KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Rabu, 29 September 2010

LANTUNAN SKHEMATIK KISAH ANAK YANG DIRUNDUN DUKA ASAL NEGERI LIYA, NAMUN TETAP SEMANGAT DALAM MEMPERJUANGKAN KEHIDUPAN..

OLEH : ALI HABIU *) 


Foto Saya
Dibawah ini akan di kutif kembali Lantunan kisah seorang anak asal negeri Liya yang hidup dan besar diperantauan tepatnya di Samarinda (http://www.facebook/La Ode Ali Damani) yang kini diharapkan dapat menggugah hati nurani bagi kita semua warga KabaLi dimanapun. Perjuangan mereka terbilang sangat sulit, mengingat sejak kecil sekitar 15 tahun yang lalu mereka bersaudara kembar bernama La Ode Ali Damani dan La Ode Aliadin Damani.  Berhubung Ibunya tak mampu memberi nafkah kehidupan utamanya dalam meraih cita-citanya, maka Mereka berdua sengaja merantau ke Samarinda untuk mencari nafkah kehidupan sekaligus berjuang untuk bisa meraih cita-cita sebagaimana warga Liya lainnya yakni dengan menempuh pendidikan disela-sela kesibukan mereka jadi kuli bangunan atau kuli pelabuhan atau bekerja disektor informal lainnya. Bagi mereka berdua yang penting pekerjaan halal dan mendapatkan penghasilan halal walau hanya cukup pas-pasan kadang tak cukup untuk dipakai dalam belanja makan sebulan. Alhamdulilah, Tuhan YME maha agung, Allah SWT maha mendengar keluah kesah dan doa-doa hambanya yang mengalami kesulitan. Akhirnya dengan penuh ketabanan mereka berdua menjalani kehidupan ini bak ibarat aliran sungai ke hilir, merekpun mengikuti irama itu dan akhirnya mereka berdua selesai jua menamatkan pendidikan pada tingkat SLTA. Suatu rahmat Allah SWT yang tak disangka -sangka telah mereka terima, ternyata La Ode Ali Damani dalam proses mencari bentuk jati diri ditengah menjalani kehidupan yang serba sempit itu, diapun melatih diri olah kanuk ragan melalui sanggar Tinju Samarinda. Dan waktupun berjalan kini dia sudah mendapatkan hasil dari kerja dan usaha kerasnya untuk menjadi ahli tinju dan betul terkabul. Kini dia beberapa tahun belakangan ini tak ada yang tak kenal di kelah bulu dia selalu menjuarai pertandingan tinju kawasan Kalimantan dan medalipun di rumahnya berhamburan. Berkat hasil tinju itu diapun dilirik oleh pemerintah daerah kota samarinda untuk dijadikan pegawai Pol PP dan Alhamdulillah kini dia juga sudah diangkat menjadi pegawai negeri dikesatuan Pol PP Kota Samarinda. Sementara itu adiknya bernama La Ode Aliadin Damani kini tetap melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata satu (S-1) pada perguruan  tinggi swasta ternama di Samarinda dan tak lama lagi diapun akan mendapatkan gelar kesarjanaan atas perjuangannya itu. Dan satu lagi menjadi catatan kita semua bahwa ditengah himpitan ekonomi dan ketidakadilan mereka dapatkan dalam memperjuangkan kehihidupan ini, rupanya bagi La Ode Aliadin Damani tidak membuat gentar sedikitpun, bahkan dia makin haus mencari perubahan fundamental utamanya dalam menumbuhkan visi dan karakter jiwa kemahasiswaannya. Maka diapun aktif dalam menggeluti Lembaga HMI cabang Samarinda dan tidak main-main rupanya Tuhan YME memberkahi setiap usaha hamba-hambanya yang sabar dan tawadduw, kini diapun menjadi salah satu aktivis kenamaan dikalangan mahasiswa di Samarinda yang getol memperjuangkan nasib rakyat, nasib sesama anak-anak perantauan di Kalimantan Timur khususnya Samarinda.

