News KABALI IndoNesiAN CultuRE On The WOrlD: MASYARAKAT LIYA RAYA KAWASAN BENTENG KERATON LIYA WAKATOBI SIAP MENDUKUNG PENGELOLAAN WISATA BUDAYA

Senin, 10 Desember 2012

MASYARAKAT LIYA RAYA KAWASAN BENTENG KERATON LIYA WAKATOBI SIAP MENDUKUNG PENGELOLAAN WISATA BUDAYA

HUMAS : KABALI INDONESIA

Pada hari Rabu Tanggal 23 November 2012 lalu Bupati Wakatobi Ir. Hugua telah memanggil Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia dan Ketua Cabang Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia Kabupaten Wakatobi beserta jajarannya dalam rangka konsolidasi pengelolaan pariwisata budaya di desa Liya Togo dalam kawasan Benteng Liya antara Pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Kabali Indonesia dan diterima tepat pukul 11.00 WIT di ruang kerjanya turut dihadiri oleh Penasehat Bidang Kebudayaan H.Usman Baga,S.Sos dan Juru Bicara Bupati H. Nadar, M.Si. Dalam pertemuan tersebut Hugua menceritakan berbagai pengalaman perjalanan mengikuti kunjungan wisata diberbagai negara khususnya di kawasan Indian Kuno dan menggambarkan suasana promosi wisata disana. Berdasarkan kisah-kisah menarik pengalaman Bupati Wakatobi ini Kabali Indonesia dapat menimbah berbagai ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen kepariwisataan dan promosi parawisatanya.

Tak lama, Hugua memeritahkan kepada Ketua Umum Lembaga Kabali Indonesia untuk segera membuat atau menyusun Sejarah Budaya Liya sekaligus segera membuat Liflet Informasi Parawisata Liya dan Liflet Paket-Paket Wisata Budaya Liya. Alhamdulillah permintaan Bupati Wakatobi sebagian telah dapat dipenuhi utamanya pembuatan Liflet semuanya telah selesai, tinggal Susunan Sejarah Budaya Liya sementara dihimpin dan diharapkan jika tak ada aral melintang dan mendapat Ridho Allah SWT awal bulan Januari 2013 Insya Allah Sejarah Budaya Liya dapat diselesaikan dengan baik..

Pengelolaan pariwisata budaya pada desa wisata budaya Liya Togo dalam kawasan Benteng Liya dilaksanakan oleh Yayasan Kabali Indonesia melalui badan usaha yang dibentuk dengan nama Badan Pengelolaan Pariwisata pada desa wisata budaya Liya Togo dalam kawasan Benteng Liya-Wakatobi. Badan ini berorientasi profit dan berbadan hukum dilengkapi dengan komposisi susunan komisaris, direksi, direktur operasional dan bidang-bidang. Pada saat pertemuan tersebut, Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia telah melaporkan ke Bupati Wakatobi dan pada prinsipnya beliau mendukung program kerja ini.Dalam kaitan ini seluruh masyarakat Liya Raya sangat mendukung program kepariwisataan Liya yang dicanangkan oleh pemerintah dan mereka siap mendukung semua program pemerintah yang kelak akan mengatur tata ruang wilayah sebagai desa wisata budaya. Kabali tinggal mengatur manajemen tata kelolahnya agar betul betul masyarakat di sana dapat menikmati dampak positif dari masuknya pariwisata di daerah tersebut dalam upaya peningkatan ekonomi kerakyatan.

LIFLET INFORMASI PARIWISATA LIYA

LIFLET PAKET-PAKET WISATA BUDAYA LIYA

PAKET-PAKET KUNJUNGAN WISATA BUDAYA DESA LIYA TOGO YANG DITAWARKAN KE PARA WISATAWAN:

