KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Sabtu, 08 Januari 2011

MACAM MACAM NAMA LAWANG (PINTU MASUK) BENTENG KERATON LIYA

 Oleh : Ali Habiu


Rupanya dalam mempertahankan sebuah kota pertahanan yang diselimuti oleh sekeling benteng-benteng dari pasangan batu yang kokoh dengan tebal antara 1,50 meter sampai 2,00 meter tidaklah mudah, namun harus pula dipikirkan bagaimana cara membuat pintu-pintu masuk atau lawa atau lawang sehingga para sanggila atau perusuh/musuh yang ingin menyerang pemukiman raja di dalam benteng tidak mudah tembus begitu saja karena disetiap pintu terdapat kota pertahanan dilengkapi dengan meriam portugis juga berbagai ilmu kekuatan ghaib. Pada pintu lawang raja memerintahkan ahlinya untuk memasang kekuatan ghaib sehingga para musuh atau perompak yang hendak menyerang kota pemukiman dalam benteng keraton Liya ketika memasuki lawang tersebut langsung nyalainya mengkeruk hilang dan rasa takut menyelimuti orang yang masuk pintu lawang tersebut, termasuk juga ilmu kebal dan kelakilakiannya akan musnah. Begitulah dasyatnya kekuatan ghaib yang dipasang di dalam pintu setiap lawang di benteng Keraton Liya, sehingga bagi masyarakat yang ingin meninggalkan kota dalam keraton Liya harus melalui pintu kecil di samping benteng supaya tek kena ilmu ghaib tersebut. Jika Raja Liya akan keluar benteng baik dalam keadaan biasa maupun untuk berperang maka dia akan makanu atau berlembaga kebatinan di tengah-tengah pintu lawang tersebut dan barulah ada tanda isyarat dalam bathin yang baik maka Raja boleh meninggalkan kota dalam lingkungan keraton Liya. 

Inilah Pintu Utama Benteng Keraton Liya Pada Lapis Kedua
Yakni Lawa Baringi. Sayangnya Bangunan Lawa Sudah
Tak tanpak Lagi Akibat Telah Rubuh/Rusak. Didepan
Pintu Lawa Baringi Ini Terdapat Dua Buah Batu Ajaib
Dinamakan Batu Laki-Laki dan Batu Perempuan
Sampai Saat Ini Kedua Batu Ini Sering Keluarkan Suara
Seperti Suara Laki-laki dan Perempaun.

Setiap pintu lawang akan dijaga oleh para prajurit orang-orang mosega Liya dari pasukan meantu'u solodhadhu atau dari pasukan perang Raja Liya sehingga musih memang tidaklah mudah memasuki istana raja Liya.
Adapun nama-nama Lawang yang terdapat didalam lingkungan benteng keraton Liya mulai dari lapis benteng kedua dan lapis benteng ke satu sebagai berikut :
  1. Lawa Baringi di Kareke
  2. Lawa Woru di Woru
  3. Lawa Tamba'a di Bisitio (lapis benteng ke dua)
  4. Lawa Re'a di Re'a
  5. Lawa Bisitio di Bisitio (lapis benteng ke satu)
  6. Lawa Wote'a di Wote'a
  7. La Timi di Timi (lapis benteng ke satu)
  8. Lawa Timi Wawo di Timi (lapis benteng kedua)
  9. Lawa Ewatu di Ewatu
  10. Lawa Balalaoni di Balalaoni
  11. Lawa Godo do Salamawi (lapis benteng ke dua)
  12. Lawa Puru di Laro Togo (lapis benteng ke dua)
  13. Lawa Laro Togo di Laro Togo (lapis benteng ke satu)
  14. Lawa Linou (lawa rahasia) di Balalaoni (lapis benteng ke dua)
  15. Lawa Linou (lawa rahasia) di Ewu la'a (lapis benteng ke dua) 
Lawa Laro Togo Sebagai Pintu Utama 
Pada Lapis Benteng Kesatu

Hanya patut disayangkan bahwa hampir semua Lawang yang terdapat di benteng lapis kedua telah musnah atau rusak tanpa di rehabilitasi selama ini termasuk jejak benteng atau bangunan lawang juga batunya telah diambil oleh masyarakat untuk bahan ramuan rumah. Namun demikian lokasi-lokasi serta nama-nama lawang tersebut masih bisa diingat dan diketahui tempatnya secara jelas.  Sedangkan pada lapis benteng ke tiga yang terletak diperbatasan Mandati dengan Liya sama sekali tidak memiliki bangunan Lawang akan tetapi tetap terdapat pintu masuk yang dibuat sedemikian rupa sehingga setiap orang asing yang melewati pintu-pintu tersebut akan tanpa sengaja menginjakkan kakinya pada sebuah batu datar dan langsung berbunyi melenting seperti bunyi gong dan kedengaran sampai penjaga pada lawang lapis  benteng pertama. Itulah bentuk pintu-pintu strategis yang dipasang oleh Raja Liya membuat semua musuh atau sanggila kewalahan dalam memasuki istana raja yang terdapat dalam lapis benteng pertama. Begitulah strategi Raja Liya dalam mengamankan wilayah pemerintahannya dimana pada pintu masuk benteng lapis ke tiga secara ghaib pada malam hari sering muncul sinar terang dari dalam benteng menerangi sekelilingnya. Kekuatan cahaya itu merupakan bahan ghaib yang ditanam pada perbatasan tertentu dan bila ada orang berniat jahat maka secara otomatis akan keluar sinar terang dari dalam bumi di sekitar pintu pada benteng lapis ke tiga. Demikian juga pada pintu utama atau lawang utama benteng keraton Liya yang terdapat pada lapis benteng kedua yakni di Lawa Baringi dipasang dua buah batu ghaib yakni batu laki-laki dan batu perempuan sebagai penjaga pintu sehingga kedua batu ini setiap harinya akan sahut menyahut tak henti-hentinya ibarat ada orang berdiskusi pas di depan pintu lawang banringi terebut. Itulah kelebihan-kelebihan orang-orang tua kita terdahulu luar biasa strategi pertahanan yang mereka ciptakan serta penggunaan ilmu ghaib yang amat ampuh sepanjang zaman. Rasa-rasanya untuk kehidupan kita saat ini amat muskil kita sudah tidak lagi memiliki kekuatan-kekuatan ghaib tersebut.****