KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Rabu, 28 Juli 2010

USUL PERMINTAAN BIAYA PENGOLAHAN SANGGAR SENI BUDAYA DAN PELESTARIAN BUDAYA KEPADA PEMERINTAHAN KABUPATEN WAKATOBI

Oleh : Ali Habiu

Dalam rangka pelestarian nilai-nilai Budaya Keraton Liya Kepulauan Wangi-Wangi kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara dan pengembangan seni budaya melalui Sanggar Seni Budaya Kabali, maka Pengurus Besar Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya Sulawesi Tenggara telah mengeluarkan surat permintaan bantuan biaya kepada Pemerintah Kabupaten Wakatobi, agar mulai tahun 2011 dapat diberikan bantuan dana dari alokasi dana APBD Kabupaten Wakatobi untuk biaya pelestarian Kebudayaan dan pengembangan Sanggar Seni Budaya. Pengajuan biaya ini bukan tidak beralasan, karena pada prinsipnya pemerintah Kabupaten wakatobi sejak tahun 2007 lalu hingga saat ini belum pernah mau memperdulikan sektor penembangan kebudayaan dalam lingkup Keraton Liya, padahal kalau kita mau simak sejarah masa lalu bahwa Keraton Liya sebagai simbol budaya kepualaun tukang besi mulai dari Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Simbol-simbol ini secara realistik bisa dilihat pada bentuk/luas/model dan jumlah lawang Benteng Keraton Liya tidak ada samanya di wilayah Wakatobi, Tamburu atau gendang di Kerajaan Liya berjumlah 13 buah sedangkan diwilayah lain hanya dimiliki oleh Kaledupa sebanyak 1 buah tamburu, sebaliknya Tomia dan Binongko tidak memiliki Tamburu, Jumlah Sara Liya sejumlah 120 Sara ditambah Sara Wanci 60 Sara, mandati 40 Sara dan Kapota 20 Sara sehingga total menjadi 240 Sara, Sedangkan Kaledupa hanya 60 saram Tomia 40 Sara dan Binongko 40 Sara. Raja Liya memegang 3 (tiga) kekuasaan yakni sebagai Lakina Liya, Sebagai Sarana Wolio dan sebagai Bobeto Mancuana, sedangkan di Kaledupa hanya sebagai Barata dan sebagai Lakina. Tomia hanya kepala Sara dan Binongko hanya kepala Sara. Tari perang atau Honari Mosega hanya satu-satunya terdapat di Keraton Liya yang lain tak dijumpai. Inilah fakta-fakta realistik sejarah yang tak dapat dimungkiri oleh siapapun bahkan sampai kejadian dini dilegitimasi oleh para penulis sejarah berasal dari Keraton Wolio Buton. Berikut ini akan di lampirkan surat-surat yang pernah terkirim ke Pemerintah kabupaten Wakatobi sebagai berikut : 

 Kendari, 8 Maret 2010 


Nomor : 14/BP/FORKOM KABALI/Sultra/IV/2010 
Lampiran : -- 
Perihal : Permohonan Mendapatkan Bantuan APBD Untuk Pembangunan Pusat Informasi Kebudayaan Liya  Dan Prototipe Rumah Istana Mantan Raja Liya Untuk Sarana Obyek Parawisata Budaya. 

Kepada Yth, 
1. Bapak BUPATI Kabupaten Wakatobi 
2. Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi
Masing-Masing 
DI.
W A N C I