Inilah sekelimut Biografi La Ode Aliadin Damani yang dikutif dari sumber  web blogs http://www.laodealiadin@blogspot.com, sebagai berikut :
La Ode Aliadin yang biasa di panggil adhin kembar di lahirkan di desa liya mawi kecamatan wangi-wangi (sekarang wangi-wangi selatan) pada tanggal 28 Februari 1986 adalah anak tertua dari pasangan La Ode Yai Ope Bin La Ode Ope dengan Wa Ode Sani Binti La Ode Damani (Almarhumah tahun 2008).Sekolah Dasar (SD) di tamatkan di SD Bira desa Liya Mawi pada Tahun 1996, tamat SMP di SMP Negeri 3 Wangi - wangi pada tahun 1999.
karena dilahirkan sebagai orang yang tidak mampu secara ekonomi di tambah dengan orang tua yang telah berpisah sejak saya berumur 2 tahun, memaksa saya untuk memilih mencari nafkah dibanding sekolah. setamat SMP kemudian merantau ke Kota Kendari pada tahun 1999 dan bekerja sebagai karyawan sebuah toko. pada tahun 2000 merantau ke kota samarinda dan bekerja sebagai buruh bangunan, pada tahun 2002 menjadi TKI di Malaysia namun hanya 2 bulan kembali lagi ke Samarinda karena tidak mau disebut sebagai pendatang haram di malaysia. masa - masa itu adalah masa pencarian jati diri yang sangat melelahkan namun pada tahun 2003 bertemu dengan seorang yang saya anggap sebagai malaikat penolong yang kemudian memotivasi untuk melanjutkan sekolah dan sayapun mendaftar di SMA al-Ma'rif NU yang kemudian di terima di SMA itu.
selama SMA membiayai sekolah sambil bekerja sebagai Buruh Bangunan, Buruh Pelabuhan, tukang parkir, Wakar, dan terakhir sebagai karyawan produksi es Balok. tahun 2005 tamat SMA kemudian bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) sebuah kapal nelayan di perairan Berau utuk modal Kuliah nantinya. tahun 2006 mendaftar kuliah di IKIP PGRI Kaltim Samarinda dan diterima di Fakultas IPS jurusan Pendidikan Ekonomi.
tahun kedua (2007-2008 kuliah dipercayakan untuk memegang amanah sebagai sekretaris Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) IKIP PGRI Kaltim Samarinda. tahun ketiga (2009-2010) dipercaya kembali sebagai Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IKIP PGRI.
Selain itu juga pernah menjabat sebagai sekretaris Pusat Studi Peradaban (PSP) Yayasan Gemlang Kaltim (2007-2008),
Ketua Umum HMI Komisariat IKIP PGRI Kaltim (2008-2009),
Ketua Umum Presidium Mahasiswa PGRI Seluruh Indonesia (PMPSI) Wilayah Kaltim (2008-2010),
Ketua Bidang Sosial Budaya Himpunan Mahasiswa Buton (HIMAB) Kaltim (2008-2009),
Ketua Bidang Kaderisasi dan Organisasi Himpunan Mahasiswa Buton (HIMAB) Kaltim (2009-2011),
Sekretaris Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Samarinda.
Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan Ikatan Mahasiswa Pelajar pemuda pemudi Anak Negeri Wakatobi (IMPPIAN WAKATOBI) Kalimantan timur (tahun 2008-2011),
pendiri sekaligus Ketua Lembaga Pengembangan Kreatifitas Mahasiswa (LPKM) Kaltim,
Mari bersama kita do’akan mudah-mudahan kelak tuhan dapat memberi kabulan atas niat dan perjuangan selama ini dalam membangun pondasi keluarga mereka dan sebagai contoh suri tauladan dikalangan warga Liya diperantauan. Kelak ditangan mereka inilah diharapkan dapat menjadi soko guru bagi perubahan-perubahan kemasyarakatan lebih baik utamanya dalam menata kehidupan sosial budaya dimana mereka berada. semoga ?. 

Berikut inilah kisah perjalanan mereka yang dilantumkan dalam bentuk syair puitis dan baik untuk dicankam bagi seluruh warga KabaLi di Indonesia. 

Ibu, apa kabarmu disana, semoga engkau bahagia, tenang, dan senang dalam damai. Adakah engkau merindukan kami yang kini merindukanmu, berharap dapat berjumpa denganmu walau dalam mimpi yg sejenak, kemudian pergi berlalu seiring pagi yg menjelma. 

