KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Jumat, 19 Desember 2014

MOHON PERHATIAN PEMERINTAH PUSAT, "PAKET WISATA BUDAYA DI DESA WISATA LIYA TOGO MATI SURI"



OLEH : HUMAS KABALI INDONESIA


Sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Hugua sebagai Bupati Wakatobi pada pertemuan pengurus pusat Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia tanggal 22 Desember 2012 dengan Bupati Wakatobi dan para staf ahlinya di ruang kerja Bupati Wakatobi,  bahwa pengelolaan industri pariwisata desa Wisata Liya Togo dikelolah sendiri oleh masyarakat lokal, maka kami telah merespon perintah tersebut dan mendirikan Lembaga Pengelola Pariwisata Budaya Kabali Indonesia dengan membentuk kepengurusan dan memodali usaha dengan melibatkan hampir 100 % masyarakat lokal yang bermukim dikawasan Benteng Liya Togo serta telah menyusun Liflet Wisata Budaya serta manajemen pengelolaannya. Sayang sekali setelah kami bentuk Lembaga Pengelola Wisata ini serta setelah kami serahkan Liflet paket-paket Wisata Budaya di Desa Wisata Liya Togo sampai hari ini tidak pernah lagi pemerintah daerah melalui SKPD Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mau melibatkan lembaga ini untuk mengelola berbagai wisata budaya saat para turis manca negara berkunjung ke Wakatobi (Hoga dan Onebaa) dan mampir di pulau wangi-wangi.












Hal ini diperburuk lagi bahwa semua Liflet paket informasi wisata dan paket wisata Benteng Liya yang telah kami serahkan ke pemerintah daerah Wakatobi yang dijanjikan akan diperbanyak dicetak ofset dan dipromosikan ke manca negara ternyata hanya isapan jempol belaka. Kenyataan bahwa paket program wisata budaya Kabali Indonesia telah diadopsi menjadi cultural visit pachage  yang menjadi salah satu paket baru dimanajemen Patuno Resort milik Hugua dkk. Dan sejak tahun 2013 hingga saat ini semua kegiatan-kegiatan budaya di wilayah desa wisata Liya Togo telah diambil alih oleh manajemen Paturo Resort kerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten Wakatobi, tidak lagi diserahkan secara penuh kepada masyarakat Liya melalui Lembaga Pengelola pariwisata Budaya Kabali Indonesia.

Kini semua komponen yang berhubungan dengan manajemen pengelolaan wisata budaya milik lembaga pengelola wisata budaya kabali indonesia telah mati suri, mulai dari pranata sisten seni budayanya sampai dengan kelompok industri kerajinan rakyat seperti industri tenung sarung tradisional, industri pembuatan anyaman tikar, industri pengrajin perak, besi, tembaga, industri krupuk dari rumput laut, ikan karang dlsb.







Mohon bantuan bapak Presiden Joko Widodo agar industri seni budaya tradisional milik masyarakat Liya dapat kembali hidup juga industri  para pengrajin tradisional dapat kembali hidup agar perekonomian masyarakat di kawasan benteng Liya dapat berputar dan meningkat dalam upaya mensejahterakan kehidupan masyarakatnya. Saat ini tingkat sosial ekonomi pri kehidupan masyarakat kawasan benteng Liya masih terdapat kemiskinan absolut postulat diperkirakan sekitar 18,60 % dan kemiskinan permanen merata diperkirakan postulat sekitar 64 %. Pola kehidupan masyarakat eks Kerajaan Liya tersebut pada umumnya adalah petani nelayan dengan peralatan sangat sederhana dan petani pekebun dengan lahan yang tidak subur (bercocok tanam di atas tanah sela-sela batuan). Selebihnya masyarakat yang hidup pra sejahtera terdiri dari para guru dan PNS serta pedagang asongan dipasar-pasar tradisonal sekitar 17,40 %.****

Selasa, 16 Desember 2014

MOHON BANTUAN PEMERINTAH PUSAT ; "SANGGAR SENI BUDAYA KABALI INDONESIA PUSAT BENTENG LIYA MATI SURI" !



