KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Minggu, 28 Februari 2016

MASALAH, PELUANG DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN YANG AKAN DIHADAPI OLEH PEMERINTAHAN BARU WAKATOBI 10 TAHUN MENDATANG (PRIODE 2016 – 2026)



Oleh : Humas Kabali Indonesia



Bupati Wakatobi H.Arhawi,SE - Ilmiati Daud,M.Si

1. PERMASALAHAN
Berdasarkan potensi sumber daya alam baik di darat maupun di laut dan potensi social ekonomi yang telah terbangun selama 10 tahun dibawah kendali pemerintahan Hugua, maka permasalahan pokok yang dihadapi oleh pemerintahan baru dibawah nakhoda H.Arhawi,SE – Ilmiati Daud,SE.,M.Si saat ini adalah bagaimana mengembangkan potensi yang ada melali inovasi yang dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dengan mengembangkan kawasan strategi sebagai pusat pertumbuhan baru dan kemudian pengembangan potensi sosial ekonomi masyarakat melalui palayanan pemerintahan yang mempermudah masyarakat wakatobi berpartisipasi dalam pembangunan kedepan.

            Saat ini potensi sumber daya kemaritiman, pengembangan industri pariwisata (wisata alam, wisata budaya, wisata cagar budaya, wisata kuliner dan wisata kemaritiman) dan pertanian dalam artian luas cukup tersedia, khususnya perikanan. Potensi perikanan yang ada selama ini sebagian besar belum diberdayakan dengan baik. Hasil-hasil laut sebagian besar diantar pulaukan atau diekspor secara tidak langsung dalam bentuk bahan baku dengan nilai yang sangat rendah.  Kegiatan semacam ini bukan saja merugikan secara financial para nelayan kita, tetapi juga secara ekonomi kita kehilangan nilai tambah, tidak dapat terciptanya lapangan kerja serta tidak berkembangnya penguasaan tehnologi pengelolaan. Hal inilah yang menyebabkan terhambatnya pengembangan kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan masyarakat kita yang dialami selama 10 tahun ini. Selain itu kita juga diperhadapkan dengan masih kurangnya hasil tangkapan perikanan dan pengawasan sumber daya perikanan, keterbatasan secara prasarana berdampak belum optimalnya hasil perikanan yang nota bene dapat memberikan konstribusi besar terhadap pendapatan asli daerah wakatobi.

            Keterbatasan potensi sekor pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), belum mencukupi kebutuhan pangan masyarakat wakatobi. Hal ini harus diatasi dengan intensifikasi, gerakan budidaya komoditi pangan lokal dan priritas komoditi ekonomi sebagai sumber pendapatan rakyat.

            Potensi pengembangan industrI pariwisata kabupaten wakatobi dengan segala sumber daya yang dimiliki hinggan saat ini belumlah sepenuhnya memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, karena berbagai permasalahan yang dihadapi, antara lain keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan sarana da pasaranan dan perspektif pemasaran yang masih umum.

            Diversifikasi usaha yang terbatas sebagai akibat dari kurangnya keterampilan dan inovasi masyarakat dalam memanfaatkan potensi lokal khususnya dibidang pariwisata budaya, pariwisata cagar budaya (benteng), pariwisata alam (sunset, gua-gua, fishing dlsb) dan pariwisata kuliner perikanan dan kelautan juga termasuk masih merupakan permasalahan berat yang dihadapi oleh pemerintahan wakatobi kedepan.

            Permasalahan lain adalah belum optimalnya pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan (inherent situs-situs cagar budaya), kualitas dan daya dukung infrastruktur wilayah yang belum memadai, cakupan dan kualitas pendidikan dan kesehatan juga belum memadai.

            Peningkatan daya beli masyarakat masih ditemukan berbagai permasalahan yakni belum efisien dan efektipnya system distribusi, belum memadainya sarana dan prasarana perdagangan, belum tersedianya sistem informasi harga yang diterbitkan oleh pemerintah daerah, belum lancarnya permintaan dan pasokan barang ditingkat produsen dan konsumen terutama utk bahan pokok bagi kebutuhan masyarakat wakatobi.

            Pelayanan pemerintahan selama ini, harus diakui bahwa belum sepenuhnya memberikan pelayana prima terhadap masyarakat, karena kurangnya kompotensi dan profesionalisme aparat pelayanan masyarakat yang kita alami selama 10 tahun ini, sehingga pemerintah baru kedepan diperlukan pelayanan publik yang bermutu dan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dengan memperkuat sistem kelembagaan pemerintah daerah, meningkatkan potensi sumber daya manusia kelembagaan agar menghasilkan palayanan pemerintahan yang prima bagi masyarakat guna mempermudah masyarakat mendapatkan kesejahteraannya.

            Selain permasalahan yang disebutkan di atas, permasalahan lain adalah berkaitan dengan pengembangan nilai tambah sumber daya alam dan penggalian sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru perlu digalakkan dengan memiliki daya saing global dan jangka panjang. Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru yang mempunyai peluang untuk dikembangkan adalah sumber daya kelautan. Bidang kelautan yang mencakup perhubungan laut, perikanan, pariwisata, industrI maritime, bangunan laut dan jasa kelautan.
                       
