KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Minggu, 04 April 2010

PERTEMUAN KE-4 BULAN APRIL FORKOM KABALI SUKSES DI RUMAH BAPAK DRS.LA ODE UDHU TOUNDU

Oleh : Forkom KabaLI

Pertemuan ke-4 tahun 2010 Anggota Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (Forkom KABALI) di rumah kediaman Bapak sesepuh/tokoh masyarakat Liya Kendari Drs. La Ode Udhu Toundu yang dibuka oleh Ketua Umum Forkom KABALI tepat jam 10.30  dipandang cukup berjalan lancar dan sukses mengingat bahwa pada pertemuan kali ini peserta silaturrahim lebih banyak hadir dari kalangan Mahasiswa Liya di Kendari. Kehadiran Mahasiswa Liya pada acara ini merupakan wujud nyata partisipasi mereka secara aktif menginginkan adanya kemajuan masyarakat Liya dan pengangkatan nilai-nilai Adat, Tradisi, Seni Budaya dan Kebudayaan Liya yang selama ini tidak pernah dijamah secara organisatoris oleh para tokoh Liya yang saat ini telah mundur dari kancah perpolitikan. Para mahasiswa ingin melihat segera ada perubahan wajah Liya menjadi nyata yakni dengan terangkatnya kembali kebudayaan liya milik para leluhur yang pernah tersohor pada zamannya itu dan sekaligus mau terlibat didalam operasionalisasi kegiatan tersebut.

Inilah Ketua Umum Forkom KABALI Dalam Mempersiapkan
Materi Pertemuan Didampingi Oleh Dr.H.La Ode Jamal
dan Sekretaris Umum Forkom KABALI