OLEH  : HUMAS KABALI INDONESIA


 Gedung Sanggar Kabali, Kini Sepi Kegiatan Pelatihan Seni


Kegiatan Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia pusat Benteng Liya yang sejak bulan Juni 2012 lalu telah menjadi Desa Wisata (Desa Wisata Liya Togo) yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kini sejak tahun 2012 hingga saat ini telah mati suri. Keadaan mati suri tersebut disebabkan karena ternyata pemerintah daerah kabupaten Wakatobi kebijakan program kerjanya tidak pernah memasukkan Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia sebagai salah satu sanggar yang mendapat pembinaan dan bantuan stumulan dalam rangka melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai tradisi dan budaya masyarakat Liya  khususnya dibidang seni tari tradisional dan seni atraksi tradisional. Kejadian ini sangat kami sesalkan mengakibatkan seluruh bantuan peralatan seni budaya mulai dari gendang, gambus, kecapi sampai gong serta seluruh komponen penarinya tidak lagi dimanfaatkan oleh kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan ekonomi kerakyatan yang sejak tahun 2010 sampai 2012 masih sering tampil menyambut para turis manca negara yang berkunjung ke wilayah Benteng Liya.

Para pelatih dan pengurus sanggar seni budaya Kabali Indonesia saat ini semua menjadi fakum karena tidak adanya perhatian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi melalui program-program SKPD yang bersangkutan yang dianggarkan menggunakan dana APBD II, sehingga baik para pelatih seni budaya maupun para pengurus tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka tidak mendapatkan dana stumulansi untuk menggerakkan pelatihan dan organisasi.

Selama dibentuknya Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia pusat Benteng Liya, Wangi-Wangi sejak tahun 2010 hingga saat ini belum ada satu rupiahpun dana yang diterima oleh pengurus sanggar terutama untuk biaya pengadaan pakaian para panari yang bermotifkan tradisional, sehingga ketika sanggar tersebut masih aktif tahun 2010 hingga 2012 seluruh stribut pakaian dipakai motif apa adanya hasil swadaya para pengurus dan penari. Hal ini juga sangat disesalkan mengingat bahwa hampir semua Sanggar-sanggar yang dibawah binaan langsung oleh pemerintah daerah kabupaten Wakatobi, seperti Sanggar Wanianse, Sanggar Kanamingku, Sanggar-sanggar seni budaya di Tomia dan Kaledupa setiap tahunnya mendapat bantuan biaya operasional melalui SKPD Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi yang bisa mencapai 500 jutaan rupiah dalam setahunnya.
Salah satu penyebabnya adalah Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia tidak masuk dalam dokumen program Visi-Misi Bupati Wakatobi dan Peranan anggota DPRD Kabupaten Wakatobi selama hampir 8 tahun ini tidak sama sekali mendapat perhatian serius untuk membicarakan masalah ini di forum-forum acara konsultasi dewan dengan SKPD yang bersangkutan

Gedung Sanggar Kabali Bantuan Direktorat PBL Kemen PU 2012


Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia memiliki beragam seni tari tradisional mulai dari Honari Liya, Lariangi Liya, Lariangi Kareke, Honari Mosega, Honari Tamburu, Honari Kenta-Kenta, Atraksi Seni Posepaa, Atraksi Seni mansa'a Liya, Seni Atraksi Posemba Ae, Seni Atraksi Posemba Wemba, Seni Atraksi Makan Kulit Kerang, Seni Atraksi Bakar Diri, Seni Atraksi Menempa Parang dari Tangan, Seni Atraksi Tombak Menonbak dan lain sebagainya.

Pengurus pusat Lembaga Kabali Indonesia sangat mengharapkan diera pemerintahan Jokowi-JK saat ini melalui kementerian yang terkait dapat memperhatikan potensi yang dimiliki Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia ini dengan memberikan pembinaan-pembinaan, palatihan dan pendidikan serta bantuan-bantuan stumulansi dana operasional kegiatan dan pembinaan sanggar sehingga diharapkan semua komponen dan komunitas yang tergabung didalam sanggar tersebut termasuk organ-organ para penarinya dan para aktornya dapat meningkat perekonomiannya melalui bidang profesi seni yang telah mereka tekuni, dengan demikian  dapat kita entaskan kemiskinan absolut yang masih banyak terdapat di wilayah Benteng Liya-Desa Wisata Liya Togo kabupaten Wakatobi. 

