KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Selasa, 03 Mei 2011

BUDAYA WAKATOBI TERANCAM..!?

 OLEH : SUMIMAN UDU





KENDARINEWS - Kendari, Provinsi  Sultra memiliki keragaman budaya. Apabila tidak dikelola dengan baik,  akan berpotensi disintegrasi yang dapat mengganggu kesejukan dan kedamaian hidup masyarakat  masa mendatang.  Di Sultra terdapat beberapa etnis dan budaya yang besar, seperti Buton, Muna, Tolaki, Bugis dan Bajo

''Keragaman etnis ini harus ditangani dengan baik, sebagai  aset daerah yang menjadi sumber pendapatan daerah,''  kata Direktur Eksekutif Pusat Studi Wakatobi, Sumiman Udu, S.Pd., M.Hum, kepada koran ini

Menurut dia,  budaya yang berbeda-beda di Sultra terutama di Wakatobi akan menjadi potensi dalam pengembangan pariwisata daerah. Selain  pariwisata alam Sultra yang juga sangat eskotik, Wakatobi juga kaya dengan potensi budaya koreografi tarian, musik lariangi dan kostum lariangi.


 TARI LARIANGI DALAM PENELITIAN
BANGSA BARAT

"Kalau kita membaca buku berjudul Kearifan Lokal Suku Bangsa-Suku Bangsa di Sulawesi Tenggara, akan terlihat betapa besar potensi budaya, mulai potensi budaya masyarakat Landawe di Konawe Utara, sampai dengan masyarakat Cia-Cia di Selatan Pulau Binongko. Dari masyarakat Runduma di Timur sampai masyarakat Sagori di Barat, semua itu memiliki potensi budaya yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai kekuatan ekonomi  akan datang," ujarnya

Ditambahkan, kesuksesan Pemerintah Kabupaten Wakatobi dalam membangun tidak dapat dipungkiri, tetapi keterlibatan masyarakat dalam proyek pariwisata masih sangat minim. Rendahnya partisipasi masyarakat  karena pariwisata masih baru bagi mereka, tidak punya skill mengolah kebudayaan sebagai aset dalam industri pariwisata.
  
 Menurut pandangan penulis Buku "Perempuan Dalam Kabanti" katanya,  merupakan hal baru dalam masyarakat Wakatobi, tetapi pelan-pelan  akan menyesuaikan diri. Terbukti  sudah ada yang terlibat  dalam bisnis pariwisata. Bahkan  mulai tampak keterlibatan  dalam pariwisata budaya, walaupun belum maksimal

Mahasiswa S3 Ilmu Budaya UGM itu  merasa prihatin dengan keadaan budaya Sultra. Saat ini, semua negara mempersiapkan diri menata kebudayaan sendiri. Justru Indonesia  malahan membiarkan tercecer, sehingga  memberi kesempatan kepada bangsa lain untuk meneliti kekayaan budaya

Masalah itu  dikarenakan kontrol yang lemah. Lebih menyedihkan lagi karena kurangnya perhatian dari pemerintah, seperti kasus Korea yang menulis bahasa Cia-Cia dengan aksara Korea (aksara Hangeul), penelitian Lariangi di Kaledupa oleh Malaysia, serta beberapa penelitian naskah-naskah Buton yang dilakukan  perpustakaan Inggris. Semua itu akan berdampak pada masa depan kebudayaan Sultra
  
"Memang kita tidak boleh tertutup di saat keterbukaan media seperti ini, tetapi apakah kita sudah siap ketika ide-ide dalam tradisi kebudayaan kita diambil  orang luar dan dipatenkan? Jangan-jangan koreografi Lariangi, musik lariangi, kostum lariangi belum ada yang dipatenkan, sehingga bernasib  seperti reog ponorogo,'' katanya

Kemungkinan  ancaman bisa diatasi  dengan membangkitkan rasa  mencintai budaya daerah agar  identitas bisa  dipertahankan di era globalisasi.      Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unhalu, menilai  generasi muda di Bumi Anoa kurang mencintai budaya sendiri. Mereka lebih bangga mengenal budaya orang lain di banding mengenal budaya daerahnya
  
Di sisi  lain, memang kebijakan tentang kebudayaan belum menjanjikan untuk digeluti generasi muda. Butuh sentuhan yang dapat mengubah potensi budaya untuk dapat bernilai ekonomis, misalnya penelitian untuk menemukan pola ornament kebudayan Sultra.   (p2)****

SUMBER :
http"//www.pusatstudiwakatobi.blogspot.com



Minggu, 01 Mei 2011

REVITALISASI KAWASAN BENTENG KERATON LIYA AKHIR APRIL 2011 SUDAH MULAI DIKERJAKAN

OLEH : ALI HABIU


Ketua Umum Lembaga KabaLi Indonesia



Baru-baru ini tepatnya pada hari Rabu, tanggal 27 April 2011Tim dari Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum telah tiba di kepulauan Wangi-Wangi dengan menupangi pesawat jenis focker dari maskapai Express Air langsung dari Makassar setelah semalam sebelumnya mengingap di hotel sahid Makassar dari perjalanan Jakarta. Tim ini diketuai oleh IR. IFIANTARA SEPTRIMAN NASUTION,M.Eng.Sc SEBAGAI KEPALA SATUA KERJA PENGEMBANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN STRATEGIS DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM ditemani oleh 5 orang staf ahli dan 3 orang konsultan perencana, 1 orang konsultan supervisi dan 2 orang Kontraktor, 4 orang staf teknik Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara serta Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi KabaLi-Indonesia.

