Oleh
: Humas Kabali Indonesia
Bupati Wakatobi H.Arhawi,SE - Ilmiati Daud,M.Si
1.
PERMASALAHAN
Berdasarkan
potensi sumber daya alam baik di darat maupun di laut dan potensi social ekonomi
yang telah terbangun selama 10 tahun dibawah kendali pemerintahan Hugua, maka
permasalahan pokok yang dihadapi oleh pemerintahan baru dibawah nakhoda
H.Arhawi,SE – Ilmiati Daud,SE.,M.Si saat ini adalah bagaimana mengembangkan
potensi yang ada melali inovasi yang dapat meningkatkan nilai tambah sumber
daya alam dengan mengembangkan kawasan strategi sebagai pusat pertumbuhan baru
dan kemudian pengembangan potensi sosial ekonomi masyarakat melalui palayanan
pemerintahan yang mempermudah masyarakat wakatobi berpartisipasi dalam
pembangunan kedepan.
Saat ini potensi sumber daya
kemaritiman, pengembangan industri pariwisata (wisata alam, wisata budaya, wisata cagar budaya, wisata kuliner dan wisata kemaritiman) dan pertanian dalam artian luas
cukup tersedia, khususnya perikanan. Potensi perikanan yang ada selama ini
sebagian besar belum diberdayakan dengan baik. Hasil-hasil laut sebagian besar
diantar pulaukan atau diekspor secara tidak langsung dalam bentuk bahan baku
dengan nilai yang sangat rendah. Kegiatan
semacam ini bukan saja merugikan secara financial para nelayan kita, tetapi
juga secara ekonomi kita kehilangan nilai tambah, tidak dapat terciptanya
lapangan kerja serta tidak berkembangnya penguasaan tehnologi pengelolaan. Hal
inilah yang menyebabkan terhambatnya pengembangan kualitas sumberdaya manusia
dan kesejahteraan masyarakat kita yang dialami selama 10 tahun ini. Selain itu
kita juga diperhadapkan dengan masih kurangnya hasil tangkapan perikanan dan
pengawasan sumber daya perikanan, keterbatasan secara prasarana berdampak belum
optimalnya hasil perikanan yang nota bene dapat memberikan konstribusi besar
terhadap pendapatan asli daerah wakatobi.
Keterbatasan potensi sekor pertanian
(tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), belum mencukupi kebutuhan pangan
masyarakat wakatobi. Hal ini harus diatasi dengan intensifikasi, gerakan
budidaya komoditi pangan lokal dan priritas komoditi ekonomi sebagai sumber
pendapatan rakyat.
Potensi pengembangan industrI pariwisata
kabupaten wakatobi dengan segala sumber daya yang dimiliki hinggan saat ini belumlah
sepenuhnya memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, karena berbagai
permasalahan yang dihadapi, antara lain keterbatasan sumber daya manusia,
keterbatasan sarana da pasaranan dan perspektif pemasaran yang masih umum.
Diversifikasi usaha yang terbatas
sebagai akibat dari kurangnya keterampilan dan inovasi masyarakat dalam
memanfaatkan potensi lokal khususnya dibidang pariwisata budaya, pariwisata cagar budaya (benteng), pariwisata alam (sunset, gua-gua, fishing dlsb) dan pariwisata kuliner perikanan dan
kelautan juga termasuk masih merupakan permasalahan berat yang dihadapi oleh
pemerintahan wakatobi kedepan.
Permasalahan lain adalah belum
optimalnya pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan (inherent
situs-situs cagar budaya), kualitas dan daya dukung infrastruktur wilayah yang
belum memadai, cakupan dan kualitas pendidikan dan kesehatan juga belum
memadai.
Peningkatan daya beli masyarakat
masih ditemukan berbagai permasalahan yakni belum efisien dan efektipnya system
distribusi, belum memadainya sarana dan prasarana perdagangan, belum
tersedianya sistem informasi harga yang diterbitkan oleh pemerintah daerah, belum
lancarnya permintaan dan pasokan barang ditingkat produsen dan konsumen
terutama utk bahan pokok bagi kebutuhan masyarakat wakatobi.
Pelayanan pemerintahan selama ini,
harus diakui bahwa belum sepenuhnya memberikan pelayana prima terhadap
masyarakat, karena kurangnya kompotensi dan profesionalisme aparat pelayanan
masyarakat yang kita alami selama 10 tahun ini, sehingga pemerintah baru kedepan
diperlukan pelayanan publik yang bermutu dan penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dengan memperkuat sistem kelembagaan pemerintah daerah, meningkatkan potensi
sumber daya manusia kelembagaan agar menghasilkan palayanan pemerintahan yang
prima bagi masyarakat guna mempermudah masyarakat mendapatkan kesejahteraannya.
Selain permasalahan yang disebutkan
di atas, permasalahan lain adalah berkaitan dengan pengembangan nilai tambah
sumber daya alam dan penggalian sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru perlu
digalakkan dengan memiliki daya saing global dan jangka panjang. Salah satu
sumber pertumbuhan ekonomi baru yang mempunyai peluang untuk dikembangkan
adalah sumber daya kelautan. Bidang kelautan yang mencakup perhubungan laut,
perikanan, pariwisata, industrI maritime, bangunan laut dan jasa kelautan.