Pak Jokowi...., Mohon bantuannya..!! Sudah capek kami menggagas dan menfasilitasi semua kepentingan masyarakat kami..., namun kerja-kerja pemerintah daerah kabupaten Wakatobi masih tebang pilih, kurang perhatian terhadap semua usaha kami selama ini dalam kerangka meningkatkan ekonomi kerakyatan yang mana kehidupan masyarakat Liya disekitar Benteng Liya diperkirakan masih terdapat tingkat kemiskinan absolut  28,7 % dan perlu pemerintah pikirkan nasib mereka itu.  ****

Jumat, 05 Desember 2014

KEBIJAKAN PROGRAM UNGGULAN HUGUA KEPARIWISATAAN MARITIM KURANG MENDAPAT RESFON PARA PAKAR ASAL KEPULAUAN WANGI-WANGI

OLEH  HUMAS KABALI INDONESIA


Program unggulan Bupati Wakatobi Ir.Hugua menjadikan Wakatobi sebagai Pusat Kawasan Segi Tiga Karang Dunia (Coral Tri-angle Center) dengan menjadikan wisata maritim (Snoukling, Diving) sebagai ujung tombak dalam meraih pendapatan asli daerah ternyata kurang diminati oleh berbagai pakar asal kepulauan Wangi-Wangi. Mereka menganggap behwa selama dicanangkan program tersebut oleh pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi sejak tahun 2007 lalu hingga saat ini baru bisa mengasilkan pendapatan sektor tersebut untuk pemasukan asli daerah sekitar 18,46 % yang jauh dibawah hasil pendapatan sektor produksi hasil-hasil kelautan yang dilakukan oleh para nelayan sekitar 39,26 % dan angkutan laut antar insuler kawasan sekitar 34,36 %..




Oleh karena itu untuk penajaman Visi-Misi yang tertuang dalam program-program kerja dan kegiatan bagi calon-calon Bupati Wakatobi priode 2015 - 2020 mendatang  tidak lagi memasukan program-program yang selama ini menjadi unggulan pemerintahan Hugua. Kebijakan pemerintahan kedepan adalah melibatkan seluruh nelayan sebagai pelaku usaha kemaritiman agar mereka bisa meningkat kesejahteraan hidupnya mengingat Kabupaten Wakatobi memiliki luas wilayah 18.377 km2 terdiri dari luas perairan laut sebanyak 97 % atau 17.554 km2 dan luas daratan hanya 3 % atau 823 km2. Luas perairan laut wakatobi tersebut selama ini belum dikelolah dengan baik untuk kepentingan masyarakat nelayan yang terdapat di 8 wilayah kecamatan, 75 desa dan 25 kelurahan sekabupaten Wakatobi. Oleh karena itu banyak kalangan pengamat ekonomi telah memplesetkan program-program keunggulan pemerintahan Hugua yang sering mengelu-elukan sebagai "Surga Nyata di Bawah Laut" menjadi "Neraka di Daratan" dengan mempertimbangkan hasil pengamatan lapangan ternyata di daratan masih sangat banyak rakyat Wakatobi yang miskin, sebaliknya usaha-usaha pariwisata berbasis kemaritiman saat ini seperti Snoukling, Diving termasuk Resort tempat nginap wisatawan hanya dikuasai oleh sekelompok pemilik modal, bukan rakyat setempat,

Seyogyanya kedepan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah kabupaten Wakatobi harus berbasis kemaritiman dengan pelaku utama adalah para nelayan kita sehingga diharapkan sektor ini menjadi sektor unggulan bagi meningkatkan pendapatan asli daerah dengan target nominal 65 % dalam setahun. Demikian pula sektor angkutan insuler antar kawasan menargetkan PAD 12 %, Usaha ekonomi kreatif 4 %, parawisata berbasis alam, situs dan budaya 8 % dan pariwisata kemaritiman 9 dan lain;lain 2 %. Obyek-obyek wisata alam, flora dan fauna, wisata gua alam, wisata kolam alam, wisata situs cagar budaya, wisata seni tari tradisional dan lain sebagainya harus bisa diangkat potensinya secara merata dan berkeadilan untuk semua pulau-pulau yang ada di Wakatobi, utamanya kepulauan wangi-wangi sama sekali belum tersentuh dalam program kerja pemerintahan Hugua.

