Oleh : Sekretariat
Salinan :
Kendari, 10 Mei 2010
Nomor : 16/BP/FORKOM-KABALI/Sultra/V/2010
Lampiran : --
Kepada Yth,
Bapak BUPATI Kabupaten Wakatobi
DI.
WANGI-WANGI.
Perihal : Tindaklanjut Permohonan Mendapatkan Bantuan APBD Untuk Pembangunan Pusat Informasi Kebudayaan Liya dan Pembangunan Prototipe Rumah Istana Mantan Raja Liya Untuk Sarana Obyek Parawisata Budaya.
Dengan ini disampaikan kepada Bapak Bupati Kabupaten Wakatobi bahwa menindaklanjuti surat kami Nomor : 14/BP/FORKOM-KABALI/Sultra/III/2010 tertanggal 8 Maret 2010 Tentang Permohonan Mendapatkan Bantuan APBD Untuk Biaya Pembangunan Pusat Informasi Kebudayaan Liya Dan Biaya Pembangunan Prototipe Rumah Istana Mantan Raja Liya Untuk Sarana Obyek Parawisata Budaya. Dengan ini kembali diingatkan kepada Bapak Bupati bahwa dalam rangka upaya meningkatkan promosi parawisata di sektor wisata budaya tahun tahun mendatang maka saat ini diperlukan pembenahan dan pembangunan inpra struktur obyek parawisata Liya yang selama ini belum tersentuh oleh kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi. Potensi sarana obyek parawisata budaya di daerah Kabupaten Wakatobi berdasarkan artifak peninggalan budaya para leluhur masa lalu memiliki daya tarik tersendiri dan bisa dijual kepada para wisatawan bila mampu kita benahi sarana dan prasaranannya dengan baik sesuai kondisi keasliannya. Berkenaan dengan maksud tersebut dalam rangka ikut partisipasi dalam mensukseskan Program Parawisata Kabupaten Wakatobi yang saat ini lebih dikenal dengan wisata bahari dan penyelaman bawa laut “Surga Nyata Bawah Laut di Jantung Segi Tiga Karang Dunia”, maka kami dari Badan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (FORKOM KABALI) Kendari Sulawesi Tenggara mengajukan permintaan kepada Bapak agar dapat di anggarkan dalam APBD Kabupaten Wakatobi tahun anggaran 2011 sebagai berikut :
1. Biaya pembangunan sarana Pusat Informasi Kebudayaan Liya berupa pembangunan 1 (satu) Unit Bangunan KAMALI ukuran 10x20 m2 lengkap dengan etalase untuk pemajangan benda-benda dan artifak bersejarah termasuk tempat pemajangan hasil-hasil kerajinan rakyat berupa sarung hasil tenung, timbikar, hasil kerajinan perak, tembaga dan emas serta kerajinan lain yang dielaborasi dengan hasil-hasil keterampilan masyarakat Liya yang termodifikasi, termasuk pemajangan pernaskahan sejarah, dan lain sebagainya. Biaya yang diperlukan untuk pembangunan ini ditaksir secara Lump Sum dengan asumsi permeter persegi sebesar Rp.2.000.000,-- sehingga total anggaran Pembangunan KAMALI lengkap dengan etalasenya sebesar Rp.400.000.000,--(empat ratus juta rupiah).
2. Pembangunan prototype Bangunan Istana mantan Raja Liya (Mo’ori Liya, Lakina Liya) sebanyak 14 buah KAMALI dengan ukuran 5x7 m2 dibangun sesuai dengan model keasliannya dan ditempatkan pada lokasi tanah eks KAMALI dari masing-masing Raja yang bersangkutan. Biaya yang diperlukan untuk pembangunan Istana Mantan Raja Liya ini ditaksir Lump Sum dengan asumsi Rp.1.500.000,-/m2 sehingga dalam 1 unit Bangunan KAMALI ukuran 5x7m2 diperlukan dana sebesar Rp. 52.500.000,- Total biaya untuk pembangunan prototype Rumah Istana mantan Raja Liya sebanyak 14 buah Bangunan KAMALI sebesar Rp.735.000.000,- (tujuh ratus tiga puluh lima juta rupiah). Besarnya biaya ini sudah termasuk pembuatan papan tanda dan papan peringatan bagi setiap mantan Raja Liya yang pernah berkuasa pada zamannya.