Dua tahun telah berlalu, kami hidup tanpa belaian kasih sayangmu, tanpa canda tawamu menghiasi hari-hari penuh perjuangan, tiada lagi kata-kata bijak darimu yg berdengung ditelinga kami yang nakal. 

Dua tahun itu pula kami menjalani hidup sebatang kara, mencoba bertahan walau kadang ragu akan mampu bertahan. 

Peristiwa dua tahun lalu adalah peristiwa yg sangat mencengangkan bagiku dan adik-adikku, bukan karna aku belum siap menjadi ayah, ibu sekaligus kakak bagi mereka, tapi karna aku belum siap utk kehilanganmu, masih banyak jasa dan pengorbananmu yang belum sempat terbalas olehku, belum puas rasanya aku melihat senyummu yang cantik, juga tawamu yang mempesona jiwaku.Hingga usiaku yang kini telah menginjak dewasa, belum pernah sekalipun aku merasa bosan dengan sentuhan belaian kasihmu. 

Walaupun aku seringkali berjauhan denganmu, namun tatapan mata indahmu sering membuatku rindu. 

Jika aku berada jauh dirantau orang, suara syahdumu yang berwibawa keibuan selalu memaksaku utk kembali dipelukanmu. 

Kini, mampukah aku meratap cengeng mengharap pelukan hangatmu, sementara engkau telah berada disisi_Nya. 

Haruskah aku menggali lahadmu, mengangkat jasadmu dan mencium keningmu yg telah menyatu dengan bumi. Atau, haruskah aku mengajak adik-adikku duduk bersila meratapi kuburmu, mengharap bayangmu datang membelai kami yang merindu, haruskah aku mengajarkan adik-adikku tentang keputus-asaan dan mengalah menghadapi takdirnya sebagai anak-anak yatim-piatu. 

Masih teringat jelas diimajinasiku, saat engkau hendak menyahut panggilan Sang Pencipta, engkau menyuruhku untuk menitipkan adik-adikku di panti asuhan jika engkau benar-benar pergi. 

Tidak ibu, seperti janjiku padamu waktu itu, adik-adikku adalah tanggung jawabku, perjuanganku saat ini semua untuk mereka, merekalah yang menguatkan aku, mereka pulalah yang membuatku semangat menjalani hidup tanpamu. 

Saat engkau terbaring kaku, aku menangis, air mataku jatuh berderai tiada henti, hatiku pilu, jiwaku terhiris, terluka tanpa darah. Masih banyak yang ingin aku tanyakan padamu, terlalu banyak yang ingin aku pelajari darimu, engkau telah mengajarkan aku tentang arti sebuah kehidupan, memberikan aku contoh nyata tentang ibu yang berjuang tanpa pendamping yang menyertai perjuanganmu. 

Kalimat-kalimat bijakmu seringkali aku abaikan, terlalu banyak nasehat-nasehatmu yang aku sepelekan, kadang engkau memelukku mesra, hingga air matamu jatuh menetes dipiring nasiku saat aku membangkang keinginanmu. 

Pernah juga engkau berlari hingga terhuyung saat aku mengejarmu dengan sebilah kayu hendak memukulkannya padamu.  Namun engkau tak pernah melontarkan caci maki terhadapku, malah selalu tersenyum dan menatapku dengan tatapan syahdu, hingga akhirnya engkau akan meredakan amarah kekanakanku dengan belaian ikhlasmu. 

Aku teringat disuatu petang, engkau menyuruhku memijat punggungmu yang letih setelah penat bekerja seharian, namun saat itu aku malah mencari-cari alasan hanya untuk menghindar dari berbakti padamu. 

Begitu tega diriku yang tidak tahu balas budi, begitu hina diriku yang tidak bisa berterima kasih padamu. Engkau membanting tulang siang dan malam seorang diri, hanya untuk menghidupi kami, engkau bekerja tanpa mengenal lelah hanya agar kami bahagia. Namun apa balasan kami terhadapmu, hanya linangan air mata yang menetes sambil membelakangi kami, senyuman yang kau pamerkan dihadapan kami ternyata tangisan yang engkau sembunyikan. 

