OLEH : HUMAS KABALI
“Kekayaan potensi budaya Wakatobi, akan digali terus menerus, sehingga upaya-upaya pelestariannya, akan dilakukan dengan maksimal. Potensi budaya yang dimiliki Wakatobi, demikian banyak dan tidak dimiliki daerah lain, sehingga perlu upaya-upaya konkret dalam mengangkat dan melestarikannya,” terang Drs Tawakkal, Kapala dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi, kemarin.
Tari Lariangi Kareke Liya, Mulai Abad XIII
Wakatobi yang sarat dengan kekayaan potensi budaya,
tidak disia-siakan, salah satu instansi terkait, dalam mengangkat
potensinya agar diakui dunia. Tahun ini, salah satu budaya Wakatobi,
yakni Tari Lariangi Kareke, sementara diupayakan, agar menjadi warisan dunia yang diakui lembaga UNESCO.
“Kekayaan potensi budaya Wakatobi, akan digali terus menerus, sehingga upaya-upaya pelestariannya, akan dilakukan dengan maksimal. Potensi budaya yang dimiliki Wakatobi, demikian banyak dan tidak dimiliki daerah lain, sehingga perlu upaya-upaya konkret dalam mengangkat dan melestarikannya,” terang Drs Tawakkal, Kapala dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi, kemarin.
Dijelaskan tari Lariangi ke UNESCO, karena sudah banyak kali
ditampilkan saat kegiatan-kegiatan publik. “Tarian ini juga pernah
ditampilkan di NTB, saat mengikuti salah satu event nasional di sana.
Pendidikan tinggi ternama di Sultra (sulawesi Tenggara) yakni, Unhalu
juga sering menjadikan tarian ini sebagai sampelnya. Dan tentu saja,
melalui iven sail, sering dipertunjukkan kepada para pengunjung
Wakatobi,” kata Tawakkal.
Pengusulan tari Lariangi Kareke asal Liya ini, agar diakui dunia
melalui lembaga PBB UESCO, merupakan kepedulian yang harus
diperjuangkan, sehingga dapat terwujud dalam waktu yang tidak terlalu
lama. Selain Tari Lariangi Kareke, akan dilakukan penggalian potensi budaya
lainnya, yang masih terpendam. “Karena Wakatobi, memiliki kekayaan
budaya yang belum keluar dan hal itu harus digali kembali, sehingga bisa
dilestarikan,” ujar Tawakkal.