Sehubungan dengan itu bagi calon-calon Bupati Wakatobi kedepan priode 2015-2020 sudah harus memiliki program kerja yang terintegrasi dengan kemaritiman dengan prioritas usaha mengelola hasil-hasil laut dimana pelaku utama usaha adalah masyarakat nelayan wakatobi sehingga kita bisa menggaet pendapatan asli daerah dari sektor ini jauh lebih besar dari yang terjadi saat ini dengan target 65 %, dan masyarakat wakatobi kedepan dapat makin meningkat perekonomiannya dan sejahtera kehidupannya sejalan dengan perlibatan  mereka secara langsung selaku pelaku utama usaha kemaritiman.*****



Rabu, 19 November 2014

SILSILAH GARIS KETURUNAN KETUA UMUM BADAN PENGURUS PUSAT LEMBAGA FORUM KOMUNIKASI KABALI-INDONESIA

OLEH : ALI HABIU



Sebelum LA ODE SARUHU menjabat Ketua Umum Lembaga KabaLI Indonesia, pernah memegang berbagai organisasi masyarakat nasional dan organisasi massa nasional seperti : Anggota Aktif Karyawan Inti Atar Rakyat (KIARA) Indonesia Pusat Bidang Sosial Budaya, Anggota Korps Brigade Pemuda Pelopor Penerus Kemerdekaan Bangsa Indonesia (PPKBI) Pusat, Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Daerah PPKBI Sulawesi Tenggara, Ketua Umum Kerukunan Keluarga Mahasiswa dan Pemuda Talo-Talo Makassar, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Indonesia Buton (KKIB) Makassar dan Berbagai Lembaga Teknis dan Sosial di Indonesia.

Sedangkan spesifikasi pendidikan formal jenjang akademis adalah : Degree Expert  on Civil Engineering of Hasanuddin Univercity, Engineer  on Water Resources Engineering of Brawijaya Univercity and Magister of Sciences  on Development Administration of Haluoleo Univercity.



A. SILSILAH GARIS KETURUNAN BAPAK NENEK LAKI-LAKI 

  1. LA BALULUWU (RAJA BUTON KE-II ) KAWIN BULA WAMBONA (ANAKNYA RAJA BUTON KE-I, YAKNI SIBATERA + WA KAA KAA), awal abad ke XIII, melahirkan :
  2. BATARA GURU (RAJA BUTON KE-III) KAWIN DENGAN WAILUNCUGI, melahirkan : 
  3. RAJA MANGUNTU, melahirkan :
  4. LA KASITURI, melahirkan :
  5. LA MAYINDO, melahirkan :
  6. LA KABAURA (LAKINA MANCUANA KUMBEWAHA), melahirkan :
  7. LA BUKE, melahirkan :
  8. LA ODE ARAFANI (SAPATI BALULUWU), melahirkan :
  9. LA ODE DANI (OPUTA KABUMBU MALANGA ATAU SULTAN BUTON KE-XII), melahirkan :
  10. LA ODE YANI (RAJA LIYA KE-16), melahirkan 
  11. LA ODE OGENA (RAJA LAWELE), melahirkan :
  12. LA ODE PODIMBA, (Bobeto Mancuana Matanayo : Konta Bitara) melahirkan :
  13. LA ODE BELO, (Bobeto Mancuana Matanayo : Konta Bitara) melahirkan :
  14. LA ODE KALEMBUNGO (Bobeto Mancuana Matanayo : Konta Bitara), melahirkan :
  15. LA ODE TANGI, (Bobeto Mancuana Matanayo  Konta Bitara) melahirkan :
  16. LA ODE SIYU, (Bobeto Mancuana Matanayo : Konta Bitara) melahirkan :
  17. DR (HC) LA ODE UNGA WATHULLAH (ayahanda tercinta), melahirkan :
  18. LA ODE SARUHU (LA ODE MUHAMMAD ALI HABIU)

