KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Sabtu, 21 Juli 2012

MENTERI PARAWISATA BERLIBUR DI WAKATOBI SEHARI, LANGSUNG MENUJU BENTENG KERATON LIYA.


 
OLEH : HUMAS KABALI



 Menteri Parawisata


Berdasarkan berita yang dikutif dari media on line http://ozzonradio.com/home/2012/01/menteri-pariwisata-berlibur-di-wakatobi/, mengatakan bahwa kunjungan Menteri Pariwisata, Marie Elka Pangestu, ke Wakatobi beberapa hari lalu, meskipun itu adalah kunjungan pribadi (libur, red) namun kedatangan pembantu Presiden tersebut diharapkan bisa melihat lebih dekat perkembangan pariwisata wakatobi. Sehingga, jika dalam perkembangan pariwisata wakatobi kedepan pemerintah pusat bisa membantu sesuai dengan kemampuan APBN.

Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi, Drs Tawakal, beberapa hari lalu mengatakan meskipun kedatangan Menteri Pariwisata itu bukan kunjungan kerja, namun Pemkab Wakatobi menyambutnya dengan maksimal. Pemkab Wakatobi sangat mengapresiasi kedatangannya.

“Kunjungan Menteri Pariwisata, Marie Elka Pangestu, selama satu hari satu malam di wakatobi itu merupakan kunjungan pertama kalinya Menteri Pariwisata semenjak Kabupaten Wakatobi menjadi daerah destinasi pengembangan pariwisata di indonesia bagian timur.
Selain itu juga, kunjungan pribadi (libur, red) Menteri Pariwisata tersebut, diharapkan bisa melihat langsung wakatobi sebagai daerah pariwisata yang kedepan nanti diharapkan pemerintah pusat dapat mengalokasikan anggaran dari APBN untuk membantu wakatobi dalam pengembangan destinasi pariwisata,” katanya.

Lebih jauh dijelaskan Tawakal, jika pejabat negara seperti menteri atau setingkat menteri sudah menginjakan kakinya di wakatobi, baik itu kunjungan kerja maupun kunjungan pribadi, maka perlahan-lahan pemerintah pusat bakal melirik semua potensi yang ada di wakatobi seperti pariwisata untuk ditumbuh kembangkan. Artinya, jika pemerintah pusat menginginkan daerah-daerah yang memiliki potensi untuk mengangakat Indonesia di mata internasional, maka pemerintah pusat tidak sungkan-sungkan untuk membantu daerah tersebut.

“Apalagi wakatobi yang sudah dikenal hingga ke manca negara dengan pariwisatanya, maka dengan kedatangan Menteri Pariwisata beberapa hari lalu diharapkan bakal membawa angin segar bagi kelangsungan wakatobi sebagai daerah destinasi pengembangan pariwisata,” harap Tawakal.

Ditambahkannya, kunjungan pribadi (libur, red) Menteri Pariwisata ke Wakatobi merupakan satu kehormatan besar bagi pemerintah dan seluruh masyarakat wakatobi. Pasalnya, dari sekian daerah pariwisata di Indonesia yang sedang berbenah hingga sudah maju seperti Bali, Menteri Pariwisata lebih memilih wakatobi untuk berlibur bersama keluaragnya.


 Mesjid Agung Keraton Liya, 1547 Masehi


Humas Kabali menanggapi berita ini bahwa kedatangan menteri ini tentu tidak lepas dari informasi-informasi yang secara intensif Kabali mengirimkan kepemerintah pusat, dalam hal ini langsung ditujukan ke Presiden Republik Indonesia dan tindasan ke Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Dalam Negeri dan Otonomi Daerah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam acara liburan sehari tersebut, Menteri Parawisata sempatkan mengunjungi Benteng Liya dan menyaksikan berbagai situs cagar budaya disana, disamping menyaksikan pemandangan alam antara Benteng Liya Lapis ke-1 dengan Benteng Liya Lapis Ke-3, sambil beliau berkata : “wah…, luar biasa pemandangan yang kita saksikan disini…, ini merupakan pemandangan alam yang terindah yang pernah saya saksikan…, belum ada samanya walaupun saya telah menyaksikan berbagai fanorama pemandangan alam di luar negeri”. Demikian kata La Alidu menirukan ucapan Marie Elka Pangestu ketika berkunjung di Benteng Liya saat itu ****

KEMENTERIAN PARIWISATA & EKONOMI KREATIF KEMBANGKAN DESTINASI SELAIN BALI, SALAH SATUNYA : LIYA-WAKATOBI.



