OLEH : HUMAS KABALI INDONESIA
Sesuai dengan surat Dirjen
Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
tanggal 22 Februari 2013, dengan nomor surat KP.303/1/2/DPDP/2013 yang
ditujukan kepada Ketua Umum Lembaga Kabali Indonesia, menyatakan bahwa Kepala Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi harus segera koordinasi
dengan Lembaga Kabali Indonesia dalam rangka pemberdayaan British Council di
Liya. Hal ini telah disampaikan oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata
kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi dengan surat
pemberitahuan nomor : 403/1/1/DPDP/KPEK/2013, tanggal 10 Januari 2013. Sampai
hari ini sudah setahun lebih koordinasi pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi
dengan Lembaga Kabali Indonesia menyikapi surat tersebut juga belum dilakukan.
Ini pertanda buruk bagi pembinaan ekonomi berbasis masyarakat perdesaan di
Wakatobi khususnya desa Liya Togo karena ternyata masuknya British Council di
Liya ada kaitan kepentingan LSM Sinthesa milik Hugua sebagai Bupati Wakatobi
saat ini disana. Kasihan masyarakat Liya, kapan bisa kita maju kalau bupatinya
arogansi kayak begini.
Oleh karena itu dihimbau
kepada semua elemen dan tokoh-tokoh masyarakat Liya untuk segera berkoordinasi
dan menyatukan langkah-langkah konkret dengan berupaya semaksimal mungkin
setiap harinya untuk mengawasi sepak terjang British Council di dusun Bisitio
Desa Wisata Liya Togo mengingat kehadiran lembaga ini merupakan agen-agen
lembaga asing yang berkedok pembinaan masyarakat padahal mereka dalam program
kerjanya mengandung niat-niat terselubung untuk secara diam-diam mencuri
kekayaan arkiologi yang terpendam dibumi eks Kerajaan Liya baik itu arkiologi
bawah permukaan tanah maupun arkiologi bawah laut. Sepak terjang terselubung
ini tentu didukung secara diam-diam oleh oknum-oknum Lembaga Sinthesa milik
Hugua.
Pada saat pertemuan Pengurus
pusat Lembaga Kabali Indonesia di Kendari dengan Bupati Wakatobi Ir. Hugua di
rumah kediamannya pada tanggal 18 Januari 2013 silam telah berjalan diskusi
alot seputar membahas masalah surat protes Lembaga Kabali Indonesia yang telah
dilayangkan kepada Direktur British Council Indonesia. Surat tersebut berisikan
protes keras atas pelaksanaan program British Council di dusun Bisitio Desa
Liya Togo karena semua program kerja lembaga tersebut telah mengadopsi dan
mencuri program kerja Lembaga Kabali Indonesia yang sudah diimplementasikan
sejak tahun 2010 lalu. Pencurian program kerja Lembaga Kabali Indonesia oleh
British Council tak lain adalah akibat dari adanya beberapa orang pengurus inti
Lembaga Kabali Indonesia yang telah membelot menjadi anggota dan/atau pengurus
British Council di Liya. Hal ini tak heran sebab mereka itu semua haus
kekuasaan dan haus financial dengan diiming imingi sejumlah uang dan kesempatan
untuk studi komperatif di luar wakatobi oleh LSM Sinthesa sehingga etika dan
norma-norma organisasi tidak lagi menjadi hal yang penting dan dijunjung tinggi
oleh mereka itu.
Pada kesempatan lain di
waktu itu juga, saudara Hugua tanpa sadar telah membocorkan rahasia kegiatannya
yakni dia katakan bahwa : baru-baru ini telah saya undang secara pribadi
seorang ahli penyelusuran gua asal negara Francis untuk menelusuri semua
gua-gua yang terpendam di pulau Wangi-Wangi. Dia tegaskan bahwa orang tersebut
elah masuk kesemua gua-gua yang terdapat di Liya dan hasilnya hanya mendapatkan
sejumlah udang yang warnanya bening sebening air (udang tanpa warna). Sedangkan
yang didapat lainnya dia sangat hati-hati kala itu untuk memberikan keterangan
kepada pengurus kabali Indonesia yang hadir di rumahnya ketika itu. Hal ini
merupakan pertanda buruk bagi Liya mengingat bahwa semua harta karun peninggalan
leluhur yang terpendam dalam bumi tanah Liya telah menjadi incaran “Hugua CS”.
Sehubungan dengan hal
tersebut dihimbau kepada semua masyarakat Liya mulai saat ini untuk mawas diri
dan perketat penjagaan batas-batas wilayah ulayat sara Liya karena kita sudah
merupakan tujuan utama pencurian tersistem dari berbagai lembaga-lembaga
internasional yang masuk ke wilayah Wakatobi dengan izin permit sebagai
kunjungan wisata atau lainnya. Jika kita lalai, maka jangan harap disuatu saat
yang tepat harta-harta karun milik leluhur Liya akan dapat kita nikmati untuk
dipergunakan pembiayaan anak cucu kita dikemudian hari, sebab semuanya telah
dirampok oleh lembaga-lembaga yang terorganisir dengan rapi.
Jika masyarakat mendapatkan
data bahwa British Council masih bekerja aktif sampai saat ini di dusun Bisitio
Desa Liya Togo maka diminta segera laporkan ke pengurus Lembaga Kabali
Indonesia untuk segera ditindaklanjuti. Pengurus Pusat Lembaga Kabali Indonesia
telah menyiapkan surat nota protes ditujukan kepada Perdana Menteri Inggris di London, tindasan kepada Kedubes Inggeris di Indonesia. Isi nota protes tersebut
berupa mosi tidak percaya atas semua program kerja Bupati Wakatobi Ir.Hugua
karena tidak pernah memberi kesempatan kepada masyarakatnya untuk bisa
berkembang disektor sektor usaha produktif, termasuk didalamnya pengelolaan
pariwisata kemaritiman dan pariwisata berbasis budaya, semua kegiatan saat ini merusak ekonomi kerakyatan karena telah dikuasai oleh kelompok pemilik modal.****