KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Sabtu, 07 Januari 2012

RIWAYAT HONARI TAMBURU (TARI GENDANG) DI KERATON LIYA AWAL ABAD KE XV


 PAKAIAN ASLI HONARI TAMBURU IALAH LEJA HITAM (BERGARIS PUTIH)

 TARIAN TAMBURU INI LENGKAPNYA ADALAH TERDIRI DARI 17 PERSONIL


OLEH : LA BARA


La Bara adalah salah satu keturunan terakhir dari Bonto Wawo di Keraton Liya yang berdomisili di Jakarta Pusat dan saat ini berkunjung ke Kendari menceritakan riwayat asal mula Tari tamburu (tari gendang) yang biasanya dipasangkan tariannya dengan Tari Honari Mosega (tari perang). Bahwa latar belakang adanya Honari Tamburu di keraton Liya setelah Raja Liya yang bernama La Kueru atau La Kundaru atau dengan gelar Talo-Talo berhasil memenggal seorang sakti asal pulau Muna bergigi satu bernama Bombonawulu. Dikisahkan bahwa pada waktu itu kerajaan buton mengalami ancaman dari Bombonawulu dan prajurit kerajaan buton ketika itu tak mampu menandingi kesaktian orang tersebut, maka Raja Buton mengeluarkan titah berupa meminta bantuan orang-orang berani dari kepulauan tukang besi. Saat itu kabarpun tiba di Keraton Liya kepulauan Wangi-Wangi oleh utusan raja Buton dimana ketika itu sementara diadakan rapat Sara di baruga Keraton Liya. Maka Talo-Talo sebagai Raja Liya saat itu langsung mengambil inisiatif untuk menyelidiki secara bathin adanya kebenaran titah Raja Buton ini. Sesaat sesudahnya Talo-Talo tafakkur dan  setelah mendapat petunjuk bathin akan kebenaran berita itu, langsung mempersiapkan diri dengan peralatan perang berupa sebilah Parang dan menuju ke Pulau Oroho tetaptnya di Kompona One (Perut Pantai) dimana tak jauh dari lokasi itu merupakan lahan kebun Talo-Talo. Ketika sampai di Kompona One langsung Talo-Talo mengambil Koli-Koli (sampan) dan konon dikisahkan bahwa ketika Talo-Talo sudah menaiki sampannya, maka satu kali dayung dia sudah tiba di one pulau kapota, dua kali dayung dia sudah sampai di Mata sangia dan tiga kali dayung dia sudah sampai di Nganga Umala (pelabuhan kerajaan buton). Setelah Talo-Talo tiba di Nganga Umala langsung dia menembakan bedil (merial kecil) ke udara pertanda dia sudah memasuki wilayah kerajaan buton. Sementara kejadian ini berlangsung ternyata Raja Buton tengah mengadakan rapat Sara di Baruga Keraton Buton dan ketika itu Raja Butonpun kaget mendengar suara bedil yang ditembakkan secara ghaib oleh Talo-Talo. Maka Raja Buton penasaran dan mengutus telisandi dan prajuritnya untuk mencari dimana sumber bunyi asal bedil tersebut dan ditemukan Talo-Talo di Nganga Umala. Ketika itu Raja Buton marah karena ada orang berani yang menembakan bedil di wilayah Keraton Buton dan ternyata dia adalah seorang sakti pemberani dari Keraton Liya bergelar Talo-Talo. Lalu Talo-Talo dipanggil menghadap Raja Buton dan setelah diceritakan maksudnya maka Raja Butonpun baru mengerti akan maksud dan tujuan kedatangan Talo-Talo di Buton. Dan saat itu juga Raja Buton memerintahkan Talo-Talo untuk pergi ke wilayah kekuasaan Bombonawulu di daratan Muna untuk menaklukannya dan ketika itu Talo-Talo dengan kesaktiannya langsung menuju ke wilayah tersebut mencari Bombonawulu. Ketika Talo-Talo tiba di kerajaan Bombonawulu disana sedang terjadi atraksi tarian perang atau Tarian Tamburu dimana setiap prajurit mengadakan tarian dengan gerakan sehe (gerakan tanpa sadar) dan saling menombak satu dengan lainnya tanpa ada yang cedera atau luka. Raja Liya atau Talo-Talo menyaksikan acara tarian perang ini dan dia langsung pergi duduk dibawah Tamburu atau gendang (beduk) yang sedang dipukul dalam mengiringi tarian tamburu ini. Mengetahui gejolak orang yang tak dikenal ini lalu Bombonawulu bertanya : " kenapa kamu berani  masuk di arena ini "?. Jawab Talo-Talo, saya masuk disini karena utusan gendang !. Mendengar jawaban ini Bombanawulu lalu marah-marah dan menantang Talo-Tali untuk adu kesaktian. Pada saat itu Talo-Talo memegang parangnya yang dilengkapi dengan katompide (penangkis dari kayu keras) lalu secepat kilat menyambar tubuh Bombanawulu sambil memenggal kepalanya satu kali tebasan putus ! Kemudian setelah itu kepala Bombanawulu di bawah oleh Talo-Talo langsung kehadapan Raja Buton dan Raja Butonpun ketika itu menjadi tercengan melihat kejadian luar biasa ini. Dari kisah perjalanan Talo-Talo ini sepulangnya ke Keraton Liya langsung mengajarkan Tarian Tamburu kepada para Sara Liya untuk dijadikan tarian penyambutan ketika para pejabat kerajaan Buton datang berkunjung ke keraton Liya atau dipakai memeriahkan pada acara-acara tradisional Liya seperti Sampea dan lainnya. ****