OLEH : ALI HABIU
Pelaksanaan Diskusi kebudayaan pada acara Gelar Budaya Liya ke II 2011 merupakan salah satu agenda dalam acara pegelaran tersebut. Kali ini dilaksanakan di dalam ruang Mesjid Al Mubaraq Alun-Alun Keraton Liya yang tak lain sebagai mesjid Agung Keraton Liya. Pemateri dalam acara diskusi kebudayaan tersebut yakni langsung dibawakan oleh putra-putri asal Keraton Liya Liya yang terbaik saat ini yakni : Wa Ode Nurhayati,S.Sos sebagai anggota DPR Republik Indonesia dari Partai Amanah nasional dan DR. La Ode Muhammad Alifuddin Nur, M.Ag sebagai akademisi dosen STIA Negeri Kendari. Adapun materi yang dibawakan oleh Wa Ode Nurhayati,S.Sos adalah masalah seputar "Penyadaran Masyarakat Lokal Perlunya Perkuatan dalam Pelestarian Sosial Budaya" dan DR. La Ode Muhammad Alifuddin Nur,M.Ag ialah seputar "Masalah Budaya Tutur" . Dalam acara diskusi kebudayaan moderator dibawakan langsung oleh Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia Bapak L.M. Ali Habiu yang dihadiri oleh Kapolsek Wangi-wangi Selatan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata kabupaten Wakatobi beserta jajarannya, Ketua Dewan Penasehat Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia Pusat Bapak Drs. H. La Ode Alimurni Misa, M.Si, Staf Ahli Bupati Wakatobi bidang Kebudayaan, Ketua Cabang Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia Kabupaten Wakatobi, Pengurus Lembaga Adat Liya, Tokoh Sara, Tokoh Agama, Budayawan, tokoh pemuda serta segenap undangan.
Pelaksanaan Diskusi kebudayaan pada acara Gelar Budaya Liya ke II 2011 merupakan salah satu agenda dalam acara pegelaran tersebut. Kali ini dilaksanakan di dalam ruang Mesjid Al Mubaraq Alun-Alun Keraton Liya yang tak lain sebagai mesjid Agung Keraton Liya. Pemateri dalam acara diskusi kebudayaan tersebut yakni langsung dibawakan oleh putra-putri asal Keraton Liya Liya yang terbaik saat ini yakni : Wa Ode Nurhayati,S.Sos sebagai anggota DPR Republik Indonesia dari Partai Amanah nasional dan DR. La Ode Muhammad Alifuddin Nur, M.Ag sebagai akademisi dosen STIA Negeri Kendari. Adapun materi yang dibawakan oleh Wa Ode Nurhayati,S.Sos adalah masalah seputar "Penyadaran Masyarakat Lokal Perlunya Perkuatan dalam Pelestarian Sosial Budaya" dan DR. La Ode Muhammad Alifuddin Nur,M.Ag ialah seputar "Masalah Budaya Tutur" . Dalam acara diskusi kebudayaan moderator dibawakan langsung oleh Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia Bapak L.M. Ali Habiu yang dihadiri oleh Kapolsek Wangi-wangi Selatan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata kabupaten Wakatobi beserta jajarannya, Ketua Dewan Penasehat Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia Pusat Bapak Drs. H. La Ode Alimurni Misa, M.Si, Staf Ahli Bupati Wakatobi bidang Kebudayaan, Ketua Cabang Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia Kabupaten Wakatobi, Pengurus Lembaga Adat Liya, Tokoh Sara, Tokoh Agama, Budayawan, tokoh pemuda serta segenap undangan.
Dalam acara diskusi kebudayaan tahun ini materi yang dibawakan oleh kedua finalis cukup mempesona para hadirin karena isi yang dipesankan banyak hal-hal yang menyangkut perkuatan nilai-nilai budaya asli Liya agar semakin dilestarikan dan dikembangkan dimasa-masa akan datang. Meminta agar segera menyiapkan lahan yang letaknya dibelakang Baruga untuk dibangun Pusat Promosi dan Penjualan hasil-hasil kerajinan rakyat Liya, meminta untuk segera membuat desain rekonstruksi mesjid Agung Keraton Liya "Al Mubaraq" dengan maksud agar bila ada yang berkeinginan membangun mesjid tersebut gambarnya sudah ada secara paten yang telah disetujui oleh BPPP Makassar. dlsb.
Sedangkan DR. Alifuddin Nur, M.Ag materi penekanan lebih fokus kepada budaya foklour seperti budaya tula-tula yang saat ini sudah mulai hilang di kalangan generasi muda Liya. Budaya tula-tula tersebut dahulu kala hampir semua warga Liya mengetahuinya dan biasanya diceritakan malam hari sebagai pengantar tidur bagi anak-anak. Misalnya tula-tula Wandiu-diu, dlsb.
Setelah pemaparan 2 pemateri dikumandangkan kemudian selanjutnya diadakan acara tanya jawab yang berlangsung selama satu sesi mengingat waktu sudah akan memasuki shalat zuhur. Pada acara tanya -jawab cukup banyak peserta hadirin yang bertanya namun hanya dibatasi kepada 5 orang penanya dan materi pertanyaanpun yang dilayankan cukup berbobot. Semua pertanyaan dijawab oleh finalis dan para penanyapun cukup puas. Sebelum acara diskusi ditutup oleh moderator, terlebih dahulu dipersilahkan Bapak Drs. Andi Tawakkal selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi memberikan beberapa sambutan-sambutan. Diantaranya yang paling penting untuk diketahui bagi kita semua warga Liya adalah bahwa SKPD Budpar wakatobi mulai tahun 2012 sudah akan mulai mendata dan menganggarkan semua potensi seni budaya di wilayah wakatobi sekaligus memberikan anggaran biaya bagi pembinaan dan atributnya, segera membenahi semua Lembaga Adat di wilayah wakatobi termasuk memberikan pakaian sara lengkap dan mulai tahun 2012 kegiatan Gelar Budaya Liya ke III akan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi kerja sama dengan Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia.
Pada acara penutup, berhubung karena terlalu banyak permasalahan yang belum tuntas dalam acara diskusi budaya tersebut, maka moderator mengharapkan agar masalah yang belum tuntas dapat diselesaikan melalui beberapa tahapan yang ditindaklanjuti dalam kesimpulan sebagai berikut :
- Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi kerja sama dengan Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia dalam waktu dekat mengadakan Loka Karya sehari membahas tentang pembenahan Lembaga Adat, Susunan Sara dan Tokoh Adat Liya dan pembentukan Tim Penasehat Kebudayaan Liya.
- Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Wakatobi kerja sama dengan Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia untuk menyelenggarakan Seminar sehari membahas tentang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Liya.
- Diminta kepada Pemerintah Kabupaten Wakatobi cq Dinas Kebudayaan dan Parawisata untuk segera mengusulkan ke Kementerian Kehakiman RI guna mendapatkan hak paten bagi Tarian Honari Mosega, Lariangi Kareke, Posepaa dan Makandara Tamburu Liya.