KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Kamis, 03 Februari 2011

SURAT KE MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARAWISATA UNTUK PENINGKATAN STATUS DESA LIYA BESAR MENJADI DESA WISATA BUDAYA NASIONAL TAHUN 2012.

Kendari, 23 Desember 2010 


Nomor : 23/P.KABALI/XII/2010 
Lampiran : ----- 

Kepada Yth, Menteri Kebudayaan dan Parawisata Republik Indonesia

Di. Jakarta. 

Perihal : Minta Fasilitasi Desa-Desa Lingkup Kawasan Benteng Keraton Liya Kepulauan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Menjadi Desa Wisata Budaya Nasional Tahun 2012. 


Dengan ini disampaikan kepada Bapak bahwa dalam rangka mendukung ditetapkannya pulau Hoga Kabupaten Wakatobi sebagai Destinasi Parawisata Nasional dan Internasional dengan keunggulan Wisata Bawah Laut di Segi Tiga Karang Dunia, maka kami dari Pengurus Pusat Lembaga Forum Komunikasi KabaLi Indonesia sejak tahun 2010 lalu telah bergegas menyiapkan berbagai potensi nilai-nilai Seni Budaya tradisional peninggalan leluhur Keraton Liya yang sudah ada sejak pertengahan abad XV lalu berupa sejumlah tarian tradisional dan atraksi tradisional untuk menjadi Obyek Wisata Budaya lingkup Liya Besar meliputi Desa Liya Togo, Liya Bahari, Liya mawi, One Melangka dan Wisata Kolo Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Berbagai potensi seni budaya dimaksud saat ini secara bertahap sudah dikelolah melslui Sanggar Seni Budaya KabaLI Liya dan sudah bisa ditampilkan di publik walaupun tentu sangat kami sadari masih banyak kekurangan utamanya menyangkut fasilitas aksesoris dan pakaian kelengkapan penari, instrumentasi alat-alat penunjang seperti gendang, gong serta honorarium pelatih tari dan lain sebagainya. Dilain pihak Desa Liya besar dalam kawasan Benteng Keraton Liya pada zamannya hingga tahun 1970-an masih terdapat potensi berbagai pengrajin lokal; berupa pengrajin tenung kain dan/atau tenung sarung tradisional, tembikar, besi, tembaga, perak dan emas bermotif tradisional, namun sayang sekali potensi ini sudah mulai memudar bahkan musnah sama sekali akibat kurangnya pembinaan yang mesti dilakukan secara berkala oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Buton (kabupaten induk) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi. 

Pembinaan itu bisa berupa : peningkatan keterampilan para generasi pengrajin maupun permodalan bergilir. Dampak kurangnya pembinaan pemerintah mengakibatkan komunitas kelompok keluarga yang tadinya bergelut dalam bidang profesi ini kini telah berubah fungsi menjadi nelayan, pedagang dan pekebun sekalipun hampir sebagian besar peralatan mereka masih terdapat utuh disimpan di rumah-rumah kediaman mereka di Liya. 

Selain hal tersebut pada zamannya di desa Liya ini terdapat Pasar Tradisional bertradisi leluhur yakni mulai dari menghampar jualan sampai dengan menjual kepada konsumen disertai sejumlah nyanyian-nyanyian tradisi tutur tertentu sebagai penariknya dan kemudian Pasar Tradisional tersebut mulai bubar Tahun 1972-an karena sudah tidak lagi didukung oleh program pemerintah pemerintah pusat sekalipun kini lokasi Pasar Tradisional tersebut masih ada bekas-bekasnya dan utuh keasliannya. 

Berkenaan dengan dimaksud di atas, mohon bantuan Bapak Menteri kiranya dapat kami di fasilitasi sekaligus diberikan proritas dukungan kebijakan sesuai arah kebijakan dan strategi nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 Kementerian Kebudayaan dan Parawisata Republik Indonesia dalam kaitannya untuk segera meningkatkan status desa Liya besar (meliputi : desa Liya Togo, desa Liya bahari, Liya Mawi, desa One Melangka, desa Wisata Kolo) dalam kawasan Benteng Keraton Liya Kepulauan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara dapat diangkat statusnya menjadi Desa Wisata Budaya Nasional Tahun 2012 dalam kaitannya dengan sinkronisasi program kegiatan Wisata Bawah Laut di pulau Hoga Kabupaten Wakatobi dimana Kebupaten Wakatobi sudah menjadi Destinasi Parawisata Nasional dan Internasional agar komunitas masyarakat budaya di desa ini dapat meningkat perekonomiannya sekaligus kedepan dapat memberikan konstribusi bagi pendapatan Negara disektor wisata budaya. Dalam kaitan ini kami sangat mengharapkan kiranya Lembaga kebudayaan yang kami kelolah bisa bekerja sama dengan jajaran instansional Kementerian Kebudayaan Dan Parawisata khususnya dibidang pengembangan dan pelestarian adat istiadat, tradisi dan seni budaya tradisional dalam rangka mempertahankan jati diri dan tradisi leluhur, identitas bangsa Indonesia yang amat tersohor pada zamannya. 

Sehubungan hal itu, kami menunggu resfonsibilitas Bapak Menteri dan kiranya dapat segera menurunkan Tim investigasi dan pengembangan (Research and Development) untuk segera ke lapangan mengunjungi desa Liya besar dalam kawasan Benteng Keraton Liya Kepulauan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi untuk dapat menilai segala sesuatunya memungkinkan desa Liya besar menjadi Desa Wisata Budaya Nasional Tahun 2012 mendatang. 

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian Bapak tak lupa diucapkan terima kasih.

BADAN PENGURUS PUSAT 
LEMBAGA FORUM KOMUNIKASI KABALI 


                K e t u a,                                                   Sekretaris, 


  Ir. L.M.ALI HABIU,AMts.,M.Si                          UMAR ODE HASANI,SP.,M.Si 


Tembusan: 
  1. Presiden Republik Indonesia di Jakarta; 
  2. Ketua DPD Republik Indonesia di Jakarta;
  3. Ketua DPR Republik Indonesia di Jakarta; 
  4. Kementerian Dalam Negeri dan Otonomi Daerah di Jakarta; 
  5. Gubernur Sulawesi Tenggara di Kendari;, 
  6. Bupati Wakatobi di Wangi-Wangi; 
  7. Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film Kementerian Budpar Republik Indonesia di Jakarta; 
  8. Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari; 
  9. Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi di Wangi-Wangi; 
  10. Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Provinsi Sulawesi Tenggara di kendari; 
  11. Kepala Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala di Makassar; 
  12. Badan Pendiri Forkom KABALI pusat (sebagai laporan) di Kendari; 
  13. A r s I p.--.