Dihadapan kami, engkau tampakkan semangat yang menggebu, engkau perlihatkan ketegaran yang menggelora, namun dikamarmu, saat engkau seorang diri, ternyata engkau merintih menahan sakit yang semakin lama semakin menggerogoti tubuhmu. Engkau berjuang melawan derita yang berkepanjangan, derita seorang ibu yang harus menafkahi enam orang anaknya seorang diri. Dan kemudian, derita seorang pesakitan yang melawan maut. Hingga akhirnya senyum itu tak sanggup lagi menutupi deritamu. Ditengah malam buta, engkau harus kami larikan kerumah sakit, akibat dari penyakit yang tak mampu lagi engkau sembunyikan. 

Hingga beberapa hari dirumah sakit, engkau memintaku untuk membawamu pulang dan berobat dirumah saja. Ternyata hal itu bukan karena engkau telah berangsur pulih tapi karena engkau sadar bahwa, jika harus berlama-lama dirumah sakit itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan itu sangat berat bagimu, lebih tepatnya bagi kita, ibu. 

Saat engkau menyuruhku duduk bersila didekat pembaringanmu, disebuah ruangan beralaskan tikar yg telah usang, lalu engkau meletakkan kepalamu dipangkuanku seraya berucap dengan sedikit terbata-bata "Nak, jika engkau tetap berkeras untuk tidak menitipkan adik-adikmu di panti asuhan, maka jagalah mereka baik-baik, Ibu hanya akan bahagia jika melihat kamu dan adik-adikmu bisa menjadi manusia-manusia yang bermanfaat, bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain." Ibu, asal ibu ketahui, kalimat itulah yang membuatku masih mampu berjuang hingga saat ini, karena sesaat saja aku lupa dengan kalimat itu, mungkin aku akan lebih memilih menyertaimu kesana, kealammu saat ini. 

Yang tak pernah mampu aku bayangkan hingga saat ini, ternyata itulah kalimat terakhir yang aku dengar terucap dari bibir manismu, sambil mengukir senyum indah serta tarikan nafas lembut yang tak berulang, engkau pergi keharibaan_Nya meninggalkan kami yang terlena pada dunia. Hingga akhirnya, hanya penyesalanlah yang mengiringi air mata yang seakan menertawakan kami, tertawa serta mengolok diriku yang merugi, rugi karena tidak sempat membalas segala budi dan jasamu. 

Curahan ini aku tulis dalam lembaran asa, pulpennya adalah semangat, dan bertintakan air mata saat mengenang dirimu yang jauh disana. Semoga semangatmu dalam melahirkan serta membesarkan aku dan kelima saudaraku menjadi semangat yang mengiringiku agar tetap tabah dan sabar untuk mengantarkan mereka kepada masa depan yang lebih baik, seperti yang telah engkau wasiatkan padaku. ****

Merdeka Mako.....!!!!

*) Pemerhati Masalah-Maslaah Sosial Politik dan pembangunan.

Senin, 27 September 2010

PEMBENTUKAN PENGURUS CABANG LEMBAGA KABALI KALIMANTAN TIMUR DI SAMARINDA

Oleh : Ali Habiu *)


Inilah fose para tokoh-tokoh muda asal Liya di Samarinda yang menggagas segera terbentuknya Lembaga KabaLi Kalimantan Timur.

