KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Sabtu, 21 Juli 2012

KEMENTERIAN PARIWISATA & EKONOMI KREATIF KEMBANGKAN DESTINASI SELAIN BALI, SALAH SATUNYA : LIYA-WAKATOBI.



OLEH : HUMAS KABALI


"Hasan ndou" Ketua Cabang Kabali Wakatobi 
Berdasarkan berita dari media on line  dari  http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/kementerian-pariwisata-ekonomi-kreatif-kembangkan-destinasi-selain-bali, bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mendorong perkembangan destinasi wisata selain Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan destinasi wisata selain Bali yang banyak dikunjungi yaitu Batam dan Jakarta.

“Di luar itu juga ada beberapa wilayah I yang akan kita dorong perkembangannya,” katanya usai acara Wisuda Program Pascasarjana, Diploma IV dan Diploma III Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Sabtu (9/6-2012).
Menurutnya, wilayah yang akan dikembangkan a.l Borobudur dan sekitarnya, Bromo dan sekitarnya, Pulau Komodo dan sekitarnya, serta Bandung dan sekitarnya.

Daerah lain di luar Jawa antara lain :  Di Sulawesi Tenggara yakni Wakatobi yang meliputi wisata Daiving, Snoukling dan keindahan biosfer bawa laut serta wisata budaya di empat desa yaitu desa  Waha, Ambeua, Kapota dan Liya Togo. Selain itu juga Tanah Toraja di Sulawesi Selatan dan Danau Toba di Sulawesi Tengah.

Kabali sangat mendukung program destinasi yang dilakukan oleh Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif mengingat bahwa sektor pariwisata telah menjadi pilihan terbaik dan tercepat dalam peningkatan pendapatan   dan   pendistribusian   potensi   perdesaan   serta   penyerapan   tenaga   kerja   lokal.   Oleh  karena itu Pariwisata Perdesaan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang prospektif dalam lima tahun terakhir ini (sumber : Pusat Penelitian danPengembangan Keparawisataan Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Parawisata Kementerian Kebudayaan dan Parawisata, 2011).



 Lawa Puru

Prospek pengembangan desa Liya Togo dalam kawasan Benteng Keraton Liya memungkinkan sampai tahun 2020 menjadi Potensi Desa Wisata Budaya Nasional , mengingat desa Liya dalam kawasan Benteng Keraton Liya memiliki prospek obyek wisata yang dapat dikembangkan sebagai berikut :

1. Benteng Liya sejak 4 Juli 2011 melalui Menteri Kebudayaan dan Parawisata ketika itu telah mengusulkan ke Unesco untuk Benteng Liya sebagai “CAGAR BUDAYA DUNIA” dengan alasan bahwa :    
1). Benteng Liya memiliki tinggi rata-rata 3 meter dan lebar 1,5 meter tidak memiliki sediktpun mortal/pasangan,
2). Benteng Liya ditinjau dari segi artifisial baik dari udara maupun dari perairan laut sekitarnya adalah terindah di dunia karena memiliki 3 lapis, dapat dijadikan Obyek Wisata Cagar Budaya Nasional.
2.  Benteng Liya perlu diusulkan ke Kementerian Kehakiman untuk mendapat record MURI sebagai benteng terluas di dunia (Luas Benteng Liya 320.750 m2 atau  32,07 Ha, sedangkan luas Benteng Buton yang telah mendapat record MURI sebagai benteng terluas di dunia hanya memiliki luas sebesar 230.375 m2 atau 23,375 Ha), dapat di jadikan obyek wisata cagar budaya spesifik;
3.   Kawasan Benteng Liya memiliki sarana Padepokan Pusat Pelatihan Seni Budaya KabaLi Indonesia yang saat ini telah terlatih 24 jenis Seni Tari Tradisonal dan 4 jenis Seni Atraksi Tradisional, dapat dijadikan Obyek Wisata Seni Budaya/Tradisi;
4.    Dalam kawasan Benteng Keraton Liya terdapat kawasan alam terbuka sebagai obyek fanorama alam yang sebagian pakar menyebutkan sebagai fanorama alam terindah di dunia dapat dijadikan Obyek Wisata Fanorama Alam Atau Wisata Sunset
5.   Dalam kawasan benteng Keraton Liya terdapat potensi gua-gua alam yang memiliki kolam-kolam dan  lekuk yang indah yang dapat dijadikan Obyek Wisata Gua;
6.    Kawasan Benteng Keraton Liya memiliki beragam situs bersejarah, mulai Kampung tua, Mesjid tua, Lingga, Yoni, Lawang, Bastion, Benteng Pa’tua, Kuburan Raja-raja  dan sebagainya dapat dijadikan sebagai Obyek Wisata Sejarah;
7.   Masyarakat dalam kawasan Benteng Keraton Liya memiliki beragam upacara adat dan tradisi yang sering ditampilkan setiap tahunnya dapat dijadikan Obyek Wisata Tardisi Budaya;
8.    Terdapat Pasar Tradisional berbasis tradisi budaya di dusun Sempo Liya (dalam rekonstruksi) dapat dijadikan Obyek Wisara Pasar Budaya.
9.  Pesisir pantai Liya dan pulau-pulau kecil yang mengitarinya dapat dikembangkan menjadi Obyek Wisata Pantai, Sunset, Snoukling dan Daiving.*****