OLEH : HUMAS KABALI


"Hasan ndou" Ketua Cabang Kabali Wakatobi 
Berdasarkan berita dari media on line  dari  http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/kementerian-pariwisata-ekonomi-kreatif-kembangkan-destinasi-selain-bali, bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mendorong perkembangan destinasi wisata selain Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan destinasi wisata selain Bali yang banyak dikunjungi yaitu Batam dan Jakarta.

“Di luar itu juga ada beberapa wilayah I yang akan kita dorong perkembangannya,” katanya usai acara Wisuda Program Pascasarjana, Diploma IV dan Diploma III Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Sabtu (9/6-2012).
Menurutnya, wilayah yang akan dikembangkan a.l Borobudur dan sekitarnya, Bromo dan sekitarnya, Pulau Komodo dan sekitarnya, serta Bandung dan sekitarnya.

Daerah lain di luar Jawa antara lain :  Di Sulawesi Tenggara yakni Wakatobi yang meliputi wisata Daiving, Snoukling dan keindahan biosfer bawa laut serta wisata budaya di empat desa yaitu desa  Waha, Ambeua, Kapota dan Liya Togo. Selain itu juga Tanah Toraja di Sulawesi Selatan dan Danau Toba di Sulawesi Tengah.

Kabali sangat mendukung program destinasi yang dilakukan oleh Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif mengingat bahwa sektor pariwisata telah menjadi pilihan terbaik dan tercepat dalam peningkatan pendapatan   dan   pendistribusian   potensi   perdesaan   serta   penyerapan   tenaga   kerja   lokal.   Oleh  karena itu Pariwisata Perdesaan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang prospektif dalam lima tahun terakhir ini (sumber : Pusat Penelitian danPengembangan Keparawisataan Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Parawisata Kementerian Kebudayaan dan Parawisata, 2011).



 Lawa Puru

Prospek pengembangan desa Liya Togo dalam kawasan Benteng Keraton Liya memungkinkan sampai tahun 2020 menjadi Potensi Desa Wisata Budaya Nasional , mengingat desa Liya dalam kawasan Benteng Keraton Liya memiliki prospek obyek wisata yang dapat dikembangkan sebagai berikut :

1. Benteng Liya sejak 4 Juli 2011 melalui Menteri Kebudayaan dan Parawisata ketika itu telah mengusulkan ke Unesco untuk Benteng Liya sebagai “CAGAR BUDAYA DUNIA” dengan alasan bahwa :    
1). Benteng Liya memiliki tinggi rata-rata 3 meter dan lebar 1,5 meter tidak memiliki sediktpun mortal/pasangan,
2). Benteng Liya ditinjau dari segi artifisial baik dari udara maupun dari perairan laut sekitarnya adalah terindah di dunia karena memiliki 3 lapis, dapat dijadikan Obyek Wisata Cagar Budaya Nasional.
2.  Benteng Liya perlu diusulkan ke Kementerian Kehakiman untuk mendapat record MURI sebagai benteng terluas di dunia (Luas Benteng Liya 320.750 m2 atau  32,07 Ha, sedangkan luas Benteng Buton yang telah mendapat record MURI sebagai benteng terluas di dunia hanya memiliki luas sebesar 230.375 m2 atau 23,375 Ha), dapat di jadikan obyek wisata cagar budaya spesifik;
3.   Kawasan Benteng Liya memiliki sarana Padepokan Pusat Pelatihan Seni Budaya KabaLi Indonesia yang saat ini telah terlatih 24 jenis Seni Tari Tradisonal dan 4 jenis Seni Atraksi Tradisional, dapat dijadikan Obyek Wisata Seni Budaya/Tradisi;
4.    Dalam kawasan Benteng Keraton Liya terdapat kawasan alam terbuka sebagai obyek fanorama alam yang sebagian pakar menyebutkan sebagai fanorama alam terindah di dunia dapat dijadikan Obyek Wisata Fanorama Alam Atau Wisata Sunset
5.   Dalam kawasan benteng Keraton Liya terdapat potensi gua-gua alam yang memiliki kolam-kolam dan  lekuk yang indah yang dapat dijadikan Obyek Wisata Gua;
6.    Kawasan Benteng Keraton Liya memiliki beragam situs bersejarah, mulai Kampung tua, Mesjid tua, Lingga, Yoni, Lawang, Bastion, Benteng Pa’tua, Kuburan Raja-raja  dan sebagainya dapat dijadikan sebagai Obyek Wisata Sejarah;
7.   Masyarakat dalam kawasan Benteng Keraton Liya memiliki beragam upacara adat dan tradisi yang sering ditampilkan setiap tahunnya dapat dijadikan Obyek Wisata Tardisi Budaya;
8.    Terdapat Pasar Tradisional berbasis tradisi budaya di dusun Sempo Liya (dalam rekonstruksi) dapat dijadikan Obyek Wisara Pasar Budaya.
9.  Pesisir pantai Liya dan pulau-pulau kecil yang mengitarinya dapat dikembangkan menjadi Obyek Wisata Pantai, Sunset, Snoukling dan Daiving.*****