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadurat Tuhan YME, Allah SWT atas berkah dan rahmatnya sehingga akhirnya jua Pengurus Cabang Lembaga Forkom KabaLi Kalimantan Timur telah dapat disepakati  oleh seluruh komponen masyarakat Liya Samarinda dan resmi dibentuk pada hari sabtu tanggal 18 September 2010 lalu.
Suatu kebanggaan yang luar biasa patut di apresiasi mengingat bahwa ditengah hiruk pikuk kota dan kesibukan anak-anak negeri Liya, masih juga menyisingkan sebagian paruh waktu untuk turut mengambil bagian dalam memikirkan secara kolektifisme bagaimana sebuah negeri yang nun jauh disana yang tak lain sebagaai negeri asal tumpah darah mereka bisa dimajukan rakyat dan negerinya jauh lebih baik lagi untuk masa-masa akan datang. Hal ini bukan tidak beralasan, mengapa mereka ikut peduli akan konsepsi memajukan negeri ini, mengingat di era moderen, diera masa kepemimpinan Bupati Ir.Hugua rupanya jajaran pemerintahannya tidak pernah mau peduli apalagi mau membina masyarakat Liya agar bisa maju setara dengan kemajuan Tomia dan Kaledupa yang telah menjadi prioritas dalam program kerja pemerintahannya. Ini suatu sikap pemimpin yang sangat tidak adil dan bijaksana mengingat Ir.Hugua masih membeda-bedakan satu suku dengan suku lainnya, padahal dia sebagai pemimpin publik sekaligus sebagai kepala daerah semestinya dalam pelaksanaan program pembangunan dalam masa pemerintahannya dapat membangun semua potensi daerah tanpa kecuali. 
Negeri Liya kini termarginalkan, disaat-saat masyarakatnya membutuhkan sentuhan ekonomi kerakyatan disaat-saat itu pula sistem pemerintahan wakatobi melalui program kerja SKPDnya tidak mau ambil perduli yang berujung makin menderitanya kehidupan rakyat kita berdampak semakin pseudomatik kehidupan sosial budaya masyarakat kita.
Padahal negeri Liya pada kehidupan zaman Kerajaan Buton sampai Kesultaan Buton amat tersohor dengan kebanggaan Benteng Keraton Liya dengan segala aksesoris budayanya sebagai ciri khas  sosio cultural masyarakat kita yang regiliusistik dan dihormati oleh daerah-daerah lain baik Kaledupa, Tomia dan Binongko Wanci, Mandati, Kapota tanpa kecuali juga para petinggi kerajaan dan/atau kesultanan Buton termasuk wilayah Lasalimu, Pasar wajo, Wabula, Batauga dan Sampolawa. Keraton Liya berdasarkan data yang diperoleh dari Tim Arkiologis BP-3 Makassar memiliki panjang total berkisar 18,00 km s/d 20,00 km jauh lebih panjang dari benteng keraton wolio hanya sekitar 7,416 km. Sedangkan jumlah pintu ada terdapat 15 Lawa diantaranya 2 Lawa Lingu, sedangkan jumlah pintu di keratin wolio hanya 13 Lawa. Adapun Tinggi benteng keraton Liya berkisar antara 3 - 4 meter sama persis dengan tinggi benteng karaton wolio, hanya saja jika kita mau ukur saat ini ketinggian ini sudah tidak ditemukan secara umum kecuali hanya masih utuh ada beberapa tempat seperti Baliara Talo-Talo. Rusaknya atau berubahnya ketinggian benteng keraton Liya ini dimulai dirusak sejak masuknya Romusa Jepang ke Liya yang kala itu yang berkuasa menjadi Raja Liya adalah La Ode Taru. material batu yang terdapat pada benteng keraton Liya pada lapis kedua hampir seluruhnya dibongkar dan dijadikan pondasi jalan raya, juga sebagian pada dinding benteng keraton liya lapis pertama. Inilah yang menjadikan mengapa benteng keraton Liya saat ini tak utuh lagi karena pada zamannya Romusa telah dirusak dan dijadikan bahan pondasi jalan. Namun demikian jangan berkecil hati sebab dari Tim Arkiologi BP-3 Makassar sesuai dengan usulan mereka ke Menteri Kebudayaan dan Parawisata telah mendapat persetujuan mulai tahun 2011 benteng keraton Liya akan dipugar secara bertahap kerja sama dengan Lembaga KabaLi khususnya dalam inventarisasi situs dan pengadaan tenaga kerja lokal.

Inilah Susunan Pengurus Cabang Lembaga Forkom Kabali kalimantan Timur di Samarinda yang telah diterbitkan Surat Keputusannya Nomor 20/BP/FORKOM-KABALI-Sultra/IX/2010, tanggal 18 September 2010 sebagai berikut : 



KEPUTUSAN BADAN PENGURUS PUSAT

LEMBAGA FORUM KOMUNIKASI KELUARGA BESAR LIYA
(FORKOM KABALI)
SULAWESI TENGGARA
                                              NOMOR :  20/BP/FORKOM-KABALI-Sultra/IX/2010

TENTANG
PEMBENTUKAN PENGURUS CABANG
LEMBAGA FORKOM KABALI KALIMANTAN TIMUR
DI SAMARINDA


BADAN PENGURUS PUSAT :