3. Pengadaan seperangkat alat tenung tradisional, alat pengrajin pandai besi, alat pengrajin emas/perak dan tembaga sebanyak 10 unit termasuk biaya program pendidikan dan pelatihan dari para penenung dan pengrajin yang dimiliki oleh masyarakat Liya dari asal turun temurun dengan perkiraan dana sebesar Rp. 500.000.000,-- (lima ratus juta rupiah).
Sangat kami harapkan kepedulian bapak Bupati dengan tidak memandang suku apapun mengingat eksistensi peninggalan kebudayaan Liya sejak dahulu kala memiliki nilai-nilai sejarah dan peradaban yang tinggi yang kini sudah saatnya untuk dilakukan pembinaan secara intensif dan terus-menerus agar bisa terbentuk suatu komunitas budaya dengan segala atribut yang mengiringinya sehingga suatu kelak dapat menjadi potensi obyek Wisata Budaya dan dapat dijual kepada wisatawan baik lokal maupun manca negara. Pada kondisi demikian diharapkan sektor Wisata Budaya ini dapat menjadi stimulus bagi meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Wakatobi sekaligus dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat melalui peningkatkan sektor reel khususnya Liya dan umumnya Kabupaten Wakatobi.
Demikian permohonan yang dapat kami sampaikan untuk mendapat perhatian Bapak dalam pelaksanaan revisi APBD Kabupaten Wakatobi tahun 2010 ini dan penganggaran APBD pada Tahun Anggaran 2011 akan datang sehingga pembagunan sektor Wisata Budaya dan kebudayaan Liya yang selama ini termarginalkan dapat dijadikan muatan lokal dan senantiasa mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan para pengambil kebijakan untuk dapat ditetapkan menjadi muatan rutin APBD Kabupaten Wakatobi agar masyarakat kita dapat segera maju sosial ekonominya serta pembangunan daerah dan hasil-hasilnya dapat berjalan merata dan dirasakan manfaatnya pada semua lapisan masyarakat tanpa kecuali diseluruh wilayah Wakatobi sebagaimana yang kita harapkan bersama.
Atas perhatian Bapak, tak lupa kami ucapkan terima kasih, semoga Tuhan YME, Allah SWT senantiasa melindungi kita semua dalam melakukan segala tujuan yang benar, amin
BADAN PENGURUS PUSAT
FORUM KOMUNIKASI KELUARGA BESAR LIYA
(FORKOM KABALI)
SULAWESI TENGGARA,
Ketua, Sekretaris,
ttd ttd
IR. LA ODE MUH.ALI HABIU,AMts.,M.Si UMAR ODE HASANI,SP.,M.Si
Tembusan : Disampaikan Kepada Yth,
1. Presiden Republik Indonesia di Jakarta,
2. Menteri Kebudayaan dan Parawisata di Jakarta,
3. Menteri Dalam Negeri di Jakarta,
4. Kementerian Negara/Ketua BAPPENAS di Jakarta,
5. Gubernur Sulawesi Tenggara di Kendari,
6. Ketua BAPPEDA Kabupaten Wakatobi di Wangi-Wangi,
7. Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Provinsi Sultra di Kendari,
8. Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi di Wangi-Wangi,
9. Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Kebudayaan (BPPP) di Makassar,
10. Kepala Bagian Keuangan Setkab Wakatobi di Wangi-Wangi,
11. Ketua Lembaga Adat Besar KABALI di Liya-Wangi-Wangi,
12. Para Ketua Cabang FORKOM KABALI se-Indonesia,
13. Pertinggal.