KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI BANDA PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

KabaLi

KabaLi
FOTO FASILITASI TARI NGIFI- LARIANGI LIYA, PADA ACARA FESTIVAL BUDAYA KERATON LIYA TAHUN 2011

Rabu, 17 Februari 2016

LIYA TOGO, JEJAK SEJARAH KERAJAAN BUTON DI WAKATOBI

Oleh : Sutiknyo


Jejak sejarah kebesaran masa lalu Indonesia kembali saya temukan di tenggara Sulawesi. Sebuah benteng yang konon katanya adalah satu dari bebeberapa benteng yang menjadi pusat penyebaran Islam di kesultanan Buton. Benteng dengan luas 30 Hektare menyimpan banyak sekali sejarah masa lampau. Sebut saja masjid Mubarak.

Mesjid ini di bangun dari susunan batu karang  yang konon katanya di rekatkan dengan mengunakan adonan kapur di campur dengan putih telur ayam, menarik.


Sebuah benteng di Liya Togo
Sebuah benteng di Liya Togo
 
Benteng Liya Togo ini terletak di desa Liya Raya, kecamatan wangi-wangi selatan, kabupaten Wakatobi. Komplek inti dari benteng ini berada di daerah tertinggi. Sebuah tanah lapang yang terdapat sebuah masjid Mubarak di sisi Barat,  dan Baruga atau semacam balairung tempat berkumpul di sisi kanan. Yang menarik perhatian saya adalah adanya komplek makam di sisi utaranya. Konon katanya di pemakaman itulah bersemayan Jasad Talo-talo seorang pemuda digdaya yang menjadi asal-usul liya togo ini.

Talo-talo muda dulu sering berlatih melompat di Baliura, sebuah batu yang menjadi legenda di liya Togo. Buah hasil rajin berlatih meloncat ini lah akhirnya Talo-talo berhasil membunuh seorang raja di Batara Muna dengan mengendap dan melompati benteng Muna, Batara itu semacam negara bagian pada masa pemerintahan kesultanan Buton. Nah sebagai hadiah dari keberhasilannya itu Talo-talo di berikan daerah Liya Togo sebagai daerah kekuasaan nya oleh sultan Buton.

Terpisah dari Legenda itu saya sangat antusias dengan kehadiran bocah-bocah yang sedang asik bermain bola di Liya Togo petang itu. Nah begitu moncong lensa saya membidik aksi-aksi mereka yang seperti pemain bola dunia, eh malah mereka langsung berkumpul minta di foto terus-terus an ha ha. Ibu-ibu terlihat sedang bersendau gurau. Sesekali terlihat seorang ibu lain yang berkeliling menjajakan Kasuami (makanan khas Wakatobi dari olahan singkong).  
Pohon-pohon flamboyan yang usianya sudah tua dengan bentuk dahan meliuk-liuk  juga menghiasi komplak inti Liya Togo ini, seolah mereka juga berperan menjadi saksi sejarah dari kebesaran Liya togo di masa lalu.

Liya Togo
Liya Togo
 
Liya Togo sedang berbenah, Baruga yang berada di sisi timur sedang di pugar untuk di renovasi. Ingin sekali menyaksikan prosesi pembangunan kembali Baruga ini. Liya togo memang sedang di persiapkan sebagai sebuah destinasi wisata baru di Wakatobi. Jejak sejarah di kemas dalam sebuah paket yang menarik. Jadi Wakatobi bukan hanya pesona underwater dan pantainya saja, ada satu lagi destinasi sejarah dari masa lalu Indonesia.