Menimbang        :       a. bahwa dalam upaya membangun kembali identitas tradisi, adat istiadat dan kebudayaan Liya diperantauan serta meningkatkan hubungan tali silaturrahim di antara sesama warga Liya di Kalimantan Timur dalam interaksi sosial dengan komunitas warga masyarakat lainnya maka diperlukan suatu wadah Lembaga untuk mengakomodasi segala kepentingan dimaksud;
                                    b. bahwa hingga saat ini identitas tradisi, adat istiadat dan kebudayaan Liya yang menjadi kebanggaan masyarakat dipandang mengalami degradasi, demikian pula hubungan tali kasih “topoangkata”, “toposaileama”, “toponamisi”,  “toposaasa” diantara sesama warga masyarakat Liya di Kalimantan Timur  mengalami kerenggangan, dan kepedulian kita diantara sesama warga lain juga semakin menipis, maka diperlukan orang-orang asal Liya yang dianggap cakap dan mampu untuk menghimpun hal tersebut melalui wadah Lembaga Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya;
                                    c. bahwa nama-nama yang ditunjuk dalam lampiran surat keputusan ini dianggap cakap, terampil dan mampu untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan dimaksud dalam butir a dan butir b di atas dan selanjutnya ditetapkan dalam surat keputusan;

                                           d. berdasarkan butir a, b dan c di atas perlu di bentuk Pengurus Cabang Lembaga FORKOM KABALI Kalimantan Timur di SAMARINDA.

Mengingat           :       1. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi    Kemasyarakatan;
                                 2. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda  Cagar Budaya;                                   
                                3.Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;                                          
                                    4. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan (NGO / Non Governament Organization);
                                   5. Undang - Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
                                     6. Undang - Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
                                     7. Undang - Undang Nomor  10 Tahun 2009 tentang Pariwisata;
                                    8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan     Organisasi Kemasyarakatan;
                                     9. Akta Pendirian Lembaga FORKOM KABALI Nomor  09 Tahun 2009, tanggal 8 Desember 2009;
                                    10. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Lembaga FORKOM KABALI.

Memperhatikan   :     1.      Ketentuan dan Kewajiban Organisasi untuk membuka Cabang-Cabang sesuai dengan yang tertuang dalam AD/ART Lembaga FORKOM KABALI;
                                  2.       Hasil Keputusan Rapat Badan Pengurus Pusat Lembaga FORKOM KABALI di Kendari.


MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

Kesatu                 :       Membentuk Pengurus Cabang Lembaga FORKOM KABALI Kalimantan Timur di SAMARINDA Priode tahun 2010 sampai 2015 dengan Susunan Pengurus sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

Kedua                  :           Dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsinya, Pengurus Cabang Lembaga FORKOM KABALI Kalimantan Timur di SAMARINDA berpedoman pada empat pilar budaya Liya yakni : Topoangkatako, Toposaleamaako, Toponamisiako dan Toposaasaako, dengan kegiatan sebagai berikut :
                                       
1.  Melaksanakan aktivitas Organisasi secara independen berdasarkan kebutuhan daerah masing-masing dengan berpedoman dan tidak melanggar ketentuan yang telah di tetapkan dalam AD/ART        Lembaga FORKOM KABALI;
2.  Dalam hal-hal melaksanakan aktivitas Organisasi spesifik dan urgensif dapat Berkordinasi kepada Pengurus Pusat Lembaga FORKOM KABALI di Kendari;
3.  Malaksanakan prioritas kegiatan berupa membentuk wadah Sanggar Seni Budaya Kabali Kalimantan Timur sekaligus melakukan pelatihan dan pengembangan serta pelestarian seni budaya Liya berupa Honari Mosega, Lariangi Liya dan Ngifi, Posepaa Modified, Kenta-Kenta, Pencak Silat Liya dan Wemba Sehe dan seni budaya lainnya yang relevan;
4.  Melaksanakan kajian-kajian pernaskahan dan/atau pelestarian dan pengembangan   sejarah  budaya,  tradisi  dan  adat  istiadat  Liya
dengan bekerja sama pemerintah daerah setempat dan/atau lembaga lain yang tidak mengikat;
5.  Melakukan Kegiatan-Kegiatan Lainya yang bermanfaat bagi Peningkatan Sosial Ekonomi dan Sosial  Budaya Masyarakat Liya di
Kalimantan Timur sebagaimana yang disebutkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART);
6.  Mengikuti dan/atau mengadakan iven dan/atau kompetisi gelar Seni Budaya Kabali pada acara-acara pegelaran seni budaya di Kalimantan Timur;
7.  Membantu menfasilitasi perolehan dana pendidikan bagi para warga masyarakat Liya yang kurang mampu;
8.  Membantu dan memberikan kemudahan aksestabilitas bagi para warga masyarakat Liya dalam memperoleh bantuan biaya pengobatan dan perlindungan kesehatan;
9.  Membuat program kerja Lembaga dan melakukan rapat-rapat secara rutin dan/atau berkala dengan mengundang semua unsur pengurus cabang Lembaga FORKOM KABALI Kalimantan Timur di Samarinda;
10.  Melaporkan hasil kegiatan harian kepada Badan Pengurus Pusat Lembaga FORKOM KABALI secara tertulis paling lama setiap 6 (enam) bulan sekali.

