La Ode Muhammad Ali Habiu,AMts.,M.Si ; La Ode Marsidi

 
Salah Seorang Pendiri Utama Forkom KabaLi ini 
Pernah Aktif Melanglang Buana Pada Beberapa Organisasi
Ormas maupun Orsimasinal, Diantaranya : Anggota Satgas Brigade Pemuda Pusat Pelopor Penerus Kemerdekaan Bangsa Indonesia (PPKBI),
Anggota Bidang Sosbud Dewan Pimpinan Pusat Kariawan
Antar Rakyat Indonesia, Ketua Bidang Pengembangan
Wirausaha DPD Golongan Karya Sulawesi Tenggara,
Sekretaris Umum DPD Pelopon Penerus Kemerdekaan Bangsa
Indonesia Sulawesi Tenggara, Sekretaris Jenderal Pengurus 
Besar Kerukunan Keluarga Indonesia Buton Makassar,
Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Talo-Talo Makassar.


Mereka para Pendiri KabaLi berprinsip dan berpandangan bahwa kini sudah tiba saatnya yang dinantikan oleh segenap komunitas masyarakat Liya dimanapun saja mereka berada  untuk diadakan reformasi sosial, politik, kemasyarakatan dan budaya. Reformasi semacam ini amat diperlukan guna memacu ketertinggalan ethnis Liya selama ini dikancah persaingan global antar ethnis di Indonesia sehingga perlu ada suatu wadah yang bisa menampung berbagai aspirasi sekaligus sebagai sarana pendidikan sosial, budaya, kemasyarakatan dan politik. Oleh karena itu para penggagas KabaLi kini membentuk suatu wadah yang bisa menampung aspirasi komunitas masyarakat Liya diperantauan  khususnya yang berada di Kendari sebagai suatu wilayah daerah yang paling strategis dan sangat dekat dengan Wangi-Wangi dan wadah itu kini sudah terbentuk dengan nama Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (Forkom KabaLi) Kendari.
Mereka berjuang semata-mata didasari oleh jiwa dan semangat para leluhurnya dari asal  keturunannya yang berasal dari pulau Buton dengan memegang teguh falsafah yakni : Bolimo a'arta somanamo karo, bolimo karo somanamo lipu dan bolimo lipu somanamo agama. Dengan demikian lembaga ini dibangun atas dasar hati nurani para pendirinya yang menginginkan segera ada perubahan komunikasi sosial di antara sesama warga liya dimanapun berada sehingga dapat saling membantu disaat kesulitan, saling mengangkat disaat diperlukan dan saling menghormati dalam suatu sistem adat istiadat " Topogau Satotono"

Jumat, 18 Desember 2009

BERBAGAI AKTIVITAS SEKRETARIAT KabaLi


Spanduk KabaLi Kepada Hari Ulang Tahun Kabupaten Wakatobi Ke-VI
Tema : "Topogau Satotono"



Spanduk Sanggar KabaLi Kendari
Tema : "Topogau Satotono"