Pada pembukaan acara dipandu oleh ketua umum Forkom KABALI yakni Ir. La Ode Muhammad Ali Habiu,AMts.,M.Si dengan terlebih dahulu membacakan segala aktivitas Kabali yang telah berlangsung selama bulan Maret 2010, berupa :
  1. Pengecekan Proposal Pengajuan audiens dengan Bapak Gubernur Sultra yang sudah ditangani langsung oleh protokoler Pemerintah Provinsi Sultra yakni Bapak Drs. Yoris dan kini sisa tunggu konfirmasi waktu yang tepat Gubernur untuk menerima para pengurus/pendiri Forkom KABALI di Kendari. 
  2. Pada tanggal 15 Maret 2010 mulai pukul 7.30 WIT, Ketua Umum Forkom Kabali pusat ditemani oleh kandidat Ketua Cabang Forkom Kabali Kabupaten Wakatobi mengadakan ritual khusus dalam rangka penyambutan Tim BP-3 Makassar yakni dengan Ritual membangunkan para leluhur dan para wali penjaga Togo Liya dan Keraton Liya supaya kegiatan survei investigasi, Pemetaan dan Pendataan Teknis oleh Tim BP- Makassar mendapat restu mereka dan memperoleh berkah dari Allah SWT sehingga benar-benar kegiatan ini dapat diwujudkan dengan nyata sesuai rencananya. Dan alhamdulilah dalam acara ritual ghaib tersebut para wali penjaga Togo Liya telah muncul kembali muncul dan merestui rencana besar Forkom KABALI yakni membangun kebudayaan Liya
  3. Pada tanggal 15 Maret 2010 mulai Jam 10.00 WIT Ketua Umum Forkom KABALI berinisiatif sendiri untuk berangkat menuju Wangi-Wangi dalam rangka menjemput para tamu dari TIM BP-3 Makassar untuk mengadakan survei investigasi, pemetaan dan survei teknis Benteng Keraton Liya. Dan pada hari Selasa tanggal 16 bersama dengan Kepala Perwakilan Sultra meminjam mobil dinas Asisten II Penkab Wakatobi pergi menuju bandara Matahora menjemput Tim dimaksud. Pada jam 11.30 WIT Tim BP-3 Makassar tiba pesawatnya mendarat di Bandara Matahora dan langsung di sapah dan rombongan diangkut dengan 2 buah mobil mengingat Avanza tidak mencukupi memuat 7 orang Tim dengan menyewa 1 buah mobil Kijang sebesar Rp.75.000,-dari bandara Matahora sampai di Wanci. Sesampainya di Wanci Tim adakan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Wakatobi melalui perantara Kepala Perwakilan Wakatobi Sultra di Kendari yakni Bapak Drs. Jalaluddin. Dan pada malam harinya Tim BP-3 Makassar tepat habis ba'dah Magrib diterima oleh tokoh adat, tokoh agama dan tokoh budaya melalui suatu acara pertemuan dan perkenalan yang cukup khidmat dimana masing-masing tokoh memberikan sambutan-sambutan yang begitu antusian sesuai dengan bidangnya dan Tim BP-3 pun terkesima mendengarkan pesanan-pesanan para tokoh tersebut
  4. Pada hari Rabu tanggal 17 Maret 2010 tepat jam 08.00 WIT Tim BP-3 Makassar tiba di dalam benteng keraton Liya dan mulai mengadakan survei dengan membagi 3 (tiga) kelompok tugas, yakni satu kelompok di bidang pendataan absis dan ordinast melalui peralatan GPS, satu kelompok menangani tugas pengukuran geometrik lokasi Benteng Keraton Liya dengan memakai alat Water Pass jenis Topcon Japang, Dan satu kelompok menangani pendataan arsitektur, relief dan model-model artifak Benteng Keraton Liya. Survei berlangsung selama 2 hari sampai hari Kamis tanggal 18 Maret 2010. Pada hari Jumat 19 Maret 2010 Tim BP-3 Makassar pulang kembali ke Makassar dengan menumpang pesawat udara melalui bandara Matahora.
  5. Forum Komuniksi Keluarga Besar Liya Cabang Kabupaten Wakatobi telah diterbitkan SKnya dan telah dikirm melalui kapal Agil pada hari Sabtu tanggal 3 April 2010, dengan Ketua Cabang yakni La Ode Odhe.
  6. Pengurus Lembaga Adat Besar KABALI juga telah dibentuk dan telah diterbitkan SKnya yang sementara ketuanya juga di tunjuk La Ode Odhe yang dibantu oleh tiga bidang yakni bidang agama, bidang adat dan bidang budaya.
  7. Pengurus Pusat Forum Komunikasi keluarga Besar Liya Sultra telah mengusulkan 10 orang warga Liya untuk menjadi Penjaga Benteng Liya diusulkan kepada Kepala BP-3 Makassar dengan tembusan msing-masing ke Direktur Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Parawisata, Gubernur Sultra dan Bupati Wakatobi.
  8. Sementara dalam pembuatan proposal usulan biaya pembangunan Pusat Informasi Kebudayaan Liya berupa pembangunan 1 unit Maligi ukuran 10x20 m2 dengan total anggaran sebesar Rp.400 juta. Serta pengusulan 14 buah prototipe Maligi Rumah/Istana para mantan Raja Liya dengan ukuran 6x8m2 dengan anggaran sebesar Rp.96 juta x 14 unit = Rp.1.344 Milyar.
  9. Sebagai informasi penting bahwa kini di Liya Togo sedang mengalami Leletonu Togo (semacam teguran) berupa munculnya kucing hitam secara misterius dan kelelawar yang bentangan sayapnya selebar layar perahu besar dalam Laro Togo. Dalam kejadian ini sudah 2 orang yang meninggal dicakar oleh kucing hitam tersebut yakni pada masing-masing orang atau oknum yang pernah melakukan upara adat yang mungkin keliru. Kini ada 2 orang lagi yang sakit serupa berupa muntah darah, berak darah yang bertempat tinggal di Lagundi dan Liya Mawi. Kedua orang ini yang pernah coba mengobati 2 orang yang telah meninggal tersebut. Keadaan saat ini semua masyarakat dalam keraton Liya merasa takut olehnya itu sudah dalam seminggu ini mulai jam 5.00 sore mereka tak berani lagi keluar rumah.
  10. Terakhir adalah melaporkan keadaan Kas FK KABALI yang saldonya sisa lebih kurang Rp.134 ribu.



