KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Minggu, 27 Januari 2013

POLEMIK ANTARA LEMBAGA FORUM KOMUNIKASI KABALI INDONESIA DENGAN LEMBAGA BRITISH COUNCIL INGGERIS DI DESA LIYA TOGO WAKATOBI TELAH DIMODERASI OLEH BUPATI WAKATOBI


OLEH : HUMAS KABALI INDONESIA 


Seputar polemik kehadiran Lembaga Internasional di desa Liya Togo yakni British Council Inggeris salah satu LSM yang bergerak dibidang sosial budaya pada kedutaan besar Inggeris di Indonesia yang diperintahkan oleh Hugua sebagai Bupati Wakatobi untuk didampingi oleh Lembaga Greeneration Indonesia pusat Bandung dan Lembaga Sintesa pusat Kendari dalam kegiatan Working Program Project MBM-PB Pariwisata yang berminat membantu desa Liya Togo dalam pemberdayaan masyarakat dibidang Pariwisata. Setelah Lembaga ini datang ke Wakatobi menghadap ke Bupati Wakatobi yakni Ir.Hugua,   selanjutnya British Council Inggeris melalui petugas konsultannya diperintahkan untuk masuk ke Liya Togo dengan terlebih dahulu melapor ke Camat Wangi-Wangi Selatan dan Kepala Desa Liya Togo tanpa berkoordinasi dengan Lembaga Kabali Indonesia, maka keberadaan lembaga tersebut ditolak keras kehadiran mereka di desa Liya Togo dengan alasan lembaga tersebut membuat komunitas baru di luar program kerja Kabali Indonesia yang bisa menimbulkan potensi konflik horizontal antara massa Kabali dengan massa binaan mereka, disamping itu pelaksanaan rekruitmen beberapa pengurus inti Lembaga Kabali Cabang Wakatobi tidak melalui makanisme administratif. Sehubungan dengan hal itu, Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia telah melayangkan surat protes dan penolakan kepada British Council Indonesia yang tindasannya disampaikan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ketua Badan Intelijen Negara dan Direktur Keamanan dan Intelijen Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Akibat dampak administratif surat Lembaga Kabali Indonesia, Bupati Wakatobi sangat ketakutan dalam mempertimbangkan hal ini mengingat bahwa British Council Indonesia adalah Lembaga Internasional dibawah langsung naungan Kedutaan Besar Inggeris dan Ratu Elizabeth dan hal-hal lain yang hanya Hugua yang ketahui.


Oleh karena itu, Hugua sebagai Bupati Wakatobi  telah memanggil pengurus pusat Lembaga Kabali Indonesia di Kendari pada tanggal 17 Januari 2012 untuk diadakan pertemuan mulai pukul 17.30 s/d 21.00 WIT sehubungan dengan surat penolakan kami sebelumnya yang ditujukan kepada British Council Indonesia dan mencari jalan solusi yang terbaik bagi kemajuan masyarakat desa Liya Togo dan sekitarnya. Setelah Kabali menjelaskan berbagai persoalan administratif dan koordinasi di lapangan yang tidak pernah dilakukan dengan intensif oleh para konsultan British Council Indonesia yang ditugaskan di Liya Togo dan Kabali juga menjelaskan pola-pola strategi program kerja selama 3 tahun ini, maka hasil pertemuan antara Pengurus pusat Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia dengan Bupati Wakatobi disepakati sebagai berikut :


1)     Kegiatan British Council Indonesia di dusun Bisitio desa Liya Togo dengan membentuk Pokja/Working Group Proyek MBM-PB bisa menumbuhkan pergeseran sosial antara komunitas bentukan saudara dengan massa Kabali, saudara tidak memikirkan efek domino dan konflik horizontal yang kelak akan ditimbulkan akibat terjadinya pergeseran tersebut  di lapangan. Sebagai solusi yang disepakati dengan Bupati Wakatobi adalah British Council Indonesia segera mereview kembali program kerjanya di desa Liya Togo dengan membentuk baru  Pokja / Working  Group  MBM-PB   masuk   kedalam   internalilsasi  Lembaga   Pengelola Pariwisata Budaya Kabali Indonesia dengan memperkuat SDM para pengurusnya dan sumber daya kelembagaan serta memberi asessement para pengurus yang ada didalamnya. Pokja/Working Group Proyek MBM-PB direkrut dari para pengurus orang-orang Kabali yang akan ditunjuk/ditugaskan secara resmi melalui surat tugas yang diterbitkan oleh Lembaga Pengelola Pariwisata Budaya Kabali Indonesia. Sedangkan peningkatan sumber daya kelembagannya dapat diberikan bantuan berupa sarana gedung kantor dilengkapi dengan fasilitas ruang kerja, meja, kursi, lemari arsip, brangkas, computer dan peralatan IT (internet). Lembaga Pengelola Pariwisata Budaya Kabali Indonesia adalah lembaga otonom berpusat di Liya merupakan ujung tombak dari Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia dibidang pengelolaan pariwisata budaya.