              Dengan ini disampaikan kepada Bapak Bupati Kabupaten Wakatobi dan Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi bahwa dalam rangka upaya meningkatkan promosi parawisata di sector wisata budaya tahun tahun mendatang maka saat ini diperlukan pembenahan dan pembangunan inpra struktur obyek parawisata yang selama ini belum tersentuh oleh kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi. Potensi sarana obyek parawisata budaya di daerah Kabupaten Wakatobi berdasarkan artifak peninggalan budaya para leluhur masa lalu memiliki daya tarik tersendiri dan bias dijual kepada para wisatawan bila mampu kita benahi sarana dan prasaranannya dengan baik sesuai kondisi keasliannya. Berkenaan dengan maksud tersebut dalam rangka ikut partisipasi dalam mensukseskan program parawisata Kabaupaten Wakatobi yang saat ini lebih dikenal dengan wisata bahari dan penyelaman bawa laut “Surga Nyata Bawah Laut di Jantung Segi Tiga Karang Dunia”, maka kami dari Badan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (FORKOM KABALI) Sulawesi Tenggara mengajukan beberapa permintaan realistis yang diharapkan dapat di anggarakan dalam mata anggaran APBD Kabupaten Wakatobi tahun anggaran 2011 sebagai berikut : 
1. Biaya pembangunan sarana Pusat Informasi Kebudayaan Liya berupa pembangunan 1 (satu) unit bangunan Maligi ukuran 10x20 m2 lengkap dengan etalase untuk pemajangan benda-benda dan artifak bersejarah termasuk tempat pemajangan hasil-hasil kerajinan rakyat berupa sarung hasil tenung, timbikar, hasil kerajinan perak, tembaga dan emas serta kerajinan lain yang dielaborasi dengan hasil-hasil keterampilan masyarakat yang termodifikasi, termasuk pemajangan pernaskahan sejarah, dan lain sebagainya. Biaya yang diperlukan untuk pembangunan ini ditaksir secara Lum Sum dengan asumsi per meter persegi sebesar Rp.2.000.000,-- sehingga total anggaran pembangunan Maligi lengkap dengan etalasenya sebesar Rp.400.000.000,--(empat ratus juta rupiah). 
2. Pembangunan prototype Bangunan Istana mantan Raja Liya (Mo’ori Liya, Lakina Liya) sebanyak 14 buah Maligi dengan ukuran 5x7 m2 dibangun sesuai dengan model keasliannya. Biaya yang diperlukan untuk pembangunan Istana Mantan Raja Liya ini ditaksir Lum Sum dengan asumsi Rp.1.500.000,-/m2 sehingga dalam 1 (satu) unit bangunan Maligi ukuran 5x7m2 diperlukan dana sebesar Rp. 52.500.000,- Total biaya untuk pembangunan prototype rumah Istana mantan Raja Liya sebanyak 14 buah bangunan Maligi ukuran 5x7 m2 sebesar Rp.735.000.000,- (tujuh ratus tiga puluh lima juta rupiah. Besarnya biaya ini sudah termasuk pembuatan papan tanda dan papan peringatan bagi setiap mantan Raja Liya yang pernah berkuasa pada zamannya. 
3. Pengadaan seperangkat alat tenung tradisional, alat pengrajin pandai besi, alat pengrajin emas/perak dan tembaga sebanyak 10 unit termasuk biaya program pendidikan dan pelatihan dari para penenung dan pengrajin yang dimiliki oleh masyarakat Liya dari asal turun temurun dengan perkiraan dana sebesar Rp. Rp.500.000.000,-- (lima ratus juta rupiah). 

            Sangat kami harapkan kepedulian bapak-bapak dengan tidak memandang suku apapun mengingat eksistensi peninggalan kebudayaan Liya sejak dahulu kala memiliki nilai-nilai sejarah dan peradaban yang tinggi yang kini sudah saatnya untuk dilakukan pembinaan secara intensif dan terus-menerus agar bisa terbentuk suatu komunitas budaya dengan segala atribut yang mengiringinya sehingga suatu kelak dapat menjadi potensi obyek Wisata Budaya dan dapat dijual kepada wisatawan. Pada kondisi demikian diharapkan sektor Wisata Budaya ini dapat menadi stimulus bagi meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Wakatobi sekaligus dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat khususnya Liya dan umumnya Kabupaten Wakatobi. 