A. PEKET WISATA SENI TARI TRADISIONAL

B. PAKET WISATA SENI ATRAKSI TRADISIONAL

C. PAKET WISATA SITUS CAGAR BUDAYA BENTENG LIYA

D. PAKET WISATA ARTIFAK CAGAR BUDAYA BENTENG LIYA

E. PAKET WISATA KULINER KHAS LIYA DAN MAKANAN RINGAN KHAS KABALI

F. PAKET WISATA PENGRAJIN TRADISIONAL

G. PAKET WISATA GUA-GUA ALAM

H. PAKET WISATA TRADISI DAN BUDAYA

I. PAKET WISATA ALAM (TRACKING)

PROSEDUR PELAYANAN PAKET WISATA BUDAYA DAN KEWAJIBAN BAGI PARA WISATAWAN

Setiap kunjungan Wisata Budaya, para wisatawan diwajibkan untuk mendaftarkan diri lebih dahulu di Badan Otoritas Pengelolaan Pariwisata Desa Wisata Budaya Liya Togo Kawasan Benteng Liya, Wakatobi untuk mendapat 1 set pakaian adat, sebagai persyarat mutlak masuk dalam kawasan wisata budaya Liya.
Pada saat dilakukan pendaftaran diri, para wisatawan diwajibkan untuk membayar uang retribusi masuk Desa Wisata Budaya Liya Togo Kawasan Benteng Liya, berikut pemilihan paket-paket wisata budaya yang diminati dan lama waktu berwisata dibuktikan dengan tanda terima yang dileluarkan oleh Badan Otoritas Pengelola Parawisata tersebut
Setelah mendaftar dan memilih paket-paket wisata yang diminati, selanjutnya badan Pengelola Parawisata akan memberikan gaet yang bertugas selama kunjungan wisata budaya tersebut.
Bagi para wisatawan yang berkunjung lebih dari satu hari, Badan Otoritas Pengelolaan Parawisata akan mempersiapkan kamar hunian pada rumah-rumah penduduk lokal kawasan Benteng Liya untuk tempat bermukim dengan tarif yang ditentukan.
Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Liya harus mengikuti dan tunduk pada tata cara adat istiadat dan budaya setempat yang akan disampaikan melalui gaet masing-masing

HAK-HAK YANG AKAN DIPEROLEH OLEH PARA WISATAWAN.

Bagi wisatawan perempuan memperoleh hak mendapatkan sarung hasil tenung tradisional Kabali, kerudung hasil tenung tradisional Kabali dan atribut tanda masuk.
Bagi wisatawan laki-laki memperoleh hak mendapatkan sarung hasil tenung tradisional Kabali, kampuru hasil tenung tradisional Kabali dan atribut tanda masuk.
Biaya masing-masing paket baik laki-laki maupun perempuan yang mana barangnya dapat dimiliki langsung sebesar Rp.500.000/orang, dibayar dimuka. Kecuali disewa barang tidak dimiliki, sewa sebesar Rp.150.000/ orang.
Memperoleh paket seni tari tradisional, paket atraksi seni tradisional
Memperoleh kunjungan situs-situs besejarah Benteng Liya, Benteng Liya lapis ke-1, lapis ke-2 kuburan Raja-Raja Liya, Mesjid Agung Al-Mubaraq, Yoni, Lingga, Bastion, Lawang.
Memperoleh kunjungan artifak, seperti dua buah batu yang aba bersuara, lubang watapea, lubang tembus ka’bah baitullah, batu kansira/batu menghilang, beringin tua, uwe moori, uwe tamba’a, mesjid tua lamantanari. Oa Intan, Oa Tambaga.
Memperoleh kunjungan ke gua Kohondao, gua Sia Lingkuh, gua Uwe Moori, gua Wakuni, gua Tamba’a, Gua Walobu, dlsb.
Memperoleh kunjungan ke lokasi tempat pengrajin tradisional Liya.
Memperoleh kunjungan ke lokasi kuliner khas Liya.
Memperoleh kunjungan ke lokasi makanan ringan khas Kabali.
Memperoleh kunjungan dengan cara wIsata Alam (tracking) ke Benteng Liya lapis ke-3.
Memperoleh kunjungan ke lokasi acara tradisi adat istiadat seperti sampea, Hekansoda’a, Walea-Walea, Kabutua sesuai dengan momen acara masyarakat Liya..
Memperoleh penginapan sederhana pada rumah-rumah penduduk kawasan Benteng Liya dengan tarif Rp.100.000 s/d Rp.300.000/malam.

LEMBAGA KABALI

LEMBAGA FORUM KOMUNIKASI KABALI adalah suatu lEMBAGA sWADAYA MASYARAKAT berbadan hukum yang bergerak dibidang Jasa Kepariwisataan mulai dari penyediaan gaeding, tavel agency, paket-paket wisata termasuk pengelolaan pariwisata budaya di wilayah Badan Otoritas Pariwisata Wakatobi. Selain itu sebagai agen pengelolaan Pelestarian dan Pengembangan Sejarah dan Kebudayaan Liya, Pelestarian Cagar Budaya Dunia Benteng Liya sebagai pelaku manajemen Pengelola Pariwisata Budaya sesuai Visi, Misi Kabali yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga ini.

Lembaga ini didirikan bedasarkan akte notaris YAYASAN FORKOM KABALI SULAWESI TENGGARA didirikan pada tanggal 9 Desember 2009 di Kendari dengan Akta Notaris Nomor : 9/2009 dan Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kendari Nomor : 4/XII/12/2009 Sulawesi Tenggara, Notaris RAYAN RIADI,SH.,M.Kn.
Alamat Kantor : Jalan Wulele, Kompleks BTN Kendari Indah, Blok B/12 Kendari, Kode Pos 93117, Telpon 0401-3000051-085241593965, Email : forkomkabali@gmail.com.

Semua kunjungan turis baik dalam negeri maupun luar negeri khususnya di wilayah Benteng Liya manajemennya akan dikelola oleh Lembaga ini kerja sama dengan Badan Otoritas Pariwisata (BOP) Wakatobi.

Semua informasi yang tertulis melalui web blog ini adalah hak sepenuhnya sama Lembaga Kabali. Dilarang keras Menciplak atau mereduksi. Barang siapa yang menggunakan informasi yang termuat dalam web Blog ini adalah perbuatan pidana, kecuali terlebih dahulu mendapat izin dari Lembaga Forum Komunikasi Kabali.

