OLEH : ALI HABIU
Sesuai dengan surat tugas Nomor : S-47/OD-ST/VII/2011 tanggal 14 Juli 2011 yang ditandatangani oleh Ketua Daerah ORARI sultra DRS. H. Mansyur Masie Abunawas,M.Si memberikan tugas kepada La Ode Ali Ahmadi,SS selaku wakil sekretaris ORARI Daerah Sultra dan anggota rombongan Ir.L.M. Ali Habiu dan Umar Ode Hasani,M.SI menumpang di Kapal Perang KRI Makassar 590 menuju wangi-wangi pada hari Jumat sore jam 16.00 tanggal 15 Juli 2011 dalam rangka Sail Wakatobi 2011. Adapun tujuan ke wangi-wangi disamping turut berpartisipasi mensukseskan Sail Wakatobi-Belitung (SWB) 2011 juga sekaligus menghadiri Rapat Koordinasi antar masyarakat, kepala desa dan tokoh adat, tokoh pemuda dalam mensukseskan pembangunan Revitalusasi benteng Liya 2011 berlangsung di Baruga alun-alun benteng Liya.
Dalam rombongan di KRI Makassar 590 tersebut tedapat Bendahara Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonedia yakni La Ode Salagu,SE yang ikut rombongan para Kepala SKPD Tingkat Sulawesi Tenggara, Para wartawan baik elektronik maupun media cetak naik dari pelabuhan Kendari sekitar 300 personil. Di atas kapal sudah ada sejumlah pemuda.pelajar dan mahasiswa sebanyak hampir 260 orang yang terdiri dari perwakilan-perwakilan sekolah/kampus dan pemuda seluruh Indonesia. Dalam perjalanan KRI Makassar 590 di temani KRI Dr.Suharso 990 yang membawa personil tempur TNI Angkatan Laut juga personil para dokter ahli sejumlah 80 orang dalam rangka pelaksanaan pengobatan gratis di wangi-wangi, bau-bau dan daerah lainnya. Baik KRI Makassar 590 dan KRI Dr.Suharso 990 sebelum merapat di pelabuhan Kendari mereka sudah menempuh perjalanan selama 2 minggu mulai dari pangkalan angkatan laut makassar menuju surabaya, jakarta guna mengangkut para pemuda/pelajar dan mahasiswa juga paramedia/dokter. Di dalam perjalanan Kendari menuju Wangi-wangi ditempuh selama 14 Jam lamanya. Hal ini sengaja dilakukan karena di atas Kapal KRI Makassar 590 banyak sekali acara dilakukan khususnya bagi para pemuda/pelajar dan mahasiswa. Sebelum KRI Makassar 590 merapat di pelabuhan Mandati Wangi wangi terlebih dahulu memutar-mutar diperairan wanci selama hampir sejam sambil di hibur dengan alunan suara musik marching band dan para penarinya.
Pada acara rapat pertemuan yang berlangsung pada hari sabtu tanggal 16 Juli 2011 jam 13.00 WIT tersebut telah dikemukakan beberapa hal penting diantaranya menyangkut pembangunan revitalisasi pintu Lawa diminta semua pasangan dinding penyangga harus dapat dipertahankan keasliannya agar nilai-nilai historikal arkiologis dan situsnya tidak punah akibat kesalahan dalam pembangunan tersebut. Selain itu juga dipersoalkan masalah revitalisasi alun-alun belakang mesjid Al Mubaraq menurut sebagian aspirasi masyarakat bahwa lapangan tersebut semakin sempit khususnya pada acara atraksi posepaa. Ketua Umum Badan Pengurus Lembaga Forum Komunikasi KabaLi Indonesia menjelaskan secara mendetail maksud di revitalisasi alun-alun dan batasan dinding pagar samping jalan aspal yang saat ini dibangun. Dinding pagar pembatas tepi jalan aspal yang dibangun saat ini adalah berfungsi untuk menahan timbunan alun-alun agar tidak luruh/longsonr diwaktu musim penghujan dan dinding pagar tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menutupi badan jalan yang sudah terlanjur dibangun oleh pemerintah. Jika dinding alun-alun dibangun di luar badan jalan aspal maka masyarakat akan marah khususnya bagi pengguna jalan yang selama ini telah marasakan manfaatnya, maka dari itu kepala satuan kerja PPBL strategis nasional juga tidak menyetujui jika dinding alun alun dibangun menutupi jalan yang sudah ada. Namun demikian untuk dinding alun-alun yang saat ini telah dibangun berdampingan dengan dinding/tondo pagar kuburan sepanjang mulai tepi mesjid menuju ke baruga harus dibongkar karena tidak sesuai dengan kesepakatan pembicaraan sebelumnya. Hal ini juga telah diinstruksikan oleh petugas teknik perbentengan dari perwakilan BPPP makassar untuk segera pemborong membongkarnya dengan alasan menutupi situs dinding yang telah ada. Masalah revitalisasi Lawa termasuk dinding penyangganya sepanjang belum ada persetujuan gambar dari BPPP makassar atau sepanjang BPPP Makassar belum memberikan gambar kerja kepada kontraktor maka semua sepakat untuk pembangunan di tolak.
