OLEH HUMAS KABALI INDONESIA
Salah satu Tarian asli milik Keraton Liya yakni Tarian Lariangi Kareke merupakan
salah satu tarian tradisional yang tertua di Indonesia lahir sejak pertengahan abad ke XIII sehubungan dengan
masuknya Maha Patih Gajah Mada ke Liya. Tarian ini menggambarkan suatu
peradaban yang tinggi mulai dari bentuk gerakan da syair yang
dinyanyikan oleh para pemainnya mengandung pesan-pesan moral dan budaya dan pertahanan.
Adapun pesan-pesan moral dan budaya yang dinyanyikan oleh para penari
yang biasanya berjumlah genap antara 12 orang sampai 16 orang ini adalah
penyampaian pesan kepada para tamu atau pendatang. Salah satu diantara
pesan tersebut adalah
"jika tuan datang ke
negeriku maka hormatilah budaya kami".....,
"jika tuan datang menyapa
kami, maka sapalah dengan santun dan berbudaya"....,
"jika tuan datang
ke negeriku maka janganlah membawa budayanya" ...., dst.
Adapun pesan budaya pada Tari Lariangi karena ini terlihat hampir semua gerakan memiliki motif gerakan tarian mongol. Sedangkan pesan pertahanan terlihat pada kode-kode gerakan jari dan lengan para penarinya
Sedangkan struktur pakaian asli Tarian Lariangi Kareke adalah terdiri dari baju berlengan panjang warna hitam dengan model kra bundar terbelah kearah dada dan sarung motof dasar hitam dan garis-garis kuning tipis. Baik baju maupun sarung terbuat dari hasil tenung tradisional.
Model gerak Tari Lariangi Kareke tersebut sangat beda jauh dengan model gerak Tari Lariangi yang terdapat pada umumnya di wilayah Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu diminta kepada Bupati Wakatobi mendatang priode 2016 bisa mengembangkan Tari Tradisional ini sekaligus mengusulkan ke Unesco untuk mendapat Harritage International yang selama masa Bupati Hugua tidak pernah mau diperhatikan.