B. SILSILAH GARIS KETURUNAN BAPAK NENEK PEREMPUAN 

  1. LA BALULUWU (RAJA BUTON KE-II) KAWIN BULA WAMBONA (ANAKNYA RAJA BUTON KE-I, YAKNI SIBATERA + WA KAA KAA), awal abad ke XIII, melahirkan :
  2. BATARA GURU (RAJA BUTON KE-III) KAWIN DENGAN WAILUNCUGI, melahirkan ::
  3. RAJA MANGUNTU, melahirkan :
  4. LA KASITURI, melahirkan :
  5. LA MAYINDO, melahirkan :
  6. LA KABAURA (LAKINA MANCUANA KUMBEWAHA), melahirkan :
  7. LA BUKE, melahirkan :
  8. LA ODE ARAFANI (SAPATI BALULUWU), melahirkan :
  9. LA ODE DANI (OPUTA KABUMBU MALANGA ATAU SULTAN BUTON KE-XII), melahirkan :
  10. LA ODE NGKARIRI (SANGIA MANURU ATAU SULTAN BUTON KE-XIX), melahirkan:
  11. LA ODE ALI (RAJA LIYA KE- 12), melahirkan :
  12. LA ODE DENI (RAJA LOWU-LOWU), melahirkan :
  13. LA ODE LATINE,  (Sara Agama) melahirkan :
  14. LA ODE POU , (Sara Agama) melahirkan :
  15. LA ODE DHAENI (LAKINA AGAMA DI KULATI, Tomia), melahirkan :
  16. LA ODE WARA, (Sara Agama)  melahirkan :
  17. LA ODE SIYU, melahirkan :
  18. DR (HC) LA ODE UNGA WATHULLAH (ayahanda tercinta), melahirkan :
  19. LA ODE SARUHU (LA ODE MUHAMMAD ALI HABIU)

C. SILSILAH GARIS KETURUNAN DARI BAPAK IBU

1.     LA BALULUWU (RAJA BUTON KE-II) KAWIN BULA WAMBONA (ANAKNYA RAJA BUTON KE-I, YAKNI SIBATERA + WA KAA KAA), awal abad ke XIII, melahirkan :
2.     BATARA GURU (RAJA BUTON KE-III) KAWIN DENGAN WAILUNCUGI, melahirkan ::
3.     RAJA MANGUNTU, melahirkan :
4.     LA KASITURI, melahirkan :
5.     LA MAYINDO, melahirkan :
6.     LA KABAURA (LAKINA MANCUANA KIMBEWAHA),melahirkan :
7.     LA BULA,  melahirkan :
8.     KASAWARI, melahirkan :
9.     LA ODE BANGGALA (RAJA LIYA KE- 8 /YARO WATU), melahirkan :
10.  LA ODE BUNGA TONDO (RAJA LIYA KE- 9 /YARO AHU), melahirkan :
11.  LA ODE HANDALA (KHATIBI MESJID AGUNG LIYA), melahirkan :
12.  LA ODE DUMU (KONTA BITARA), melahirkan :
13.  LA ODE KARIBU (KONTA BITARA), melahirkan :
14.  LA ODE MANE (MENTU’U SOLODADU), melahirkan :
15.  LA ODE ABDULU, melahirkan :
16.  WA ODE HAWA (ibunda tercinta), melahirkan :
17.  LA ODE SARUHU (LA ODE MUHAMMAD ALI HABIU) ****

(Sumber  ; Silsilah Berdasarkan Catatan Sejarah Milik Keluarga)


Senin, 10 November 2014

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING, MOU ANTARA LEMBAGA KABALI DENGAN H.ARHAWI RUDA CALON BUPATI WAKATOBI 2015-2010