Seluruh Tim beserta rombongan langsung menuju Resort Patuno untuk mengingap dan mengatur bahan-bahan untuk presentase Seminar PBL dalam mendukung Sail Wakatobi 2011 ini.
Pada hari Kamis tanggal 28 April 2011 Tim mengadakan acara Seminar di Aula Rapat kantor Bupati kabupaten Wakatobi yang di hadiri oleh para kepala SKPD atau yang mewakili dan dipimpin oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi. Pada hari Jumat tanggal 29 April 2011 mulai jam 11.00 WIT, Tim Konsultasn Supervisi bersama Tim Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana Pekerjaan Revitalisasi kawasan benteng Keraton Liya mulai mengadakan investigasi dan pengukuran lapangan dimana letak lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan seperti : 13 buah Pintu Lawa, 1 buah Baruga, 1 buah Lapangan belakang Mesjid Agung Keraton Liya, Jalan setapak Kolektor dari bahan paving blok sepanjang 600 meter melingkar mesjid Agung Keraton Liya, jalan penghubung pemandian Kohondao sepanjang 600 meter dari pahan paving blok dengan pariasi pablic  services, 1 buah Pasenggrahan Pusat Pelatihan Seni Budaya KabaLi Indonesia, dan Jalan setapak kolektor dari bahan paving blok desa Timi sepanjang 300 meter.

Jadual pelaksanaan kegiatan proyek ini hanya diberi waktu selama 90 hari kelender harus sudah selesai sekitar awal minggu pertama Agustus 2011 mendatang. Peralatan kontraktor pelaksanan di Liya sudah nampak seperti terdapat 2 buah Dump Truck, 2 buah Mesin Molen, 1 set Genset dan peralatan lain, sedangkan tenaga kerja sudah full di kontrakkan dalam sebuah rumah didusun Ewulaa Keraton Liya. Jadual ini sesuai dengan skedul Sail Wakatobi sebagaimana data ini : *)

Here is a list of some of the events and activities being planned for Sail Wakatobi 2011:

  • APKASI Seminar
  • Coral Triangle Initiative (CTI) Costal Mayors Roundtable Meeting
  • Aeromodelling Event
  • Youth Movement Beach & Sea Clean Up Events
  • Underwater Photography Competition
  • Naval Voluntary Social Event
  • 1000 Bikes Wakatobi Tour
  • Internatioanl Environmental Film Festival
  • Wakatobi Photo Exhibition
  • Sail Wakatobi-Belitong Opening Ceremony
  • Yacht Rally
  • Official Opening Ceremony for the ‘School for Marine Protected Area Management’
  • Local Arts and Cultural Festival
  • 17th August Independance Day underwater ceremony
  • Underwater Wedding
  • Watersports and Activities Competition

Beberapa pekerjaan yang akan direvitalisasi seperti gambar dibawah ini :

Baruga di Rehab Total dan Lapangan di Timbun+Pagar Batu

Lawa Dibangun 13 buah

Lingga di Pagar Besi

Yoni di Pagar Besi (model ini dirombak)


Pesan Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata kabupaten Wakatobi kepada Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi KabaLI Indonesia bahwa minta di sampaikan kepada seluruh masyarakat Liya khususnya yang bermukim dalam kawasan Benteng Keraton Liya untuk bersama-sama bahu-membahu secara partisipatif untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan ini sehingga waktu pelaksanaan dapat tercapai sebagaimana yang ditetapkan. Jika pekerjaan Revitalisasi Benteng Keraton Liya ini mendapat resfonsibilitas  baik dari masyarakat maka tahun 2012 akan turun lagi kegiatan lebih besar berupa  :kegiatan : perbaikan seluruh inprastruktur obyek parawisata seperti Uwe Mo'ori, Uwe Kohondao, Uwe Tamba'a, Pembungan 1 buah Pusat Informasi Kebudayaan KabaLI Indonesia, 1 buah Pembangunan Kantor sanggar KabaLi, 1 buah Pembangunan Pusat penelitian dan Pengembangan Sejarah Budaya Liya, jalan setapak kolektor dari paving block sepanjang 2.000 meter, dan fasilitas public services dengan accesorisnya.