Filosofis KabaLi Indonesia

KabaLi dalam bahasa pulau Wangi-Wangi atau Liya-Indonesia dapat diartikan sebagai Parang (pedang). Parang adalah terbuat dari besi baja dengan model sedemikian rupa dimana salah satu bagiannya tajam dan memiliki hulu pegangan. Kabali merupakan alat kelengkapan petani kebun dan nelayan untuk media bercocok tanam, menebas rerumputan, memotong kayu dan/atau memotong hewan/ikan yang hasilnya dapat langsung dimakan dan/atau dijual untuk dipakai dalam menyambung hidup manusia. Kabali dapat juga sebagai sarana alat perang dalam mempertahankan eksistensi hidup manusia terhadap lawan atau musuh-musuhnya maupun binatang buas. KabaLi dalam pengertian akronim adalah merupakan kepanjangan dari Ka=Keluarga, Ba=Besar, Li=Liya.
KabaLi dalam pengertian letter lechnya adalah sebagai suatu sarana cita-cita luhur untuk membangun komunikasi intensif baik internal maupun eksternal antar masyarakat dan pemerintah guna memajukan rakyat Liya-Indonesia khususnya masyarakat Liya di pulau wangi-wangi Kabupaten Wakatobi melalui kegiatan pelestarian dan pengembangan kebudayaannya serta promosi pariwisata budaya. Salah satu ikon yang menjadi prioritas penanganannya adalah Revitalisasi Kawasan Benteng Keraton Liya, Studi Teknis, Pemetaan Zoning Lapis 1, Lapis 2 dan Lapis 3 dan Pemugaran Benteng Keraton Liya secara bertahap mulai lapis ke-1, lapis ke-2 sampai lapis ke-3 dengan kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, Balai Arkiologi Makassar. Pengembangan dan Pernaskahan Sejarah Budaya serta Pengembangan Seni Budaya Tradisional asli Liya-Indonesia dan program pengembangan desa Liya Raya sebagai Desa Wisata Budaya Lokal dan Nasional dengan bekerja sama dengan unsur-unsur lembaga terkait baik pemerintah pusat dan daerah, pihak swasta maupun lembaga-lembaga donatur nasional dan internasional. Penelitian dan Pengembangan Sejarah Budaya dan Penelusuran Makam Maha Patih Gajahmada yang terdapat di kawasan Liya-Indonesia. Promosi parawisata budaya melalui Gelar Budaya Liya kerja sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sayang gelar budaya tahun 2013 tidak dapat dilaksanakan karena Lembaga Kabali tidak mendapat sokongan dana dari pemerintah daerah kabupaten Wakatobi. Semua potensi pengrajin tradisional baik pengrajin tenung sarung, tembikar, besi, perak dan emas sudah dalam penggalangan kerja sama dengan instansional terkait. Demikian pula Seni Budaya Tradisional sudah dipersiapkan untuk siap tampil sekitar 24 ragam mulai jenis atraksi tradisional sampai seni tari tradisional.
Liya-Indonesia sebagai daerah khusus bekas wilayah kerajaan Majapahit memiliki konstelasi sejarah masa lalu yang erat kaitannya dengan keberadaan raja-raja di kawasan arabia, asia, afrika, mongolia, melayu, sumatera dsb semenanjung malaka bahkan raja-raja pulau jawa sebagaimana disebutkan dalam naskah-naskah kuno yang tersimpan di perpustakaan Leiden Belanda juga disebutkan dalam naskah asli Hikayat Negeri Buton bahwa baik Si Malui maupun Si Panjongan pernah menjadi Raja di Liya akhir abad ke XI sebelum mereka masuk ke tanah buton. Berdasarkan data situs dan artifak, etafak di Liya diduga bahwa Putri Khan asal Mongolia juga Bau Besi atau Raden Jutubun asal pulau Jawa pernah juga berkuasa di Liya, demikian pula Mahisa Cempaka Raja Singosari pernah mengasingkan diri ke Liya-Indonesia. Gajah Mada telah didapatkan makamnya di Liya-Indonesia tinggal menunggu pembuktian ilmiah melalui suatu penelitian komprehensif. Semoga segala upaya ini mendapat ridho dari Tuhan YME. amin

Kedepan diharapkan Kabali akan menjadi Ikon promosi Parawisata Budaya di Indonesia dan di Dunia sekaligus sebagai pelaku pengelolahnya dengan kerja sama berbagai agen-agen nasional dan internasional.
Pupuh IV Negarakretagama; Liya-Indonesia Termasuk Bekas Wilayah Kerajaan Majapahit: ..."Muwah Tanah i Bantayan Len Luwut tentang Udamakatrayadhi Nikanangsunusaspupul Ingkang Sakasanusa ..Banggawi Kuni Cra-Liya-o Wangi(ng)..Makadi Ning Angeka Nusatutur..." (Sumber ; Mattulada mengutip buku ‘Gajah Mada’ karangan Muhammad Yamin, terbitan Balai Pustaka Jakarta tahun 1945)

"Selamat Bergabung bersama KabaLi-Indonesia...!!"