           Demikian permohonan yang dapat kami sampaikan untuk mendapat perhatian Bapak dalam pelaksanaan revisi APBD Kabupaten Wakatobi tahun 2010 ini dan penganggaran APBD pada tahun-tahun akan datang sehingga pembagunan sektor Wisata Budaya dan kebudayaan yang selama ini menjadi muatan lokal senantiasa mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan para pengambil kebijakan untuk dapat ditetapkan menjadi muatan rutin APBD Kabupaten Wakatobi agar masyarakat kita dapat segera maju sosial ekonominya dan pembangunan daerah serta hasil-hasilnya dapat berjalan merata dan dirasakan manfaatnya pada semua lapisan masyarakat tanpa kecuali sebagaimana yang kita harapkan bersama. Atas perhatian Bapak-Bapak, tak lupa kami ucapkan terima kasih, semoga Tuhan YME, Allah SWT senantiasa melindungi kita semua dalam melakukan segala tujuan yang benar, amin 

BADAN PENGURUS PUSAT 
FORUM KOMUNIKASI KELUARGA BESAR LIYA 
(FORKOM KABALI) 
SULAWESI TENGGARA, 

                             Ketua,                                                            Sekretaris, I

                                ttd                                                                        ttd

IR. LD. MUHAMMAD ALI HABIU,AMts.,M.Si        UMAR ODE HASANI,SP.,M.Si 

Tembusan :Disampaikan Kepada Yth : 
1. Presiden Republik Indonesia di Jakarta, 
2. Menteri Kebudayaan dan Parawisata di Jakarta, 
3. Menteri Dalam Negeri di Jakarta, 
4. Kementerian Negara/Ketua BAPPENAS di Jakarta, 
5. Gubernur Sulawesi Tenggara di Kendari, 
6. Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Provinsi Sultra di Kendari, 
7. Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi di Wanci, 
8. Kepala Bagian Keuangan Setkab Wakatobi di Wanci, 
9. Ketua Lembaga Adat Besar KABALI di Liya 
10.Ketua Cabang FORKOM KABALI Kabupaten Wakatobi di Liya, 
11.Pertinggal. 


--------------------------------------------- 


Kendari, 6 Maret 2010 

Nomor : 13/BP/FORKOM KABALI/Sultra/IV/2010 
Lampiran : -- 
Perihal : Permohonan Mendapatkan Bantuan Rutin APBD Pemda Wakatobi Setiap Tahun Untuk Pembinaan Sanggar Seni Budaya KABALI 

Kepada Yth, 
1. Bapak BUPATI Kabupaten Wakatobi
2. Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi 
Masing-Masing 
DI.
W A N C I

                Dengan ini disampaikan kepada Bapak Bupati Kabupaten Wakatobi dan Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi bahwa dalam rangka upaya komunitas masyarakat Liya dalam melestarikan kebudayaan Liya yang memiliki nilai-nilai seni yang tinggi dan nilai-nilai sejarah peradaban yang sudah cukup lama berselang sejak pertengahan Abad XI lalu yang selama ini dipandang sangat kebelakang dan tertinggal pembinaannya, maka perkenangkan kami dari Badan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (FORKOM KABALI) Sulawesi Tenggara mengajukan permintaan realistis berupa bantuan anggaran pembinaan Seni Budaya, Adat Istiadat dan Tradisi Keluarga Besar Liya yang akan dikelolah melalui sanggar KABALI  berupa : 
1. Biaya pengadaan instrumentasi peralatan Seni Budaya, Adat Istiadat dan Tradisi Liya termasuk seragam latihan dan perlengkapan seperangkat elekton dan sound sistemnya untuk ditempatkan pada SANGGAR KABALI PUSAT DI KENDARI sebesar Rp.172.000.000,-- (seratus tujuh puluh dua juta rupiah) sebagaimana perincian dalam proposal biaya yang telah kami ajukan; 
2. Biaya pengadaan instrumentasi peralatan Seni Budaya, Adat Istiadat dan Tradisi Liya termasuk seragam latihan untuk ditempatkan pada SANGGAR KABALI CABANG WAKATOBI DI LIYA sebesar Rp.99.500.000,-- (sembilan puluh sembilan juta lima ratus rupiah) sebagaimana bagian perincian dalam proposal biaya yang telah kami ajukan; 
3. Biaya Perawatan Sanggar KABALI dan biaya-biaya pembinaan, pelestarian dan pelatihan Seni Budaya berupa Lariangi Liya, Honari Mosega, Posepaa Modifikasi dan Panji-panjinya kebesaran Liya untuk SANGGAR KABALI PUSAT DI KENDARI, diharapkan dapat dianggarkan setiap tahunnya minimal sebesar Rp.50.000.000,--(lima puluh juta rupiah); 
4. Biaya Perawatan Sanggar KABALI dan biaya-biaya pembinaan, pelestarian dan pelatihan Seni Budaya berupa Lariangi Liya, Honari Mosega, Posepaa Modifikasi, atribut dan seragam dan Panji-panjinya kebesaran Liya untuk SANGGAR KABALI CABANG WAKATOBI DI LIYA diharapkan dapat dianggarkan setiap tahunnya minimal sebesar Rp.75.000.000,--(empat puluh juta rupiah); 
5. Biaya pegelaran seni dan bakti sosial budaya dan kesehatan sosial diadakan minimal 2 kali setahun setiap kali liburan mahasiswa yang akan dilaksanakan oleh Komunitas Pemuda Pemudi Keluarga Besar Liya (KOMPI KABALI) pusat Kendari dengan melibatkan para medis 5 orang, dokter 4 orang, sejarawan dan budayawan dan para aktivis KOMPI KABALI dari masing-masing asal Liya dengan perkiraan alokasi penggunaan dana selama 2 kali kegiatan dalam setiap tahunnya dan dapat dianggarkan setiap tahunnya sebesar Rp.100.000.000,-- (seratus juta rupiah). 