Melalui media web blog ini dihimbau kepada siapapun yang meng-update atau meng-brouwser supaya dapat menyebarluaskan informasi ini kepada seluruh masyarakat Liya dimanapun untuk dapat diketahui sebagaimana mestinya. Selamat buat masyarakat Liya.... kini negerimu sudah mulai di jamah oleh sentuhan pembangunan dari pemerintah berkat kerja keras segenap pengurus besar Lembaga Forum Komunikasi KabaLi Indonesia. Jangan lupa marilah kita sama berdoa panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas berkah dan hidayahnya, cita-cita kita semua dapat dipenuhi selangkah ini. amin. "Selamat buat kalian semua" !? Salam perjuangan*****

Sumber :  
http://www.patunoresortwakatobi.com/Sail-Wakatobi-2011.html

Sabtu, 30 April 2011

KUBURAN TALO-TALO ASLI MASIH DIRAHASIAKAN

Oleh : Ali Habiu



Kuburan Raja Talo-Talo yang ada saat ini dalam kompleks pekuburan Raja-Raja Liya yang berada dibelakang Mesjid Keraton Liya adalah Imitasi alias bukan asli. Kuburan yang ada saat ini yang dibatu nisan tertulis Raja Liya Talo-Talo dengan gambar seorang yang sedang pegang pedang terhunus adalah merupakan kuburan anak kandung Talo-Talo beserta pengasuhnya yang ditanam hidup-hidup. Anak kandung Talo-Talo tersebut diperkirakan baru berusia 2,5 tahun yang digendong oleh pengasuhnya ketika itu menaiki tangga rumah lantas tanpa disengaja ada sebuah Tombak yang dipasang atau disimpang disamping pintu tangga bagian atas terjatuh lalu terhempas kena batok kepala anak tersebut dan meninggal. Sangkin menyesalnya pengasuh anak seorang Raja yang sakti ini lalu diapun minta kepada Talo-Talo jika anak tersebut di kuburkan hendaknya diapun ditanam hidup-hidup sebagai pertanda kesetiannya kepada sang Raja yang penuh pengabdian karena telah lalai menjaga seorang anak bayi pewaris raja. Kisah ini diungkapkan secara medium supranatural melalui konsultasi metafisis Talo-Talo dengan penulis, ketika penulis sedang memakai topi kebesaran Talo-Talo pada tanggal 20 Maret 2010 lalu.
Adapun kuburan Talo-Talo yang asli sedang dalam perlindungan Rahasia dan sesuai dengan perintah Talo-Talo kepada penulis untuk membuktikan kebenaran informasi media metafisis ini, maka pada Hari Kamis tanggal 21 Maret 2010, penulis sengaja pada pagi hari sekitar jam 07.30 menuju ke kawasan Keraton Liya langsung mencari Kuburan Talo-Talo asli dan alhamdulillah mendapatkannya. Kuburan ini kelihatannya sudah ratusan tahun tidak dijamah oleh manusia sehingga nampak bagian kuburan sudah terbenam kedalam tanah dengan batu nisan yang terbuat dari batuan sakarlik juga sudah sangat tua tanpa ada sentuhan jemari manusia yang menjamahnya. Dalam dialog tersebut Talo-Talo  mengatakan bahwa sengaja dia sembunyikan kuburannya dan hanya orang-orang tertentu saja yang tau sebab dia amat sakti dan takut kuburannya jadi sesembahan atau tempat penyembahan masyarakat Liya  ketika itu sehingga membuat ketidaktenangan dia dialam sana. Dia amat ketahui struktur sosial masyarakat Liya yang masih sangat percaya dan hormat dengan rajanya.
Inilah pesan Talo-Talo dalam beberapa hasil dialog metafisis tersebut :

"HAI ANAK-ANAKKU PEWARIS NEGERI LIYA MULAI SEKARANG BANGKITLAH BANGUN DAN KEMBANGKAN KEBUDAYAAN LELUHURMU"... 
"KINI ZAMAN SUDAH TIBA SAATNYA UNTUK MEMBANGUN NEGERIMU...LIYA !."  
"BANGKITLAH MELALUI WADAH FORKOM KABALI SEBAB DISITU ADA SAYA MELINDUNGIMU, MEJAGAMU bagi SEMUA YANG MAU MEMBANGUN NEGERI LIYA UNTUK MENGENANG HASIL-HASIL PERJUANGAN KAMI DI MASA LALU ITU...." 
"JANGAN KAMU TAKUT UNTUK BANGKIT..., SEBAB AKU ADA BERSAMAMU...."


Namun demikian walaupun kebesaran Raja Talo-Talo pada zamannya sangat diagungkan., namun tidak ada satupun naskah sejarah Liya yang kita jumpai saat ini menkisahkan secara lengkap perjalanan Talo-Talo ini, termasuk di dalamnya kapan mulai dia berkuasa sebagai Raja LIya dan dari mana asal muasal sebenarnya Talo-Talo tersebut. Sebagian para ahli sejarah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Talo-Talo itu adalah Karta Negara sebagai Raja Majapahit yang mengtasingkan diri ke Liya. Masih diperlukan penelitian sejarah lebih lanjut untuk membuktikan hal ini semua. ****