OLEH : TOTOM WAKATOBI (wartawan free lines)
Indonesia Online News - Kebudayaan Liya ke II Tahun 2011, yang digelar
mulai Senin (7/11) laly berjalan dengan sukses. Hal itu berkat atas
dukungan para donatur di luar wilayah Pemerintahan Kebupaten Wakatobi,
Demikian disampaikan Ketua Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia,
Ali Habiu kepada wartawan.
Ali Habiu, mengatakan dengan tidak
ada perhatian Pemda Wakatobi kepada kegiatan tersebut membuat banyak
pertanyaan banyak masyarakat Wakatobi khususnya masyarakat Wakatobi di
Pulau Wangi-wangi.
“Masyarakat Liya lebih khususnya
mempertanyakan kenapa acara-acara konteksi adat dan budaya Kraton Liya
yang telah terlaksana belakangan ini, tidak diperdulikan Pemerintah
Daerah Wakatobi. Saya katakana ini memang, Bupati Wakatobi baik secara
kelembagaan maupun pribadi tidak ada sama sekali perhatiannya, padahal
konteksi ini merupakan iven yang cukup strategis dalam pelestarian dan
pengembangan kebudayaan daerah. Sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat
(m) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah adalah
termasuk dalam katagori Hak dan Kewajiban Pemerintahan Daerah Otonom
(Pemerintah Daerah kabupaten Wakatobi),” katanya.
Kata dia
berdasarkan UU pasal 22 ayat (m) tersebut berbunyi, dalam
penyelenggaraan otonomi daerah mempunyai kewajiban (m) melestarikan
nilai social budaya. Dengan begitu, menurut penilaiannya, menunjukkan
bahwa Bupati Wakatobi, Hugua masih pilih kasih dalam menjalankan
kepemerintahannya.
“Dan bukan merupakan rahasia umum jika
selama ini yang menjadi prioritas penanganan pelestarian dan
pengembangan kebudayaan hanya diberikan kepada daerah asal kelahirannya
yakni Tomia tanpa secara adil memperhatikan wilayah-wilayah daerah lain
(Binongko, Kaledupa dan Wangi-wangi) yang memiliki potensi nilai sosial
budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan,” ucapnya lantang.
Lanjutnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi,
Drs.Tawakkal mengemukakan bahwa mulai tahun 2012 mendatang acara
kegiatan serupa yakni Gelar Kebudayaan Liya ke III Tahin 2012 mendatang
sudah akan ditangani oleh dinasnya karena telah masuk dalam tugas pokok
dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi, yang
tentunnya akan kerja sama dengan Lembaga Forum Komunikasi Kabali
Indonesia sebagai lembaga independen perintis dan pelestari kebudayaan
Liya.
“Kami berharap semoga janji ini bisa merupakan kenyataan
pada Tahun 2012 mendatang. Selama acara berlangsung, dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata hanya mengambil dokumentasi, publikasi untuk
promosi mereka,” ujarnya.
Ali Habiu, menyampaikan bahwa meskipun
demikian tanpa bantuan pemerintah Kabupaten Wakatobi pelaksanaan Gelar
Budaya Liya ke I Tahun 2010 dan ke II Tahun 2011 ini cukup meriah, bisa
berjalan lancar dan sukses.Tentunya hasil berkat kerja keras tanpa lelah
dari segenap pengurus Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia baik
yang berada di pusat maupun di daerah khususnya di Pengurus Cabang
Kabupaten Wakatobi yang dikomandoi oleh Hasan Ndou dan lainya.
Sesuai dengan pengakuannya pelaksanaan Gelar Budaya Liya ke II Tahun
2011 ini jauh lebih sempurna pelaksanaannya jika dibandingkan dengan
pelaksanaan Gelar Kebudayaan Liya ke I Tahun 2010 lalu, karena sudah
didasarkan atas pengalaman pelaksanaan sebelumnya.
“Kegiatan
yang ditampilkan pada acara Budaya Liya ke II Tahun 2011 berupa
pemotongan hewan qurban secara tradisional (adat istiadat) dan diskusi
kebudayaan. Pada pelaksanaannya dirangkaikan bersamaan pada hari Senin
(7/11). Dan Pentas Seni Budaya dengan menampilkan 18 jenis seni budaya
tradisional Liya di laksanakan pada hari Selasa (8/11). Kegiatan dimulai
Jam 09.00 Wit sampai Jam 14.00 Wit. Sedangkan penampilan Seni Budaya
tahun 2010 lalu hanya sejumlah 8 jenis saja,”
tutupnya.(by.totom/bustomi)