 Inilah Para Tokoh Dideretan Depan Terdiri dari :
Umar Ode Hasani, La Ode Abdul Madiki dan La Ode ABD Rahin
Sedang Dibelakang Adalah Para Tokoh Mahasiswa Liya Kendari

Setelah acara pembukaan dan laporan kegiatan Forkom KABALI ditutup dilanjutkan kembali dengan acara diskusi yang berjalan sebagai berikut ini :

  • Salah seorang penasehat FK KABALI yakni Bapak Drs. Syachrudin Buton meminta untuk FK KABALI tidak masuk dalam kegiatan politik, sebab fokus Lembaga ini bergerak dibidang pelestarian Adat Istiadat, Tradisi, Seni Budaya dan Kebudayaan sehingga citranya dimasyarakat baik dan dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat Liya. Masalah Anggaran Dasar Forkom KABALI untuk makin disempurnakan serta ucapan terima kasih kepada Tim 8 pengagas berdirinya organisasi Lembaga Forkom KABALI. Beliau juga berpesan agar Tarian Honari Mosega milik asal Liya harus dipertahankan secara hukum dan segera di laporkan ke HAKI, untuk itu kepada pengurus diharapkan segera menyiapkan segala sesuatunya termasuk asal usul riwayat sejarah dari tarian ini harus dapat dimiliki secara lengkap untuk menjadi bahan delik hukum dengan pihak-pihak lain yang dengan sengaja ingin mengadopsi tarian Honari Mosega asal Liya ini.
Syachrudin Buton Tengah Asyik Memberikan Sambutan
  • La Ode Udhu Toundu memberikan apresiasi atas berdirinya Forkom KABALI dan mendukung semua kegiatannya untuk kepentingan pengembangan kebudayaan Liya, termasuk menghimbau kepada semua anggota KABALI kendari untuk jangan lupa yuran  wajib anggota bulanan bagi yang sudah berkeluarga supaya menyetor karena ini merupakan dana awal untuk menggerakkan organisasi sambil menunggu bantuan dari pemerintah daerah atau donatur tetap.
  • La Ode Ali Kalau menghimbau kepada semua pendiri dan pengurus agar senantiasa secara efektif dapat bersosialisasi kepada warga Liya yang belum mengerti dan faham akan organisasi Forkom KABALI supaya mereka ikut aktif didalamnya. Sekarang harus berwaspada ada oknum tertentu yang ingin pecah belah warga Liya. Bagi anggota baru KABALI supaya tidak memaksakan yuran anggota sesuai dengan kemampuan mereka saja mengingat sebagian warga mengalami kesulitan ekonomi
 La Ode Ali Kalau dan La Ode Salagu
  • LA APA salah seorang tokoh Mahasiswa Liya di Kendari sangat antusias dan mendukung penuh atas berdirinya Lembaga Forkom KABALI ini supaya dapat bergerak cepat membangun masyarakat Liya terutama harus ada sosialisasi secara intensif agar warga Liya tidak dijadikan alat politisasi dan pembodohan karakter oleh oknum-oknum tertentu pada saat enjelang Pilkada ini sehingga suara dapat kompak dan bermanfaat. Oleh karena itu dia sangat setuju untuk segera di bentuk KOMPI KABALI pusat Kendari sebagai wadah operasional mereka dalam membawa aspirasi kemahasiswaan kepada warga Liya untuk kemajuan masyarakat disana


