Mulai tahun 2011 rencana akan segera dibangun Pintu Gerbang Wisata Budaya di perbatasan Liya dengan mandati tepatnya di pertemuan Desa Numana dengan Desa One Melangka Liya serta di One Baa perbatasan Liya Togo dengan One Melangka. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wakatobi bila alokasi dana APBD Wakatobi dapat menampung anggaran biaya pintu gerbang tersebut yang diperkirakan sekitar Rp.52,4 juta/buah.
Keberadaan kedua pintu gerbang ini merupakan langkah strategis dalam menentukan tapal batas hak ulayat tanah adat kedua belah pihak antara Sara Mandati dengan Sara Liya dan Desa One kepulauan Wangi-Wangi sehingga semakin jelas batas-batas wilayahnya.
Pintu gerbang ini didesain oleh seorang konsultan yang berpengalaman di Kendari bernama Nur Ali,ST yang ahli dibidang auto cad programme yang tak lain adalah anak buah dari saudara L.M.Ali Habiu sebagai Ketua Umum Forum Komunikasi KabaLi pusat. Pintu gerbang ini bermotif Kamali yang nampak pada eksisting atap bagian atas dan pada tengah pintu gerbang ini bertuliskan : :"SELAMAT DATANG..., ANDA MEMASUKI KAWASAN WISATA BUDAYA KERATON LIYA". Pada sisi kanan dan kiri pintu gerbang ini terdapat ruang penjagaan, semacam ruang piket atau loket tempat penjualan karcis atau retribusi kebudayaan bagi setiap pengunjung memasuki wilayah keraton Liya. Luar biasa indahnya bila mampu diwujudkan pembangunannya oleh pemerintah daerah kabupaten wakatobi tahun 2011 ini melalui SKPD Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Kabupaten Wakatobi. Selamat buat perjuangan KabaLi-Indonesia. ****
foto bersama deputy kementerian luar negeri amerika serikat
Puji dan syukur hanya diucapkan semata kehadirat zat yang maha tunggal Allah SWT, atas berkah dan karunia yang diberikan kepada Lembaga Forum Komunikasi KabaLI sehingga tanpa dinyana, pada tanggal 15 Desember 2010 dalam kunjungan kerja Deputy Kerja Sama Luat Antar Negara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia setelah menyaksikan tarian tradisional asal Keraton Liya yakni Posepa'a dan Honari Mosega, langsung rombongan meminta rekaman hasil gelar seni budaya pada tanggal 20 November 2010 untuk mereka saksikan dan promosikan di Kedutaan Indonesia di Amerika Serikat dan lembaga-lembaga development cultural programme di Amerika Serikat. Bukan itu saja yang mendapat respons dari Tim Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang terdiri dari : Saut Si Ringo-Ringo,M.Sc, DR.Siti Asiyah (Direktorate Of West European), Amelia Yunus, MSc (Kepala Seksi Inggeris), DR.Ardian Wicaksono (Kasubdit V) tetapi khusus untuk penganggaran bantuan-bantuan dana hibah green dari luar negeri khususnya dari eropah barat akan dibantu sepenuhnya oleh Siti Asiyah yang kebetulan membidangi 22 negara di kawasan eropah barat.
Pesan meraka kepada warga Liya dan kepada Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi KabaLi bahwa seni budaya Keraton Liya harus dapat dikembangkan karena memiliki beragam keunikan yang tak dijumpai di daerah dan negara lain sehingga kelak dapat dijual dan menjadi aset potensi seni budaya yang menjadi tujuan parawisata internasional di keraton Liya ini.
Ketua Umum Lembaga FK KabaLI kerja sama Saut Si Ringo2 Kementerian LN RI
Setelah mereka disuguhkan dengan tarian atraksi Posepa'a oleh anak-anak kelas VI SD Keraton, tamu tersebut minta diantar ke Mesjid Agung Keraton Liya (Mesjid Al Mubaraq) yang dibangun pada tahun 1547 dan juga dimesjid ini mereka banyak bertanya-tanya dan terheran-heran, walaupun kondisi tiang tengah mesjid sudah bukan lagi aslinya yang diganti sejak masa kepemerintahan gubernur sulawesi tenggara saudara Ali Mazi,SH.