Ketiga                  :          Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan   dengan ketentuan  apabila ternyata dikemudian hari terdapat kekeliruan maka akan  diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

                                                                                           DITETAPKAN      : DI  KENDARI
       PADA TANGGAL  : 18 September 2010
      ------------------------------------------------

BADAN PENGURUS PUSAT
LEMBAGA FORKOM KABALI
SULAWESI TENGGARA


  K E T U A,                                               SEKRETARIS,

                          ttd                                                             ttd


    Ir. LD. MUH. ALI HABIU, AMts, M.Si                UMAR ODE HASANI, SP, M.Si


Tembusan:
1.  Gubernur Kalimantan Timur di Samarinda,
2.  Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda,
3.  Para Bupati/Wali Kota se-Kalimantan Timur masing-masing di Tempat,
4.  Para Ketua DPRD Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur masing-masing di Tempat,
5.  Bupati Wakatobi di Wangi-Wangi,
6.  Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi di Wangi-Wangi,
7.  Badan Pendiri Pusat Lembaga Forkom KABALI Sultra (sebagai laporan) di Kendari;
8.  Pertinggal.





Lampiran SK Nomor: 20/BP/FORKOM-KABALI-Sultra/IX/2010


SUSUNAN PENGURUS CABANG
LEMBAGA FORKOM KABALI  
KALIMANTAN TIMUR DI SAMARINDA
TAHUN 2010-2015
 



1. DEWAN PELINDUNG:
  1. GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR
  2. DPRD PROVINSI  KALIMANTAN TIMUR
  3. WALI KOTA / BUPATI SE KALIMANTAN TIMUR
  4. KETUA DPRD KABUPATEN/KOTA SEKALIMANTAN TIMUR
  5. BUPATI WAKATOBI
  6. KETUA DPRD KABUPATEN WAKATOBI
  7. BADAN PENGURUS PUSAT LEMBAGA FORKOM KABALI SULAWESI TENGGARA

2. DEWAN PENASEHAT :
  1. H. LA ODE MAUWAHID                          16. LA ODE TAMIMO UNGGUN
  2. H. LA ODE LUQMAN WAHID                   17. LA WUTU
  3. Drs. H. LA BAHASA                               18. LA DELI
  4. Ir. H. LA BIRU,M.Si                              19. MARHASAN
  5. Hj. WA ODE  UMEKA                            20. SUHUDIN
  6. Hj. WA ODE SAMUDA                           21. LA MOANE
  7. Drs. LA MUSA                                     22. Ir. ROHADI
  8. H. LA ODE HAMUNI                             23. H. ABDUL MADJID
  9. MISRAN LA ODE SUKE                          24. LA ODE AU
  10. H. LA ODE MADILAU, S.Sos, M.Sc          25. LA UNGA
  11. H. LA ODE CHAERUDDIN                      26. LA RUNGA DOKE
  12. LA ODE NAFSAHU                               27. H. NURDIN LASTARA
  13. LA TARU                                           28  LA LAMBI
  14. H. LA SAMU, S.Sos                              29. LA  NAO
  15. LA ODE MUHIDIN                               30. LA HUSEN