PEMDA WAKATOBI DIMINTA LINDUNGI ASET BUDAYA AGAR TIDAK TERDEGRADASI BUDAYA ASING


OLEH : HUMAS KABALI



Berdasarkan berita yang dikutif dari media on line di http:www.kendarine ws/index.php?option =com_content&task=view&id=22470. Semangat Pemkab Wakatobi mempopulerkan Wakatobi sebagai daerah wisata, akan berdampak terhadap jumlah kunjungan pihak asing ke Wakatobi. Tetapi disisi lain, jika tidak ada kesiapan dalam menyambut situasi kepariwisataan, maka akan berdampak terhadap ancaman terdegradasinya budaya khas Wakatobi. Makanya, Pemkab diminta melakukan langkah-langkah konkrit dan intensif dalam perlindungan aset budaya Wakatobi.
Anggota DPRD Wakatobi, Subardin Bau menandaskan, saat ini Pemkab harus memiliki konsentrasi dalam perlindungan budaya dari pengaruh asing. Seperti diketahui, saat ini Wakatobi sudah mendunia informasinya sebagai daerah tujuan dan kunjungan wisata, seiring dengan itu pula, pihak-pihak asing yang memiliki hoby melancong tidak akan menyia-nyiakannya untuk mendatangi Wakatobi.
.
 Selama ini, konsentrasi yang dilakukan banyak terserap dalam sosialisasi dan menarik kunjungan wisatawan agar lebih tinggi. Upaya-upaya dalam meningkatkan keutuhan dan terjaganya budaya lokal, sudah semestinya seimbang, sehingga tidak bisa terkikis secara perlahan dari masa ke masa. "Penanaman pentingnya melestarikan budaya lokal pada semua elemen masyarakat Wakatobi, sangat berpengaruh besar demi terlindunginya budaya Wakatobi. Utamanya pada generasi muda, sehingga meski budaya asing masuk, sedikitpun tidak menggoyahkan semangat dalam melestarikan budaya kita. Kemudian, jika karakter budaya lokal utuh dipertahankan, akan semakin memperkuat potensi wisata yang dimiliki Wakatobi," paparnya.

Sementara, salah seorang penggiat kepariwisataan Wakatobi yang juga staf Ahli Bupati Wakatobi Bidang Pemerintahan,
    
Hukum dan Politik, Drs Hasirun Ady M.Si menjelaskan, segenap elemen di Wakatobi, harus menanamkan dalam dirinya, agar menumbuh kembangkan kebudayaan Wakatobi selama ini. Itu sebagai upaya dalam menguatkan keberadaan budaya Wakatobi, dari ancaman degradasi budaya. Jika budaya kuat, maka potensi budaya itu sebagai salah satu instrumen dalam mengembangkan Wakatobi sebagai daerah pariwisata.        
   
"Upaya melindungi budaya, disamping mengangkat seni budaya Wakatobi sebagai daerah tujuan wisata dunia, juga dapat memperkecil atau menekan budaya luar masuk ke Wakatobi," jelasnya.
   
Mencegah pengaruh budaya luar, lanjutnya sekaligus dapat mencegah keharmonisan berbangsa dan bernegara di tataran daerah. Apalagi, Pemkab Wakatobi memiliki program dalam menumbuh kembangkan budaya lokal, sehingga budaya luar dapat ditekan.

 Menurut Hasirun, perlindungan budaya itu, sebaiknya diarahkan untuk meyakinkan masyarakat, agar masyarakat memahami apa sebenarnya manfaat budaya lokal sehingga ditumbuh kembangkan. Pariwisata sangat erat dengan  kebudayaan, makanya budaya-budaya lokal yang dilestarikan, dapat mengangkat nama Wakatobi di deretan daerah pariwisata dunia agar semakin berkualitas potensi wisatanya.
   
Salah satu pihak yang berkaitan erat degan pelestarian budaya, adalah pemuda, makanya pemuda Wakatobi jangan terperdaya dengan budaya asing. "Budaya lokal harus senantiasa dikembangkan, karena merupakan warisan  leluhur yang sudah dilaksanakan selama ini….

Kabali memberikan resfon positif atas upaya ini dengan saat ini telah membuat rancangan paket-paket wisata Benteng Liya dengan program ala islamik dan sementara di konsultasikan secara intensif dengan para pakar antropologi dan sosiologi budaya lembaga ini, sehingga diharapkan setiap turis manca negara masuk ke kawasan wisata budaya Liya harus mengikuti aturan yang ditetapkan.....*****