Pada hari Minggu tanggal 17 Juli 2011 pagi jam 09.00 Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia didampingi oleh ketua cabang wakatobi dan sekretaris umum serta unsur teknis dari BPPP Makassar sepakat telah menolak revitalisasi dinding Lawa dengan alasan telah ditemukan dilapangan para mandor/pekerja yang telah menangani pembangunan dinding penyangga Lawa tersebut banyak situs lama yang di rusak dan pasangan kurang memenuhi syarat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan para pekerja kurang memiliki skill dalam pemasangan benteng disamping gambar kerja belum diterbitkan dari BPPP Makassar. Kecuali pihak kontraktor benar-benar mau bertanggungjawab atas keselamatan situs cagar budaya dinding Lawa dengan mengikuti semua petunjuk teknis pelaksanaan dari unsur BPPP Makassar yang ada di lapangan, maka bisa saja pekerjaan berlanjut sesuai kontrak.
Dalam kesimpulan hasil rapat koordinasi tersebut, Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi KabaLi Indonesia meminta kepada semua elemen masyarakat baik kelompok maupun perorangan agar jika memiliki kemampuan finansil atau kemampuan lain harap membawa program kerjanya dan membangun Liya dengan secara bersama-sama melakukan kerja sama sehingga pembangunannya realistik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat dikemudan hari. Juga disimpulkan bahwa semua masyarakat Liya adalah anggota KabaLi memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam mengawal dan mengamankan pelestarian dan pengembangan kebudayaan Liya saat ini dan masa-masa akan datang *****
Dalam rombongan di KRI Makassar 590 tersebut tedapat Bendahara Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonedia yakni La Ode Salagu,SE yang ikut rombongan para Kepala SKPD Tingkat Sulawesi Tenggara, Para wartawan baik elektronik maupun media cetak naik dari pelabuhan Kendari sekitar 300 personil. Di atas kapal sudah ada sejumlah pemuda.pelajar dan mahasiswa sebanyak hampir 260 orang yang terdiri dari perwakilan-perwakilan sekolah/kampus dan pemuda seluruh Indonesia. Dalam perjalanan KRI Makassar 590 di temani KRI Dr.Suharso 990 yang membawa personil tempur TNI Angkatan Laut juga personil para dokter ahli sejumlah 80 orang dalam rangka pelaksanaan pengobatan gratis di wangi-wangi, bau-bau dan daerah lainnya. Baik KRI Makassar 590 dan KRI Dr.Suharso 990 sebelum merapat di pelabuhan Kendari mereka sudah menempuh perjalanan selama 2 minggu mulai dari pangkalan angkatan laut makassar menuju surabaya, jakarta guna mengangkut para pemuda/pelajar dan mahasiswa juga paramedia/dokter. Di dalam perjalanan Kendari menuju Wangi-wangi ditempuh selama 14 Jam lamanya. Hal ini sengaja dilakukan karena di atas Kapal KRI Makassar 590 banyak sekali acara dilakukan khususnya bagi para pemuda/pelajar dan mahasiswa. Sebelum KRI Makassar 590 merapat di pelabuhan Mandati Wangi wangi terlebih dahulu memutar-mutar diperairan wanci selama hampir sejam sambil di hibur dengan alunan suara musik marching band dan para penarinya.
