OLEH : AHMAD FIANTO
Pertarungan bebas "Posepaa" asal Keraton Liya - Wakatobi
Latar
Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut para antorpolog, Budaya adalah seluruh system gagasan, rasa dan tindakan bersama melalui proses belajar.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut para antorpolog, Budaya adalah seluruh system gagasan, rasa dan tindakan bersama melalui proses belajar.
Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk system agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Dari beberapa
unsur- unsur budaya diatas, Seni Budaya Tradisional Posepa’a
merupakan suatu tradisi adat istiadat yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh masyarakat lingkugan Benteng Keraton Liya Wakatobi yang diwariskan
dari generasi ke generasi yang diperkirakan dimiliki sejak pertengahan abad ke
XIII.
Gambaran
Pelaksanaan Seni Budaya Tradisional Posepa’a
“Posepa’a” diambil dari
bahasa masyarakat Liya Wakatobi yang berarti baku tendang atau sepak-
menyepak. Posepa’a merupakan Seni Budaya Tradisional Liya Wakatobi
yang dilaksanakan atau diperagakaan setiap bulan suci ramadhan setiap sore hari
menjelang buka puasa sebagai acara rutin masyarakat dalam lingkungan keraton
Liya.
Dalam tradisi ini biasanya diawali
dengan tarian perang “Honari Mosega” yang diatrasikan oleh pemangku Adat
Suku Liya Wakatobi. Tarian sebagai symbol perang melawan hawa nafsu selama
bulan ramadhan. Barulah selesai tarian perang ini, seni budaya tradisional
pospa’a (baku tendang) dimulai.
Seluruh kalangan masyarakat dapat
mengikut serta dalam tradisi posepa’a ini. Selain itu, tidak ada aturan dalam
hal pakaian yang digunakan pada saat mengikuti tradisi posepa’a selain hanya
kain sarung yang dikalungkan dibahu saja.
Aturan dalam seni budaya posepa’a ini
adalah tidak diperbolehkan menggunakan tangan untuk memukul. Peserta dalam
tradisi ini adalah dua kelompok lelaki yang saling berhadapan sambil memegang
tangan anggota kelompoknya dan salin menendang. Tidak ada pemenang dalam
adu tendangan ini. Jika dinilai terlalu keras, pemangku adat akan segera
menghentikan adu fisik ini dan dilanjutkan dengan saling memaafkan agar tak ada
dendam di antara mereka. Warga Suku Liya Wakatobi percaya seni tradisi
posepa’a perlu dipertahankan karena dapat bertujuan memelihara
persaudaraan, juga budaya saling memaafkan.
Sejarah
Awal Mula Pelaksanaan Seni Budaya Tradisional Posepa’a
Posepa’a merupakan Seni Budaya
Tradisional Liya Wakatobi yang diperkirakan dimiliki sejak pertengahan Abad ke
XIII yang dibawah dari Kerajaan Melayu yang diperagakan setiap bulan suci
Ramadhan setiap sore hari menjelang berbuka puasa sebagai acara rutin
masyarakat dalam lingkungan Keraton Liya Wakatobi.
Penyebaran seni budaya posepa’a ini
diperkirakan disebarkan oleh para pengwal dan/atau pengikut setia Si
Panjonga yang telah menetap dikeraton Liya Wakatobi setelah Si Panjonga
menjadi Raja Liya sekitar tahun 1258- 1296 dan berpindah ke Buton.
Seni budaya posepa’a ini, diperagakan
oleh para pengikut setia Si Panjonga yang telah bermukim di Liya
Wakatobi pada setiap memasuki Bulan Ramadhan sebagai olah raga fisik, mental
dan melatih kanuragan disaat- saat perut terasa lapar akibat berpuasa,
disamping mengisi waktu menjelang buka puasa agar tidak jenuh dan merasa
payah.
Kesimpulan :
- Seni Budaya Tradisional Posepa’a Di Liya Wakatobi adalah sekelompok lelaki yang saling berhadapan, sambil memegang tangan anggota kelompoknya dan salin menendang.
- Sni Budaya Tradisional Posepa’a merupakan Seni Budaya Tradisional Liya Wakatobi yang diperkirakan dimiliki sejak pertengahan Abad ke XIII yang dibawa dari Kerajaan Melayu yang diperagakan setiap bulan suci Ramadhan setiap sore hari menjelang berbuka puasa sebagai acara rutin masyarakat dalam lingkungan Keraton Liya Wakatobi hingga sekarang.
- Awal mula Seni Budaya Posepa’a ini diperagakan oleh para pengawal atau pengikut setia Si Panjonga yang merupakaan Raja Liya sekitar tahun 1258- 1296 sebelum akhirnya berpindah ke Buton.
- Tujuan Seni Budaya Tradisional Posepa’a menurut kepercayaan warga Suku Liya Wakatobi adalah untuk bertujuan memelihara persaudaraan, juga budaya saling memaafkan, sekaligus latihan adu tanding para perajurit perang.
Sumber :http://ahmadfianto-anamoane.blogspot.com/2011/12/seni-budaya-tradisional-posepaa-di-liya.html