Oleh Humas Kabali Indonesia


Lembaga Kabali Indonesia telah membuat nota kesepakatan (MOU) dengan H.Arhawi Ruda sebagai calon Bupati Wakatobi priode 2015-2020, yang intinya adalah jika H.Arhawi Ruda insya allah dapat terpilih menjadi Bupati Wakatobi, maka akan memperhatikan kepentingan masyarakat Liya Raya sebagai berikut 
  1. Segera menyusun Tim Independen untuk pembuatan Rancangan Peraturan Daerah tapal Batas Hak-Hak Ulayat di wilayah Wakatobi, khususnya antara batas wilayah Hak Ulayat Sara Liya dan Sara Mandati
  2. Segera menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Kawasan Benteng Liya sebagai Wilayah Cagar Budaya untuk senantiasa dilestarikan dan dijaga keutuhannya oleh siapapun
  3. Segera menerbitkan SK Situs Benteng Liya sebagai Situs Daerah dan kemudian memperjuangkan kepada Pemerintah Pusat untuk segera terbitnya SK Situs Nasional, agar mendapat biaya rutin pemugaran benteng Liya setiap tahunnya sebagaimana yang terjadi pada Benteng Wolio-Buton
  4. Mempromosikan Benteng Liya ke manca negara sebagai warisan dunia agar mendapat legitimasi harritage internasional dari Unesco, sehingga dana para donatur  internasional dapat diturunkan untuk pemugaran Benteng Liya
  5. Mendorong terciptanya Wisata Budaya dalam kawasan Benteng Liya dengan memberikan fasilitasi berupa sarana dan prasarana penunjang agar setiap kunjungan turis manca negara dapat berkunjung ke Benteng Liya secara terus menerus tanpa ada batasan dari agen-agen wisata agar mereka dapat membelanjakan uangnya dengan membeli berbagai souvenir dan hasil pengrajinan masyarakat Liya dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
  6. Meningkatkan pengelolaan ekonomi kreatif bagi  masyarakat Liya dan membuka peluang sistem distribusi hasil-hasil produk kerajinan masyarakat
  7. Semoga Tuhan YME, Allah SWT memberikan ridho atas kesepakatan ini dan mohon dukungan masyarakat se Liya raya untuk mensukseskan pemilihan Bupati Kepala Daearah kabupaten Wakatobi priode 2015-2020 dan mendorong upaya-upaya H.Arhawi Ruda dapat terpilih menjadi Bupati Wakatobi bulan Desember 2015 mendatang, amin yaa rabbal alamin.*****

Jumat, 10 Oktober 2014

PERKUAT PENGAWASAN TERHADAP SEPAK TERJANG PROGRAM BRITISH COUNCIL DI DUSUN BISITIO DESA WISATA LIYA TOGO KEPULAUAN WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI.



OLEH : HUMAS KABALI INDONESIA
 





Sesuai dengan surat Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tanggal 22 Februari 2013, dengan nomor surat KP.303/1/2/DPDP/2013 yang ditujukan kepada Ketua Umum Lembaga Kabali Indonesia, menyatakan bahwa Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi harus segera koordinasi dengan Lembaga Kabali Indonesia dalam rangka pemberdayaan British Council di Liya. Hal ini telah disampaikan oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi dengan surat pemberitahuan nomor : 403/1/1/DPDP/KPEK/2013, tanggal 10 Januari 2013. Sampai hari ini sudah setahun lebih koordinasi pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi dengan Lembaga Kabali Indonesia  menyikapi surat tersebut juga belum dilakukan. Ini pertanda buruk bagi pembinaan ekonomi berbasis masyarakat perdesaan di Wakatobi khususnya desa Liya Togo karena ternyata masuknya British Council di Liya ada kaitan kepentingan LSM Sinthesa milik Hugua sebagai Bupati Wakatobi saat ini disana. Kasihan masyarakat Liya, kapan bisa kita maju kalau bupatinya arogansi kayak begini.

Oleh karena itu dihimbau kepada semua elemen dan tokoh-tokoh masyarakat Liya untuk segera berkoordinasi dan menyatukan langkah-langkah konkret dengan berupaya semaksimal mungkin setiap harinya untuk mengawasi sepak terjang British Council di dusun Bisitio Desa Wisata Liya Togo mengingat kehadiran lembaga ini merupakan agen-agen lembaga asing yang berkedok pembinaan masyarakat padahal mereka dalam program kerjanya mengandung niat-niat terselubung untuk secara diam-diam mencuri kekayaan arkiologi yang terpendam dibumi eks Kerajaan Liya baik itu arkiologi bawah permukaan tanah maupun arkiologi bawah laut. Sepak terjang terselubung ini tentu didukung secara diam-diam oleh oknum-oknum Lembaga Sinthesa milik Hugua.