Pada acara rapat pertemuan yang berlangsung pada hari sabtu tanggal 16 Juli 2011 jam 13.00 WIT tersebut telah dikemukakan beberapa hal penting diantaranya menyangkut pembangunan revitalisasi pintu Lawa diminta semua pasangan dinding penyangga harus dapat dipertahankan keasliannya agar nilai-nilai historikal arkiologis dan situsnya tidak punah akibat kesalahan dalam pembangunan tersebut. Selain itu juga dipersoalkan masalah revitalisasi alun-alun belakang mesjid Al Mubaraq menurut sebagian aspirasi masyarakat bahwa lapangan tersebut semakin sempit khususnya pada acara atraksi posepaa. Ketua Umum Badan Pengurus Lembaga Forum Komunikasi KabaLi Indonesia menjelaskan secara mendetail maksud di revitalisasi alun-alun dan batasan dinding pagar samping jalan aspal yang saat ini dibangun. Dinding pagar pembatas tepi jalan aspal yang dibangun saat ini adalah berfungsi untuk menahan timbunan alun-alun agar tidak luruh/longsonr diwaktu musim penghujan dan dinding pagar tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menutupi badan jalan yang sudah terlanjur dibangun oleh pemerintah. Jika dinding alun-alun dibangun di luar badan jalan aspal maka masyarakat akan marah khususnya bagi pengguna jalan yang selama ini telah marasakan manfaatnya, maka dari itu kepala satuan kerja PPBL strategis nasional juga tidak menyetujui jika dinding alun alun dibangun menutupi jalan yang sudah ada. Namun demikian untuk dinding alun-alun yang saat ini telah dibangun berdampingan dengan dinding/tondo pagar kuburan sepanjang mulai tepi mesjid menuju ke baruga harus dibongkar karena tidak sesuai dengan kesepakatan pembicaraan sebelumnya. Hal ini juga telah diinstruksikan oleh petugas teknik perbentengan dari perwakilan BPPP makassar untuk segera pemborong membongkarnya dengan alasan menutupi situs dinding yang telah ada. Masalah revitalisasi Lawa termasuk dinding penyangganya sepanjang belum ada persetujuan gambar dari BPPP makassar atau sepanjang BPPP Makassar belum memberikan gambar kerja kepada kontraktor maka semua sepakat untuk pembangunan di tolak.
Pada hari Minggu tanggal 17 Juli 2011 pagi jam 09.00 Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia didampingi oleh ketua cabang wakatobi dan sekretaris umum serta unsur teknis dari BPPP Makassar sepakat telah menolak revitalisasi dinding Lawa dengan alasan telah ditemukan dilapangan para mandor/pekerja yang telah menangani pembangunan dinding penyangga Lawa tersebut banyak situs lama yang di rusak dan pasangan kurang memenuhi syarat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan para pekerja kurang memiliki skill dalam pemasangan benteng disamping gambar kerja belum diterbitkan dari BPPP Makassar. Kecuali pihak kontraktor benar-benar mau bertanggungjawab atas keselamatan situs cagar budaya dinding Lawa dengan mengikuti semua petunjuk teknis pelaksanaan dari unsur BPPP Makassar yang ada di lapangan, maka bisa saja pekerjaan berlanjut sesuai kontrak.
Dalam kesimpulan hasil rapat koordinasi tersebut, Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi KabaLi Indonesia meminta kepada semua elemen masyarakat baik kelompok maupun perorangan agar jika memiliki kemampuan finansil atau kemampuan lain harap membawa program kerjanya dan membangun Liya dengan secara bersama-sama melakukan kerja sama sehingga pembangunannya realistik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat dikemudan hari. Juga disimpulkan bahwa semua masyarakat Liya adalah anggota KabaLi memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam mengawal dan mengamankan pelestarian dan pengembangan kebudayaan Liya saat ini dan masa-masa akan datang *****