Dalam era
globalisasi, informasi mempunyai nilai ekonomis untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi serta mewujudkan daya saing suatu daerah sehingga mutlak diperlukan
kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan informasi. Beberapa masalah yang
dihadapi oleh pemerintahan baru wakatobi dibawah Bupati Arhawi,SE-Ilmiati
Daud,M.Si adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur telematika; terbatasnya
kemapuan pembiayaan penyedia infrastruktur telematika; dan kurang optimalnya
pemanfaatan infrastruktur alternatif lainnya yang dapat digunakan dalam
mendorong tingkat penetrasi layanan telematika.
Rendahnya kemampuan masyarakat untuk mengakses informasi yang terjadi
saat ini pada akhirnya menimbulkan kesenjangan digital dengan daerah lain.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan
subyek sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejk
kandungan hingga akhir kehidupan.
Pembangunan SDM dapat dilihat dari tiga dimensi, yakni Kualitas,
Kuantitas dan Mobilitas penduduk.
Kualitas SDM membaik antara lain ditandai dengan meningkatnya status
kesehatan dan taraf pendidikan masyarakat.
Namun demikian, kualitas SDM masyarakat Wakatobi selama 10 tahun
berlangsungnya pemerintahan kabupaten dibawah kepemimpinan Hugua, jika dilihat
dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) saat ini terdapat masih rendah, jika dibandingkan dengan IPM daerah lain para
tetangga se Sulawesi Tenggara. Rendahnya
kualitas SDM menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing masyarakat kita
dalam berkompetisi dan ini merupakan hal serius yang harus segera dibenahi oleh
Arhawi,SE – Ilmiati Daud,M.Si dalam menghadapi tantangan tantangan besar di era
globalisai ekonomi ditahun tahun mendatang.
Beberapa permasalahan saat ini yang
akan dihadapi dari sisi pembangunan kesehatan di Kabupaten Wakatobi adalah
masih tingginya angka kematian bayi,
balita dan ibu melahirkan serta tingginya proporsi balita kurang
gizi. Kesenjangan status kesehatan dan
akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah , gender dan kelompok
pendapatan rendah masih terjadi. Ketersediaan, keterjangkauan dan keamanan obat
hingga saat ini dijumpai dilapangan belum terjamin sepenuhnya, sementara jumlah,
penyebaran dan mutu tenaga kesehatan masih juga belum memadai. Dalam hal pembiayaan, sumber pembiayaan
kesehatan juga dijumpai masih sangat terbatas dan alokasi pembiayaan kesehatan
belum optimal. Masih dibutuhkan kerja
keras pemerintahan baru wakatobi untuk segera membenahi semua kesenjangan ini
agar tidak lagi terjadi hal-hal seperti tersebut di atas.
Taraf pendidikan penduduk diukur
dengan angka melek aksara bagi penduduk usia 15 tahun ke atas dari sejumlah
90,37 % pada tahun 2011 meningkat
menjadi 91,35 % pada tahun 2012. Dalam kurun waktu tahun yang sama jumlah
penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah menamatkan pendidikan jenjang SMT/MTs
ke atas meningkat dari semula 16,89 % menjadi 17,28 %. Perbaikan capaian tingkat pendidikan tersebut
didorong oleh meningkatnya angka partisipasi sekolah (APS) atau persentase
penduduk yang bersekolah pada semua kelompok usia. Kondisi ini sesungguhnya belumlah
memadai untuk menghadapi persaingan global. Pemerintah baru wakatobi dibawah
kendali Arhawi,SE – Ilmiati Daud,M.Si harus mampu mengencot kelemahan-kelemahan
ini adalah bagaimana meningkatkan proporsi penduduk yang menyelesaikan
pendidikan dasar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan menurunkan
penduduk buta aksara anpa ada kesenjangan
sebagaimana yang terjadi selama ini. Disamping itu perlu pembenahan
konteksi pendidikan yakni dengan meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan
sehingga dapat mendorong pembangunan secara menyeluruh dalam mengembangkan
kebanggaan daerah yang dimiliki oleh masyarakat kita selama ini yaitu berahlak
mulia dan berketahanan budaya
Kritis
identitas daerah ditandai oleh semakin memudarnya nilai-nilai solidaritas social,
nilai-nilai kekeluargaan, nilai-nilai keramahtamaan sosial. Disamping itu juga
dapat dilihat semakin memudarnya kearifan pengelolaan sumber daya alam dan
semakin memudarnya spirit maritimisme, seperti tradisi membuat kapal,
penguasaan ruang samudra melalui pelayaran.
Demikian pula kebanggaan kita akan jati diri daerah seperti penggunaan
bahasa daerah secara baik dan benar sudah semakin menurun. Identitas daerah
makin meluntur oleh cepatnya pengaruh penyerapan budaya globalisasi, dan semakin
lemahnya instrument pewarisan nilai-nilai lokal. Kondisi ini juga harus segera
dibenahi oleh pemerintahan baru wakatobi agar tidak semakin berdampak buruk
akibat semakin intensifnya para turis asing keluar masuk mengunjungi daerah
kita sebagai turis dengan membawa budaya masing-masing.
(bersambung…)