Topogau Satotono...
Tema ini merupakan simbol budaya KabaLi untuk mengajak kepada siapapun para calon pemimpin yang akan memerintah Wangi-Wangi atau Kabupaten Wakatobi mulai tahun 2011 mendatang agar senantiasa dapat memelihara lidahnya. Lidah itu tak bertulang, dia bisa bergerak mengiringi suara manusia sesuai dengan maksud apa yang akan dia ucapkan. Ucapan yang baik bagi seorang pemimpin adalah apabila dia telah mengeluarkan ucapannya melalui gerakan lidah yang tak bertulang itu, maka  ucapan-ucapan itu diharapkan dapat senantiasa konsekuen. Artinya dia harus dapat membuktikan dan menjalankan ucapannya itu kepada masyarakat..., kepada rakyat tanpa ragu-ragu, dan/atau tanpa lagi memputarbalikkan antara fakta ucapan dengan tingkah laku perbuatan. Saat ini amat banyak pemimpin yang edan, dalam artian bahwa ketika calon-calon seorang pemimpin tersebut berkeinginan untuk mendapatkan atau merebut sesuatu jabatan, maka dia akan mengeluarkan seribu kata uberan janji-janji palsu. Dan pada akhirnya ketika calon pemimpin tersebut telah dipilih oleh rakyat, dipercayakan oleh rakyat untuk memegang amanah kedaulatan, maka ternyata semua obralan-obralan kata-kata yang pernah dia keluarkan atau dia janjikan tidak pernah satupun dia mampu wujudkan dan realisasikan kepada rakyat yang telah memilihnya. Pemimpin-peminpin macam ini adalah pemimpin yang homo-ekonomikus, dalam artian bahwa segala sesuatu sepak terjang, cita-cita, maksud, tujuan dan keinginannya calon pemimpin tersebut semata-mata  hanya berorientasi dengan "uang" bukan moral, etika dan hati nurani. Semua rakyat, semua masyarakat Liya sangat mendanbakan seorang pemimpin yang bisa membangun, yang bisa membangkitkan ekonomi rakyat melalui sentuhan sektor reel, yang bisa mengangkat harkat dan martabat golongan papah, yang secara adil dan bijaksana memperdulikan pada mereka yang mendapat kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Mana pemimpin itu..., mana jiwa itu..., mana saudara/saudari itu...., mana manusia itu...!?. KabaLi akan mendorong calon-calon pemimpin yang memiliki jiwa besar untuk membangun, juga memiliki keteladanan dalam sikap dan tingkah laku sosialnya serta rendah hati. Maka dari itu KabaLi akan menopang sepenuhnya bagi siapa saja yang bisa memegang amanah "Topogau Satotono"....
Maka dari itu : biarlah bukan harta asal badanku.., biarlah bukan badanku asalkan negeriku...,dan biarlah bukan negeriku asalkan mampu kupertahankan agamaku.... "Topogau Satotono"....

Rabu, 16 Desember 2009

MASYARAKAT LIYA PEDULI UNTUK MELESTARIKAN TERUMBU KARANG DI WILAYAH PERAIRAN WANGI-WANGI

Terumbu karang merupakan eko-sistem yang sangat penting dan bernilai tinggi bagi suatu daerah. Karena secara ekologis memiliki produktivitas hayati yang dominan karena adanya daur ulang zat hara yang sangat efisien terjadi dalam system tersebut melalui interaksi yang harmonis antara polyp karang dengan alga zooxanthtella. Secara ekonomis terumbu karang dikenal sebgai habitat untuk berbagai jenis ikan karang yang bernilai niaga tinggi dan sebagai komuditas eksport. Misalnya seperti ikan merah, kerapu serta napoleon dan lain-lain. Dilain pihak jika ditinjau secara estetika terumbu karang memiliki cirri fisik yang indah sekali dipandang mata dengan warna-warni yang menyolok serta dapat menjadi suatu obyek wisata bawa air yang teramat indah dan bernilai tinggi.