 Fose Beberapa Tokoh Mahasiswa Liya Kendari

  • Dan beberapa tokoh Mahasiswa juga ikut berbicara menberi aproach dan masukan kepada Pengurus Pusat Forkom KABALI sekaligus memberikan solusi-solusi berbagai fenomena yang dialami oleh masyarakat Liya saat ini.
  • Pengurus Pusat Forkom KABALI akan segera mengeluarkan SK Pembentukan KOMPI KABALI (Komunitas Pemuda-Pemudi KABALI) pusat Kendari. Nama-Nama sudah diterima oleh pengurus dan dalam proses pengetikan.
Tepat jam 12.00 WIT acara ditutup dengan didahului oleh pembacaan doa dan diakhiri dengan ucapam salam sampai bertemu kembali pada acara rutin Forkom KABALI pada bulan Mei 2010

Senin, 29 Maret 2010

TIM BP-3 MAKASSAR MULAI INVESTIGASI DAN PENGUKURAN BENTENG KERATON LIYA TGL 17 MARET 2010

Setalah pada malam hari Rabu tanggal 16 Maret 2010 7 orang ahli arkiologis dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar diterima dalam Mesjid Agung Keraton Liya oleh para sara Liya dan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh budaya, maka keesokan harinya tepatnya hari Rabu tanggl 17 Maret 2010 Tim BP-3 Makassar mulai mengadakan survey investigasi dan pengukuran Benteng Keraton Liya. Cara kerja Tim dibagi menjadi 3 bagian yakni satu bagian Tim Pengukuran dengan menggunakan alat ukur water pass, satu Tim bagian dengan membawa alat ukur koneksi satelit untuk  menentukan  GPS (General Position System) yang mengukur posisi absis dan ordinat titik-titik benteng mulai dari lapis pertama, lapis kedua sampai lapis ketiga dan satu Tim pengamatan relief dan teknis benteng. 

 Pintu Lawang Timi Benteng Keraton Liya

Para Tim BP-3 Makassar dalam kerjanya ditemani oleh staf Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi yang terdiri dari 3 orang, satu diantaranya adalah juga ahli arkiologis dan antropologis. Tim BP-3 Makassar cukup antusias dan serius dalam pengamatan benteng keraton Liya termasuk artifak sejarah dan data-data arkiologis serta sejarah budaya yang akan menjadi input kelengkapan data teknis untuk pengajuan proposal biaya kepada Menteri Kebudayaan dan Parawisata pusat. Melihat lingkup benteng relatif cukup luas dimana pada lapais ke tiga benteng keraton Liya terdapat sekitar 1.500 meter dari lapis benteng pertama maka sementara Tim menyimpulkan bahwa benteng keraton Liya merupakan benteng terbesar dari wilayah kesultanan Buton. Namun sayangnya Tim sudah tidak menjumpai secara utuh tempat-tempat pintu masuk atau Lawang terutama pada benteng pada lapis kedua, karena baik bentengnya maupun lawangnya telah dirusak oleh masyarakat. Pintu lawang yang masih utuh sisa dua buah yakni lawang Laro Togo dan lawang Timi, padahal lawang di benteng keraton Liya terdapat 13 buah ditambah dengan 2 lawang molingu atau rahasia sehingga total lawang dibenteng keraton liya menjadi 15 buah. Tim juga menjumpai tinggi pasangan benteng sudah tidak asli terdapat hanya dengan ketinggain antara 1.00 m s/d 1,50 meter padahal tinggi benteng liya yang asli adalah lebih kurang 3.00 meter seperti halnya yang masih terdapat di bastion dibelakang mesjid agung keraton Liya.

 Inilah Salah Satu Tim Survei Teknis Benteng Keraton Liya

Oleh karena itu pada hari kamis tanggal 18 Maret 2010 Tim BP-3 Makassar bersama Ketua Umum Forkom KabaLi dan Unsur Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi sepakat untuk segera mengangkat dan mengusulkan 8 orang Juru Pelihara Benteng yang akan disampaikan melalui organisasi Forkom KabaLi ke BP-3 Makassar tembusan Menteri Kebudayaan dan Parawisata sekaligus mengusulkan segera dibuatkan papan-papan tanda peringatan, papan penunjuk arah dan papan larangan sesuai dengan undang-undang yang berlaku sehingga masyarakat diharapkan kemudian tidak lagi akan merusak situs benteng keraton liya yang amat berharga itu.