              Sangat kami harapkan kepedulian bapak-bapak dengan tidak memandang suku apapun mengingat eksistensi kebudayaan Liya sejak dahulu kala memiliki nilai-nilai sejarah dan peradaban yang tinggi yang kini sudah saatnya untuk dilakukan pembinaan secara intensif dan terus-menerus baik secara internal oleh komunitas masyarakat Liya sendiri dan secara eksternal oleh Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi sehingga pada akhirnya beberapa tahun mendatang akan menjadi asset bagi potensi wisata budaya yang bisa diandalkan sebagai patnership wisata bawah laut “Surga Nyata Bawah Laut di Jantung Segi Tiga Karang Dunia” untuk pemasukan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat Wakatobi. 

             Demikian permohonan yang dapat kami sampaikan untuk mendapat perhatian Bapak dalam pelaksanaan revisi APBD Kabupaten Wakatobi tahun 2010 ini dan penganggaran APBD pada tahun-tahun akan datang sehingga pembagunan sektor sosial budaya dan kebudayaan yang selama ini menjadi muatan lokal senantiasa mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan para pengambil kebijakan untuk dapat ditetapkan menjadi muatan rutin APBD Kabupaten Wakatobi agar masyarakat kita dapat segera maju sosial ekonominya dan pembangunan daerah serta hasil-hasilnya dapat berjalan merata dan dirasakan manfaatnya pada semua lapisan masyarakat tanpa kecuali sebagaimana yang kita harapkan bersama. Atas perhatian Bapak-Bapak, tak lupa kami ucapkan terima kasih, semoga Tuhan YME, Allah SWT senantiasa melindungi kita semua dalam melakukan segala tujuan yang benar, amin 


BADAN PENGURUS PUSAT 
FORUM KOMUNIKASI KELUARGA BESAR LIYA 
(FORKOM KABALI) 
SULAWESI TENGGARA, 


                         Ketua,                                                                 Sekretaris, 

                           ttd                                                                         ttd

IR. LD. MUHAMMAD ALI HABIU,AMts.,M.Si       UMAR ODE HASANI,SP.,M.Si 

Tembusan : Disampaikan Kepada Yth, 
1. Presiden Republik Indonesia di Jakarta, 
2. Menteri Kebudayaan dan Parawisata di Jakarta, 
3. Menteri Dalam Negeri di Jakarta, 
4. Kementerian Negara/Ketua BAPPENAS di Jakarta, 
5. Gubernur Sulawesi Tenggara di Kendari, 
6. Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Provinsi Sultra di Kendari, 
7. Kepala Finas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi di Wanci, 
8. Kepala Bagian Keuangan Setkab Wakatobi di Wanci, 
9. Ketua Lembaga Adat Besar KABALI di Liya 
10. Ketua Cabang FORKOM KABALI Kabupaten Wakatobi di Liya,
11. Pertinggal.