3. PENGURUS HARIAN :
KETUA UMUM              :  AWALUDDIN MUHAMMAD
Wakil Ketua  1               :  LA ODE RUSDIN UNGA, S.H
Wakil Ketua 2                :  AWALIN INSANI TAYIB
SEKRETARIS UMUM    :  SITI URIANA,SP.
Wakil Sekretaris 1           :  WA ODE SARIATI, S.E
Wakil Sekretaris 2           :  WA ODE IDA YATI, S.E
BENDAHARA UMUM     :  ODIE  ANTONI



4.  D E V IS I – D E V I S I :
A.     DEVISI HUMAS :
  1. LA ODE SAIDA
  2. LA ODE ALIADIN
  3. BAIT HARIKA BIN LA ODE HAMUNI, S.E
  4. LA ODE HAMBRIK SUARBATHIN, A.Md
  5. WELLY RUMAMBI
  6. ANWAR RUMAMBI, A.Md
  7. ERWIN BAMBANG BIN LA ODE NASIMU
  8. Drs. LA ODE TORKI BRAHMANA PUTRA, M.M
  9. LA DEBY ATOBA, A.Md
  10. ASRI BINTI MARHASAN
  11. MOHAMMAD ASNI BIN LA ODE AU
  12. RUDI HUSEN BIN LA HUSEN, A.Md
  13. Ir. ISRAN H. HAMZAH, M.T
  14. ILHAM BIN LA ODE INTAN
B.     DEVISI PELESTARIAN SENI-BUDAYA, ADAT ISTIADAT DAN TRADISI :
  1. LA ODE SULAIMAN
  2. Hj. WA ODE ASNIA WAHID
  3. LA ODE ARSAL KASIR, S.H
  4. LA ODE UNGGUN TIARA
  5. LA ODE ALI DAMANI
  6. LA ODE APE
  7. ARIFIAN WIJAYA LANA PUTRA BIN H. LA BURI
  8. LA ODE TAUFIK HIDAYAT
  9. LA ODE MBENA, A.Md
  10. MAYA SARI OKTAVIA, S.KOM
  11. TRIMAN BIN LA DELI, S.H
  12. SONI BIN LA LAMBI
  13. MUHAMMAD WAHYU BIN LA LAMBI
C.     DEVISI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN :
  1. LA BIA
  2. ERLA PURWANIBA BINTI H. LA BAHASA, S.Pd
  3. LA ODE IDI, S.Pd
  4. MULYANTO BIN LA ODE LUKMAN WAHID, S.Kom
  5. FATMAWATI BINTI H. LA ODE BIRU, ST, DI. It
  6. RAHMAWATI BINTI H. LA ODE BIRU, S.E, MSA, Ak
  7. WA ODE LIYANI, S.Pd
  8. LA ODE MAHDINI, S.Pd
  9. WA ODE LINA, S.Pd
  10. ERNI BIN LA ODE DIRI, S.Hi
D.    DEVISI KESEHATAN :
  1. dr. PUSPA SARI OKTAVIA
  2. dr.  HERI WARDANA BIN H. ANDUL MADJIID
  3. YULI ASTUTI BINTI H. MURDIN LASTARA, A.MkEs
  4. RIYANTI BINTI LA NDOKE, A.Mkes
  5. WA ODE HAMELKA YULIANTI, A.Mkes
  1. NURHAYATI BINTI LA HUSEN, A.MkEs
  2. NUR RUSLIANA BINTI LA ODE RUSDIN UNGA, A.Md, Kes
  3. Drs. LA ANURU
  4. ALI MUSTAFA BIN LA ODE INTAN, A.Mkes
  5. LISNA MELINA BINTI H. LA ODE LUKMAN WAHID, A.Mkes
  6. NANA BINTI LA ASA, A.Mkes


    DITETAPKAN      :  DI KENDARI
    PADA TANGGAL  : 18 September 2010
   ----------------------------------------------


BADAN PENGURUS PUSAT
LEMBAGA FORKOM KABALI
SULAWESI TENGGARA



                          K E T U A,                                              SEKRETARIS,

                          ttd                                                              ttd

 
      Ir. LD. MUH. ALI HABIU, AMts, M.Si               UMAR ODE HASANI, SP, M.Si