OLEH : HUMAS KABALI
INDONESIA
Gedung Sanggar Kabali, Kini Sepi Kegiatan Pelatihan Seni
Kegiatan Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia pusat Benteng Liya yang sejak bulan Juni 2012 lalu telah menjadi Desa Wisata (Desa Wisata Liya Togo) yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kini sejak tahun 2012 hingga saat ini telah mati suri. Keadaan mati suri tersebut disebabkan karena ternyata pemerintah daerah kabupaten Wakatobi kebijakan program kerjanya tidak pernah memasukkan Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia sebagai salah satu sanggar yang mendapat pembinaan dan bantuan stumulan dalam rangka melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai tradisi dan budaya masyarakat Liya khususnya dibidang seni tari tradisional dan seni atraksi tradisional. Kejadian ini sangat kami sesalkan mengakibatkan seluruh bantuan peralatan seni budaya mulai dari gendang, gambus, kecapi sampai gong serta seluruh komponen penarinya tidak lagi dimanfaatkan oleh kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan ekonomi kerakyatan yang sejak tahun 2010 sampai 2012 masih sering tampil menyambut para turis manca negara yang berkunjung ke wilayah Benteng Liya.
Para pelatih dan pengurus sanggar seni budaya Kabali Indonesia saat ini semua menjadi fakum karena tidak adanya perhatian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi melalui program-program SKPD yang bersangkutan yang dianggarkan menggunakan dana APBD II, sehingga baik para pelatih seni budaya maupun para pengurus tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka tidak mendapatkan dana stumulansi untuk menggerakkan pelatihan dan organisasi.
Selama dibentuknya Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia pusat Benteng Liya, Wangi-Wangi sejak tahun 2010 hingga saat ini belum ada satu rupiahpun dana yang diterima oleh pengurus sanggar terutama untuk biaya pengadaan pakaian para panari yang bermotifkan tradisional, sehingga ketika sanggar tersebut masih aktif tahun 2010 hingga 2012 seluruh stribut pakaian dipakai motif apa adanya hasil swadaya para pengurus dan penari. Hal ini juga sangat disesalkan mengingat bahwa hampir semua Sanggar-sanggar yang dibawah binaan langsung oleh pemerintah daerah kabupaten Wakatobi, seperti Sanggar Wanianse, Sanggar Kanamingku, Sanggar-sanggar seni budaya di Tomia dan Kaledupa setiap tahunnya mendapat bantuan biaya operasional melalui SKPD Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi yang bisa mencapai 500 jutaan rupiah dalam setahunnya.
Salah satu penyebabnya adalah Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia tidak masuk dalam dokumen program Visi-Misi Bupati Wakatobi dan Peranan anggota DPRD Kabupaten Wakatobi selama hampir 8 tahun ini tidak sama sekali mendapat perhatian serius untuk membicarakan masalah ini di forum-forum acara konsultasi dewan dengan SKPD yang bersangkutan
Gedung Sanggar Kabali Bantuan Direktorat PBL Kemen PU 2012
Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia memiliki beragam seni tari tradisional mulai dari Honari Liya, Lariangi Liya, Lariangi Kareke, Honari Mosega, Honari Tamburu, Honari Kenta-Kenta, Atraksi Seni Posepaa, Atraksi Seni mansa'a Liya, Seni Atraksi Posemba Ae, Seni Atraksi Posemba Wemba, Seni Atraksi Makan Kulit Kerang, Seni Atraksi Bakar Diri, Seni Atraksi Menempa Parang dari Tangan, Seni Atraksi Tombak Menonbak dan lain sebagainya.
Pengurus pusat Lembaga Kabali Indonesia sangat mengharapkan diera pemerintahan Jokowi-JK saat ini melalui kementerian yang terkait dapat memperhatikan potensi yang dimiliki Sanggar Seni Budaya Kabali Indonesia ini dengan memberikan pembinaan-pembinaan, palatihan dan pendidikan serta bantuan-bantuan stumulansi dana operasional kegiatan dan pembinaan sanggar sehingga diharapkan semua komponen dan komunitas yang tergabung didalam sanggar tersebut termasuk organ-organ para penarinya dan para aktornya dapat meningkat perekonomiannya melalui bidang profesi seni yang telah mereka tekuni, dengan demikian dapat kita entaskan kemiskinan absolut yang masih banyak terdapat di wilayah Benteng Liya-Desa Wisata Liya Togo kabupaten Wakatobi.
Pak Jokowi...., Mohon bantuannya..!! Sudah capek kami menggagas dan menfasilitasi semua kepentingan masyarakat kami..., namun kerja-kerja pemerintah daerah kabupaten Wakatobi masih tebang pilih, kurang perhatian terhadap semua usaha kami selama ini dalam kerangka meningkatkan ekonomi kerakyatan yang mana kehidupan masyarakat Liya disekitar Benteng Liya diperkirakan masih terdapat tingkat kemiskinan absolut 28,7 % dan perlu pemerintah pikirkan nasib mereka itu. ****
Pak Jokowi...., Mohon bantuannya..!! Sudah capek kami menggagas dan menfasilitasi semua kepentingan masyarakat kami..., namun kerja-kerja pemerintah daerah kabupaten Wakatobi masih tebang pilih, kurang perhatian terhadap semua usaha kami selama ini dalam kerangka meningkatkan ekonomi kerakyatan yang mana kehidupan masyarakat Liya disekitar Benteng Liya diperkirakan masih terdapat tingkat kemiskinan absolut 28,7 % dan perlu pemerintah pikirkan nasib mereka itu. ****