Inilah wajah-wajah para pemrakarsa dan pendiri Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (Forkom-KabaLi) Kendari. Nama-nama pendiri mulai dari kanan adalah putra asli asal Desa Liya Kecamatan Wangi-Wangi yang terdiri dari : Umar Ode Hasani,SP.,M.Si; Drs. La Ode Haruku; Ir.La Ode Muhammad Ali Habiu,AMts.,M.Si; Drs. H. La Ode Bahrum Sulaiman; La Ode Marsidi; La Ode Ali Kalau,B.Sc; La Ode Salagu,SE dan La Ode Ali Ahmadi,S.Sas.
Nampak dalam gambar dua orang Pendiri KabaLi yakni dibelakang
adalah : Ir.La Ode Muhammad Ali Habiu,AMts,.M.Si dan
didepan La Ode Haruku sedang serius membahas agenda
untuk mencetak Almanak KabaLi. La Ode Haruku
sedang utak atik nomor Hand Phone kerabat di Makassar
yang akan menangani pencetakan Almanak KabaLi Tahun 2010
Para pendiri KabaLi sedang diskusikan program Proposal
untuk pencarian dana guna kelengkapan sarana Sanggar KabaLi.
Dalam gambar nampak dari kiri ke kanan : La Ode Marsidi;
Drs.H.La Ode Bahrum Sulaiman; La Ode Salagu,SE dan Laode Ali Kalau,B.Sc
Inilah Figur Pemrakarsa Utama Dibentuknya Lembaga Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (Forkom-KabaLi) Kendari, yakni dari kanan kekiri :
Ir. La Ode Muhammad Ali Habiu,AMts.,M.Si ; La Ode Marsidi
Salah Seorang Pendiri Utama Forkom KabaLi ini
Pernah Aktif Melanglang Buana Pada Beberapa Organisasi
Ormas maupun Orsimasinal, Diantaranya : Anggota Satgas Brigade Pemuda Pusat Pelopor Penerus Kemerdekaan Bangsa Indonesia (PPKBI),
Anggota Bidang Sosbud Dewan Pimpinan Pusat Kariawan
Antar Rakyat Indonesia, Ketua Bidang Pengembangan
Wirausaha DPD Golongan Karya Sulawesi Tenggara,
Sekretaris Umum DPD Pelopon Penerus Kemerdekaan Bangsa
Indonesia Sulawesi Tenggara, Sekretaris Jenderal Pengurus
Besar Kerukunan Keluarga Indonesia Buton Makassar,
Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Talo-Talo Makassar.
Mereka para Pendiri KabaLi berprinsip dan berpandangan bahwa kini sudah tiba saatnya yang dinantikan oleh segenap komunitas masyarakat Liya dimanapun saja mereka berada untuk diadakan reformasi sosial, politik, kemasyarakatan dan budaya. Reformasi semacam ini amat diperlukan guna memacu ketertinggalan ethnis Liya selama ini dikancah persaingan global antar ethnis di Indonesia sehingga perlu ada suatu wadah yang bisa menampung berbagai aspirasi sekaligus sebagai sarana pendidikan sosial, budaya, kemasyarakatan dan politik. Oleh karena itu para penggagas KabaLi kini membentuk suatu wadah yang bisa menampung aspirasi komunitas masyarakat Liya diperantauan khususnya yang berada di Kendari sebagai suatu wilayah daerah yang paling strategis dan sangat dekat dengan Wangi-Wangi dan wadah itu kini sudah terbentuk dengan nama Forum Komunikasi Keluarga Besar Liya (Forkom KabaLi) Kendari.
Mereka berjuang semata-mata didasari oleh jiwa dan semangat para leluhurnya dari asal keturunannya yang berasal dari pulau Buton dengan memegang teguh falsafah yakni : Bolimo a'arta somanamo karo, bolimo karo somanamo lipu dan bolimo lipu somanamo agama. Dengan demikian lembaga ini dibangun atas dasar hati nurani para pendirinya yang menginginkan segera ada perubahan komunikasi sosial di antara sesama warga liya dimanapun berada sehingga dapat saling membantu disaat kesulitan, saling mengangkat disaat diperlukan dan saling menghormati dalam suatu sistem adat istiadat " Topogau Satotono"