        Dalam era globalisasi, informasi mempunyai nilai ekonomis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan daya saing suatu daerah sehingga mutlak diperlukan kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan informasi. Beberapa masalah yang dihadapi oleh pemerintahan baru wakatobi dibawah Bupati Arhawi,SE-Ilmiati Daud,M.Si adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur telematika; terbatasnya kemapuan pembiayaan penyedia infrastruktur telematika; dan kurang optimalnya pemanfaatan infrastruktur alternatif lainnya yang dapat digunakan dalam mendorong tingkat penetrasi layanan telematika.  Rendahnya kemampuan masyarakat untuk mengakses informasi yang terjadi saat ini pada akhirnya menimbulkan kesenjangan digital dengan daerah lain.


            Sumber daya manusia (SDM) merupakan subyek sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejk kandungan hingga akhir kehidupan.  Pembangunan SDM dapat dilihat dari tiga dimensi, yakni Kualitas, Kuantitas dan Mobilitas penduduk.  Kualitas SDM membaik antara lain ditandai dengan meningkatnya status kesehatan dan taraf pendidikan masyarakat.  Namun demikian, kualitas SDM masyarakat Wakatobi selama 10 tahun berlangsungnya pemerintahan kabupaten dibawah kepemimpinan Hugua, jika dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) saat ini terdapat masih rendah, jika dibandingkan dengan IPM daerah lain para tetangga se Sulawesi Tenggara.  Rendahnya kualitas SDM menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing masyarakat kita dalam berkompetisi dan ini merupakan hal serius yang harus segera dibenahi oleh Arhawi,SE – Ilmiati Daud,M.Si dalam menghadapi tantangan tantangan besar di era globalisai ekonomi ditahun tahun mendatang.

            Beberapa permasalahan saat ini yang akan dihadapi dari sisi pembangunan kesehatan di Kabupaten Wakatobi adalah masih tingginya angka kematian bayi,  balita dan ibu melahirkan serta tingginya proporsi balita kurang gizi.  Kesenjangan status kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah , gender dan kelompok pendapatan rendah masih terjadi. Ketersediaan, keterjangkauan dan keamanan obat hingga saat ini dijumpai dilapangan belum terjamin sepenuhnya, sementara jumlah, penyebaran dan mutu tenaga kesehatan masih juga belum memadai.  Dalam hal pembiayaan, sumber pembiayaan kesehatan juga dijumpai masih sangat terbatas dan alokasi pembiayaan kesehatan belum optimal.  Masih dibutuhkan kerja keras pemerintahan baru wakatobi untuk segera membenahi semua kesenjangan ini agar tidak lagi terjadi hal-hal seperti tersebut di atas.

            Taraf pendidikan penduduk diukur dengan angka melek aksara bagi penduduk usia 15 tahun ke atas dari sejumlah 90,37 % pada tahun 2011  meningkat menjadi 91,35 % pada tahun 2012. Dalam kurun waktu tahun yang sama jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah menamatkan pendidikan jenjang SMT/MTs ke atas meningkat dari semula 16,89 % menjadi 17,28 %.  Perbaikan capaian tingkat pendidikan tersebut didorong oleh meningkatnya angka partisipasi sekolah (APS) atau persentase penduduk yang bersekolah pada semua kelompok usia. Kondisi ini sesungguhnya belumlah memadai untuk menghadapi persaingan global. Pemerintah baru wakatobi dibawah kendali Arhawi,SE – Ilmiati Daud,M.Si harus mampu mengencot kelemahan-kelemahan ini adalah bagaimana meningkatkan proporsi penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan menurunkan penduduk buta aksara anpa ada kesenjangan  sebagaimana yang terjadi selama ini. Disamping itu perlu pembenahan konteksi pendidikan yakni dengan meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan sehingga dapat mendorong pembangunan secara menyeluruh dalam mengembangkan kebanggaan daerah yang dimiliki oleh masyarakat kita selama ini yaitu berahlak mulia dan berketahanan budaya

Kritis identitas daerah ditandai oleh semakin memudarnya nilai-nilai solidaritas social, nilai-nilai kekeluargaan, nilai-nilai keramahtamaan sosial. Disamping itu juga dapat dilihat semakin memudarnya kearifan pengelolaan sumber daya alam dan semakin memudarnya spirit maritimisme, seperti tradisi membuat kapal, penguasaan ruang samudra melalui pelayaran.  Demikian pula kebanggaan kita akan jati diri daerah seperti penggunaan bahasa daerah secara baik dan benar sudah semakin menurun. Identitas daerah makin meluntur oleh cepatnya pengaruh penyerapan budaya globalisasi, dan semakin lemahnya instrument pewarisan nilai-nilai lokal. Kondisi ini juga harus segera dibenahi oleh pemerintahan baru wakatobi agar tidak semakin berdampak buruk akibat semakin intensifnya para turis asing keluar masuk mengunjungi daerah kita sebagai turis dengan membawa budaya masing-masing.
(bersambung…)