OLEH : HUMAS KABALI-INDONESIA
Tari Honari Mosega berasal dari Keraton Liya, yang kemudian pelestariannya berkembang ke daerah-daerah sekitarnya. Honari Mosega merupakan Tari Tradisonal kebanggaan masyarakat Liya yang mengkisahkan tarian berani. Dahulu kala awal mula tarian ini di atraksikan sebelum dan sesudah perang, merupakan pengungkapan dan motivasi dari semangat prajurit Liya ketika akan berperang mengusir musuh dan kegembiraan mereka karena pulang dengan kemenangan keberhasilan menaklukan musuh.
Tari Honari Mosega berasal dari Keraton Liya, yang kemudian pelestariannya berkembang ke daerah-daerah sekitarnya. Honari Mosega merupakan Tari Tradisonal kebanggaan masyarakat Liya yang mengkisahkan tarian berani. Dahulu kala awal mula tarian ini di atraksikan sebelum dan sesudah perang, merupakan pengungkapan dan motivasi dari semangat prajurit Liya ketika akan berperang mengusir musuh dan kegembiraan mereka karena pulang dengan kemenangan keberhasilan menaklukan musuh.
Tari
ini dimainkan oleh beberapa laki-laki, terdiri dari 1 (satu) penari inti disebut tompidhe dengan memegang tombak
atau parang, dan dilengkapi dengan 1
(satu) atau 4 (empat) orang
sebagai hulubalang yang disebut manu-manu moane dengan memegang tombak dan
janur kuning sebagai penghalau
bisa atau sihir. Kadang terdapat pula hulubalang wanita yang disebut
manu-manu wowine serta 1
(satu) orang pemukul gendang atau tamburu.
Penari
Tompidhe dan Manu-manu Moane dilengkapi dengan untaian gemerincing dan dalam
gerakannya akan selalu menimbulkan bunyi. Terdapat gerakan meloncat dan maju
lalu mundur secara beraturan sebagai gerakan silat Liya yang disebut Makanjara,
yang dilakukan karena kegembiraan atas kemenangan mereka dalam
berperang.
Tari Honari
Mosega secara lengkap disamping dimainkan
oleh penari Tomphide dan Manu-Manu, juga dilengkapi dengan tari pembawa bendera kuning bergaris-garis
hitam selang seling sebagai panji-panji asli kerajaan Liya pada zamannya
dipasangkan dengan pembawa tombak sebagai pengawal bendera. Bendera panji-panji
kerajaan Liya ini mirip dengan bendera manusia sakti Si Malui berasal dari daerah Bumbu
negeri Melayu Pariaman yang
bernama “Buncaha”. Si
Malui dan rombongannya mendarat di Kamaru pulau Buton pada tahun 1236
Masehi. Tari pembawa bendera ini sebagai tarian pembuka penghormatan kepada
Raja atas kemenangan mereka dalam berperang.
Tari Honari Mosega ini secara lengkap dikawal oleh sejumlah 12 (dua
belas orang) prajurit perang yang berpakaian hitam bergaris-garis tipis putih
selang seling dengan membawa tombak. Dahulu kala setelah Tari Honari Mosega
selesai diperagakan, maka akan disusul oleh ke 12 (dua belas orang) prajurit perang Liya untuk saling menombak
satu dengan lainnya mengikuti lantuman irama gendang atau tamburu sebagai penguji
kemampuan mereka. Peragaan saling baku tombak satu dengan lainnya menyerang tiba-tiba secara bergantian dalam suasana Makanjara dan tak ada satupun yang
terluka. Para prajurit perang Liya telah menunjukkan kesetiaannya dalam membela
negerinya sehingga suasana saling baku tombak satu dengan lainnya itu dilakukan
sebagai motivasi dalam menghadapi musuh dan karena rasa kegembiraan mereka setelah
pulang memenangkan perang.
Tari Honari
Mosega selama masa kesultanan buton sering ditampilkan pada acara-acara penyambutan
tamu agung, sultan maupun perangkatnya serta acara-acara adat yang berlaku
hanya dalam lingkup keturunan para bangsawan Liya.