Jenis Karang di Perairan Wangi Wangi


Jenis Karang di Perairan Wang Wangi


Jenis Karang di Perairan Wangi Wangi


Jenis Karang di Perairan Wangi Wangi
Terumbu karang memiliki keunikan diantara asosiasi habitatnya atau komunitas lautan yang selluruhnya dibentuk oleh aktivitas biologis. Terumbu karang ialah terdiri dari endapan-endapan massif yang terpenting dari unsur kalsium karbonat (CaCO3) yang dihasilkan terutama oleh polyp karang atau filum cnidaria, class antozoa, ordo madreporaria dan sclera tina, dengan seikit tambahan dari alga berkapurdan organism lainnnya yag mengeluarkan CaCO3.
Tata letak terumbu karang ini adalah dekat dengan dasar laut meskipun letaknya diwilayah laut dangkal sehingga proses pelapukannya sangat memungkinkan akibat dari pengaruh erbagai aktivitas manusia yang mendiami sepanjang pesisisr pantai sebagai ndampak dari lemahnya sistim masyarakat dan pemerintah untuk melindungi atau menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang ini hingga saat ini dianggap masih kurang. Hal ini dapat dinilai masih tingginya aktivitas masyarakat secara langsung mapun tidak langsung disepanjang pesisir pantai maupun diwilayah laiut pedalaman yang dapat merusak ekosistem terumbu karang, seperti pemboman ikan secara spasial, penggunaan obat sianida.
Kerusakan terumbu karang di wilayah Indonesia sudah dianggap cukup parah dengan kerusakan di atas 70% (Hopley dan Suharsono dalam Winarni D.Monoarfa). Kerusakan terumbu karang di wilayah perairan Wangi-Wangi sudah dianggap pada ambang kerusakan cukup parah. Kondisi ini sudah terjadi sejak wilayah Wangi-Wangi masih masuk dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Buton tahun 2003 silam membuat Bupati Syafei Kahar ketika itu sempat kebakaran janggot dan memerintahkan jajarannya untuk buat pos komando pengaduan masyarakat tentang pelaporan kerusakan lingkungan terumbu karang.
Intensitas pemboman ikan di wilayah Wangi-Wangi sudah di mulai secara intensif sejak tahun 1979 lalu dengan bahan-bahan peledak diperoleh dari kapal-kapal para saudagar kaya asal negeri ini yang datang dari negeri jiram Malaysia dan Singapura. Walaupun demikian itu sesngguhnya pemboman ikan dalam komunitas masyarakat Wangi-wangi sejak dahulu kala sudah ada namun masih dalam intensitas terbatas dan menggunakan bahan-bahan peledak terbatas pula.
Secara nasional sampai sekarang usaha rehabilitasi kawasan terumbu karang yang telah mengalami kerusakan masih sangat kurang. Sebagai salah satu cara yang bisa dilakukan untuk rehabilitasi terumbu karang adalah dengan mengadakan tranplantasi karang dewasa (Fox et.all dalam Winarni D.Monoarfa ,2000). Meskipun usaha ini dinilai bisa dilakukan, namun adanya pertimbangan luas areal karang yang rusak, maka akan berdampak. Namun sebaliknya bila upaya itu dilakukan justru akan merusak karang dewasa. Apalagi tingkat kelangsungan hidup karang dari usaha transplatansi itu masih rendah. Untuk itu masih diperlukan penelitian-penelitian secara terus menerus guna mendapatkan suatu teknologi yang tepat dalam upaya rehabilitasi terumbu karang yang telah rusak.
Berdasarkan hasil study, di kawasan timur Indonesia mempunyai keragaman jenis karang dengan berpotensi terbesar di dunia. Keragaman jenis ini juga menggambarkan keragaman bentuk atau morfologi karang pembentuk terumbu (Winarni D.Monoarfa et.all, 2002). Khusus untuk daerah perairan Wangi-Wangi saat ini terkenal di dunia dengan wilayah penyelaman terindah di dunia dimana memiliki cirri khas karang lunaknya lebih nenajubkan ketimbang kepulau Fiji di Hawai yang terkenal itu. Di dalam lautan wilayah perairan Wangi-Wangi terdapat 350 jenis species ikan di antaranya terdapat 32 jenis ikan butterfly.
Oleh karena itu mengingat potensi terumbu karang ini begitu besar manfaatnya dalam pengembangan parawisata di Wilayah Wangi-Wangi maka sudah sepantasnya Pemerintah Daerah harus semakin aktif dan tanggap dalam mengawasi penrusak-penrusak terumbu karang di wilayah kerjanya, dengan melibatkan suatu kekuatan sosial budaya era baru yakni Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (Forkom-KabaLi) untuk  diberi peran mengambil bagian dalam mengakses potensi massanya agar potensi sumber hayati alam dibawah laut perairan Wangi-Wangi dapat dikelolah dengan baik agar bermanfaat ekonomis bagi kehidupan masyarakat di daerah ini***