Masyarakat Liya diperantauan di seluruh Indonesia mulai dari sabang sampai marauke kini harus merasa bangga kerena memiliki benteng Liya terindah dan terluas di dunia. Kreteria terindah di dunia dapat di lihat dari stratifikasi perletakannya terdiri dari 3 (tiga) lapis atau zona inti yakni zona inti 1 yang meliputi seluruh wilayah Laro Togo (Laro Togo, Balalaoni) dan zona inti 2 meliputi : Kareke, Rea, Woru, Bisitio, Salamawi, Wotea, Timi, Efulaa, Kohondao dan zona inti 3 meliputi seluruh wilayah antara batas Mandati Tonga, One Melangka, Bira, Sempo dan Lagiampa. Adapun Luas Benteng Liya lapis 1 (zona inti 1) = 22.970 m2, Luas Benteng Liya lapis 2 (zona inti 2) = 297.780 m2 dan Luas Benteng Liya lapis 3 (zona inti 3) diperkirakan 900.000 m2 yang saat ini dalam persiapan pemetaan dan pendataan teknis dari Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) Makassar. Stratifikasi perletakan Benteng Liya 3 lapis ini berada pada daerah ketinggian (dataran tinggi/pegunungan) sekitar antara 60 meter hingga 80 meter dari permukaan laut jika dipandang dari udara maupun dari perairan laut memiliki pesona atau aura sangat indah dan tidak ada duanya di dunia. Demikian pula Kreteria Terluas di Dunia dapat di lihat dari hasil data Zonasi Benteng Liya oleh BPPP makassar tahun 2012 dengan mendapatkan luas total Benteng Liya (zona inti 1 + zona Inti 2) seluas 320.750 m2 lebih luas dari Benteng Buton dengan hanya memiliki luas 230.375 m2. (sumber : http://www.id.wikipedia.org/wiki/Benteng_Keraton_Buton.)
Masing-masing lapis Benteng Liya memiliki spesifikasi keunikan tersendiri karena model struktur benteng dibuat beda antara lapis 1, lapis 2 dan lapis 3. Pada Benteng Liya lapis 1 dan lapis 2 memiliki 14 buah pintu yakni pada Benteng Liya lapis 1 terdiri dari 5 buah pintu yakni : Lawa Laro Togo (Lawa Ntoo'ge), Lawa Puru, Lawa Godo, Lawa Balalaoni dan Lawa Efulaa, sedangkan pada Benteng Liya lapis 2 memiliki 9 buah pintu yang terdiri dari : Lawa Baringi, Lawa Woru, Lawa Tamba'a, Lawa Bisitio, Lawa Wotea, Lawa Timi, Lawa Ewatu dan Lawa Lingu Bisitio, Lawa Lingu Timi. Adapun pintu-pintu (Lawa) benteng lapis 3 yang terdapat di wilayah perbatasan Mandati Tonga sampai saat ini masih dijumpai tidak memiliki bangunan namun dibuat sedemikian rupa dimana pada bagian bawahnya terbentang batu datar yang apabila diinjak atau dilewati maka akan keluarkan suara bunyi keras yang bisa terdengan sampai ke daerah permukiman yang terdapat di Benteng Liya lapis 1 dan Benteng Liya lapis 2. Hingga saat ini pintu-pintu Benteng Liya lapis ke 3 belum kami dapatkan namanya berhubung karena hampir semua para penatua tidak lagi mengingat atau memiliki data rekaman sejarah masa lalu yang valid.
Spesifikasi struktur Benteng Liya lapis 3 (zona inti 3) rata-rata memiliki ketinggian variasi hingga 2 meter sampai 3 meter pada segmentasi wilayah-wilayah tertentu seperti yang terdapat diperbatasan Mandati Tonga dengan Liya yang mana pada bagian lain model struktur benteng dibuat 2 lapis sejajar dengan ketinggian rata-rata 0,80 meter hingga 1,50 meter dengan tebal antara 1,00 meter hingga 1,20 meter dan bagian dalamnya merupakan jalan inspeksi prajurit perang Kerajaan Liya yang dipakai pada masa lalu untuk mengintai musuh yang tak lain armada perang tentara Mongol yang melewati perairan wangi-wangi atas sesuatu pengejaran dari pelarian raja-raja yang ditaklukan di wilayahnya (baca : bersembunyi di Liya dan menjadi penguasa di Liya) dan di daratan dari penyusupan bajak laut (baca : sanggila), lebar jalan inspeksi prajurit perang ini antara 0,80 meter hingga 1,00 meter.
Pembangunan di Benteng Liya Lapis 1 dan Lapis 2
Pada tahun 2012 Kawasan Benteng Liya mendapatkan bantuan dana dari pemerintah pusat melalui Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum sebesar lebih kurang Rp. 3 milyar. dalam rangka memperkuat interkoneksitas kunjungan wisatawan manca negara pada ivent Sail Wakatobi-Belitong 2012. Pembangunan sarana dan prasarana kawasan Benteng Liya meliputi : Perbaikan alun-alun belakang mesjid agung (mesjid al Mubaraq), Pembuatan jalan Pavinblok Kohondao, Pembuatan jalan Flour Woru, Pembangunan 1 buah Gedung Sanggar Kabali, Pembangunan 11 buah pintu Lawa dan perbaikan jalan-jalan kawasan lingkungan antara dusun di Benteng Liya.
Jika ada warga masyarakat Liya diperantauan dimanapun di negeri ini belum pernah pulang kampung sejak meninggalkan kampung puluhan tahun lalu (masa romusa dan pasca romusa) dan masa politisasi PKI di wilayah buton tahun 1969, maka kini Liya Togo sudah sangat berubah sudah semakin indah dan menawan di hati kita semua berkat usaha keras dari Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia.
Ayoo..., mari pulang kampung gabung bersama Kabali Indonesia kita bangun negeri Liya bersama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.*****