2)  Program kerja Working Group MBM-PB merupakan penjabaran dari program kerja Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia yang telah terpola selama 3 tahun ini, diperdayakan kelompok-kelompok pengrajin tradisional Kabali Indonesia yang telah dibentuk sejak awal tahun 2012 di masing-masing wilayah, seperti : kelompok pengrajin tradisional kabali Benteng Liya (Liya Togo), kelompok pengrajin tradisional kabali Sempo, kelompok pengrajin tradisional kabali Liya Mawi dan kelompok pengrajin tradisonal kabali One Melangka. Kelompok-kelompok pengrajin tradisional tersebut memiliki sub kelompok pengrajin tradisional, antara lain : pengrajin tenung sarung, pengrajin anyaman daun pandang dan bambu, pengrajin pandai besi, pengrajin pandai perak dan emas, disamping olah makanan ringan (stik) dari agar-agar/rumput laut, kerang laut, ikan dlsb.

3)   Demikian pula Program Kerja Working Group MBM-PB, diperdayakan semua potensi seni tari tradisional dan seni atraksi tradisional Kabali Indonesia yang tergabung dalam Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia. Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia pusat Liya merupakan pusat pengelolaan seni budaya tradisional Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia yang terdiri dari akumulasi semua sanggar-sanggar seni tari tradisional dan seni atraksi tradisional yang terdapat di semua dusun dalam desa Liya Togo, Desa Sempo, Desa Lagundi, Desa Liya Mawi dan Desa One Melangka. Pusat Pelatihan Seni Budaya Kabali Indonesia terdapat di lokasi Kohondao berupa sebuah bangunan gedung permanen ukuran 6 x 10 m2 yang diberi nama Pasanggrahan Pusat Pelatihan Seni Budaya Kabali Indonesia. Gedung ini merupakan bantuan dari Direktur Jenderal Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2011. Seni tari tradisional kabali Indonesia meliputi : Lariangi Kareke, Lariangi Bisitio, Lariangi Efulaa, Lariangi Seru, Lariangi Lagundi, Kenta-kenta, Honari Womine, Honari Samba, Honari Banda, Ngifii, Honari Mosega, Honari Tamburu, Honari Hangsu, Dasar Honari Mosega  dlsb. Sedangkan seni atraksi tradisional kabali, meliputi : Posepa’a, Semba Aee, Semba Wemba, Mansa’a Liya, Kabala Ahu, Kabala Watu, Kabala Winaka dlsb.

4)   Untuk anggota-anggota Kabali yang akan duduk menjadi anggota WG dan GG proyek adalah juga direkrut dari para pengurus Lembaga Pengelola Pariwisata Budaya Kabali Indonesia dengan harapan agar kedepan pelaksanaan manajemen pengelolaan pariwisata berbasis kerakyatan dan kemasyarakatan di desa  wisata Liya Togo dan sekitarnya  dapat  berjalan  dengan  baik sebagaimana patron client program umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia yang sudah terpola selama ini di wilayah tersebut.

5)  Seluruh rekruitmen personalia organisasi atau lembaga yang akan dilibatkan atau dipakai dalam  Working Group MBM-PB, WG dan GG harus melalui permintaan resmi secara surat-menyurat yang ditujukan kepada Lembaga Pengelola Pariwisata Budaya Kabali Indonesia dengan tindasan ditujukan kepada Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia dan Ketua Cabang Wakatobi Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia. Berdasarkan permintaan personalia, Lembaga Pengelola Pariwisata Budaya Kabali Indonesia akan segera melakaukan koordinasi internal kelembagaan  dan   segera  mengeluarkan   surat tugas  kepada  personalia-personalia  dan/atau  para pengurus yang ditunjuk sehingga secara organisasional bisa dijamin kepastian hukum dan hak azasi manusianya.

6)    Agar supaya kerja sama bisa terjalin harmonis dan mutual understanding, diharapkan  pelaksanaan program kerja British Council Indonesia di desa Liya Togo setiap bulan atau setiap priodik dilaporkan kepada Pengurus Pusat Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia di Kendari untuk menjadi bahan kajian, evaluasi dan koordinasi. Berdasarkan laporan tersebut, devisi program kerja organisasi pusat Kabali yang terdiri dari para pakar/para ahli multi disipliner akan selalu mengadakan diskusi-diskusi intensif dan proaktif dalam rangka mendukung program kerja British Council Indonesia di desa Liya Togo.

Hugua menjamin tidak akan ada kegiatan British Council Indonesia di dusun Bisitio desa Liya Togo sebelum Direktur British Council Indonesia dan/atau konsultan yang ditunjuk menemui Lembaga Kabali Indonesia untuk membicarakan program kerja bersama. Direktur British Council Indonesia juga menjamin bahwa mulai saat ini aktivitas mereka bersama Kabali tidak akan lagi melibatkan LSM-LSM luar seperti LSM Greeneration Indonesia pusat Bandung (kerja sama WWF Wakatobi), LSM Sintesa pusat Kendari (LSM Milik Hugua) selain petugas resmi organisasi mereka. Setelah pertemuan antara Pengurus Pusat Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia di rumah kediaman Ir.Hugua di Kendari, selanjutnya Bupati akan terbang ke jakarta untuk menemui Direktur British Council Indonesia dan Kedutaan Besar Inggeris untuk menjelaskan duduk persoalan sebenarnya di lapangan. Kabali memandang bahwa kedepan di wilayah Wakatobi tidak perlu terjadi hal semacam ini jika Bupatinya tidak memandang remeh temeh keberadaan organisasi - organisasi LSM lokal disana. Kita lihat saja ; apakah Hugua konsisten dengan komitmen bersama atau tidak----jika tidak maka harga mati, British Council Indonesia tidak diperlukan oleh masyarakat Liya ! ****