Pada saat pertemuan Pengurus pusat Lembaga Kabali Indonesia di Kendari dengan Bupati Wakatobi Ir. Hugua di rumah kediamannya pada tanggal 18 Januari 2013 silam telah berjalan diskusi alot seputar membahas masalah surat protes Lembaga Kabali Indonesia yang telah dilayangkan kepada Direktur British Council Indonesia. Surat tersebut berisikan protes keras atas pelaksanaan program British Council di dusun Bisitio Desa Liya Togo karena semua program kerja lembaga tersebut telah mengadopsi dan mencuri program kerja Lembaga Kabali Indonesia yang sudah diimplementasikan sejak tahun 2010 lalu. Pencurian program kerja Lembaga Kabali Indonesia oleh British Council tak lain adalah akibat dari adanya beberapa orang pengurus inti Lembaga Kabali Indonesia yang telah membelot menjadi anggota dan/atau pengurus British Council di Liya. Hal ini tak heran sebab mereka itu semua haus kekuasaan dan haus financial dengan diiming imingi sejumlah uang dan kesempatan untuk studi komperatif di luar wakatobi oleh LSM Sinthesa sehingga etika dan norma-norma organisasi tidak lagi menjadi hal yang penting dan dijunjung tinggi oleh mereka itu. 

Pada kesempatan lain di waktu itu juga, saudara Hugua tanpa sadar telah membocorkan rahasia kegiatannya yakni dia katakan bahwa : baru-baru ini telah saya undang secara pribadi seorang ahli penyelusuran gua asal negara Francis untuk menelusuri semua gua-gua yang terpendam di pulau Wangi-Wangi. Dia tegaskan bahwa orang tersebut elah masuk kesemua gua-gua yang terdapat di Liya dan hasilnya hanya mendapatkan sejumlah udang yang warnanya bening sebening air (udang tanpa warna). Sedangkan yang didapat lainnya dia sangat hati-hati kala itu untuk memberikan keterangan kepada pengurus kabali Indonesia yang hadir di rumahnya ketika itu. Hal ini merupakan pertanda buruk bagi Liya mengingat bahwa semua harta karun peninggalan leluhur yang terpendam dalam bumi tanah Liya telah menjadi incaran “Hugua CS”.

Sehubungan dengan hal tersebut dihimbau kepada semua masyarakat Liya mulai saat ini untuk mawas diri dan perketat penjagaan batas-batas  wilayah ulayat sara Liya karena kita sudah merupakan tujuan utama pencurian tersistem dari berbagai lembaga-lembaga internasional yang masuk ke wilayah Wakatobi dengan izin permit sebagai kunjungan wisata atau lainnya. Jika kita lalai, maka jangan harap disuatu saat yang tepat harta-harta karun milik leluhur Liya akan dapat kita nikmati untuk dipergunakan pembiayaan anak cucu kita dikemudian hari, sebab semuanya telah dirampok oleh lembaga-lembaga yang terorganisir dengan rapi.

Jika masyarakat mendapatkan data bahwa British Council masih bekerja aktif sampai saat ini di dusun Bisitio Desa Liya Togo maka diminta segera laporkan ke pengurus Lembaga Kabali Indonesia untuk segera ditindaklanjuti. Pengurus Pusat Lembaga Kabali Indonesia telah menyiapkan surat nota protes ditujukan kepada Perdana Menteri Inggris di London, tindasan kepada Kedubes Inggeris di Indonesia. Isi nota protes tersebut berupa mosi tidak percaya atas semua program kerja Bupati Wakatobi Ir.Hugua karena tidak pernah memberi kesempatan kepada masyarakatnya untuk bisa berkembang disektor sektor usaha produktif, termasuk didalamnya pengelolaan pariwisata kemaritiman dan pariwisata berbasis budaya, semua kegiatan saat ini merusak ekonomi kerakyatan karena telah dikuasai oleh kelompok pemilik modal.****