Mudah-mudahan Tim ini dapat konsekuen dengan janji-janjinya untuk membantu pengembangan seni budaya pada Sanggar Seni Budaya Lembaga Forum Komunikasi KabaLI pusat Liya. ****
Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada Lembaga Forum Komunikasi KabaLI Indonesia, melalui konsultasi Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi KabaLi tanggal 14 Desember 2010 dengan Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi (Daryono) telah disepakati bahwa lembaga ini akan diterima hearing pada hari sabtu tanggal 17 Desember 2010 melalui surat permintaan resmi Nomor : 20/P.KABALI/XII/2010 tanggal 16 Desember 2010. Pada acara hearing Lembaga Forum Komunikasi Kabali Indonesia pusat dengan Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi hari Sabtu tanggal 17 Desember 2010 tersebut dihadiri oleh Ketua Cabang Lembaga Forum Komunikasi KabaLi Kabupaten Wakatobi, Ketua Bidang Seni Budaya Sanggar Seni Budaya KabaLi, Ketua Lembaga Adat Liya dan sekretarisnya serta 3 orang tokoh pemuda KabaLi. Dalam acara hearing dengan DPRD Kabupaten Wakatobi yang dimulai jam 10.00 WIT pihak DPRD diwakili oleh ketua Komisi B dan seorang anggota Komisi C. Dalam acara hearing tersebut setelah dibuka oleh ketua komisi B, langsung dibawah ke forum dan dipandu sebagai juru bicara ialah L.M.Ali Habiu selaku Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi KabaLi pusat. Dalam pemaparan materi hearing L.M.Ali Habiu mengajukan beberapa tuntutan surat-surat Lembaga Forum Komunikasi KabaLi Indonesia pusat yang telah dilayangkan kepada Bupati Wakatobi dan Ketua DPRD Wakatobi sejak bulan Maret 2010 yang kemudian disusul bulan Mei 2010 hingga saat ini belum ada jawaban yang dikeluarkan oleh pemerintahan daerah Kabupaten Wakatobi. Kedua surat-surat tersebut sangat penting karena isinya menyangkut pengusulan biaya untuk pengelolaan Sanggar Seni Budaya KabaLi serta pembangunan inpra struktur Parawisata Budaya di Keraton Liya. Dijelaskan bahwa menurut Undang-Undang No.32/2004 tentang Pemerintahan Daeran dalam Pasal 22 (m) disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki kewajiban untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya daerah. Dilain pihak surat serupa telah dilayangkan ke Kementerian Kebudayaan dan Parawisata Republik Indonesia dan hanya membutuhkan waktu 15 hari saja surat-surat Lembaga Forum Komunikasi KabaLi pusat sudah mendapat jawaban resmi oleh menteri. Namun sebaliknya Bupati dan Ketua DPRD hingga saat ini belum pernah memberi balasan atas surat-surat yang telah diberikan oleh lembaga ini. Hal ini merupakan pelecehan sosial dan tindakan semena-mena yang tidak beradab sebab Lembaga Forum Komunikasi KabaLi Indonesia merupakan refresentasi warga Liya di seluruh Indonesia dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaannya.
Kemudian di tangan dewan telah memiliki usulan lembaga untuk membangun 2 (dua) buah Gapura atau Pintu Gerbang dengan motif ataf setengah Kamali dengan usulan biaya sebesar Rp.52.400.000,-- perbuah. Gapura ini akan dibangun diperbatasan Numana dengan Liya dan perbatasan Melangka One dengan Liya tepatnya di One Baa. Gapura ini sebagai simbolisasi desa wisata dengan motif tulisan pada Gapura tersebut adalah "SELAMAT DATANG, ANDA MEMASUKI KAWASAN WISATA BUDAYA KERATON LIYA". Diharapkan dengan dibangunya pintu Gapura ini maka Desa Liya besar akan tergugah dan insya allah mulai tahun 2012 Desa Liya besar dalam kawasan keraton Liya akan menjadi Desa Wisata Budaya Nasional. Oleh karena itu Lembaga Forum Komunikasi KabaLi menghimbau kepada pemerintah daerah agar mulai saat ini segera membenahi semua inpra struktur parawisata budaya di Liya termasuk potensi-potensi keterampilan yang pernah dimiliki oleh masyarakat Liya seperti seni pengrajin sarung, tembikar, besi, perak dan emas agar masyarakat dapat menghasilkan ekonomi di sektor ini. Selain hal tersebut L.M.Ali Habiu juga menyampaikan kepada dewan bahwa Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) makassar melalui surat yang dikirim kepada Ketua Umum Lembaga Forum Komunikasi Kabali pusat atas nama Menteri Kebudayaan dan Parawisata Nomor : UM.101/1176.a/BPPP.MKS/KKP/2010 tanggal 8 Desember 2010 tentang Pengawasan Benda Cagar Budaya di Keraton Liya. Adapun isi surat tersebut diminta kepada Bupati Wakatobi melalui SKPD dan Instansi terkait untuk segera mengawasi semua benda dan situs cagar budaya di kawasan Keraton Liya sesuai amanah undang-undang.
Cuma patut disayangkan bahwa acara hearing tersebut hanya berlangsung singkat berhubung ketua Komisi B dan satu orang anggota Komisi C DPRD Kabupaten Wakatobi yang menerima kami terpaksa harus segera meninggalkan ruang rapat mengingat mereka akan segera berangkat ke bandara Matahora menuju kendari untuk persiapan konsultasi Anggaran di Kendari pada hari senen tanggal 19 Desember 2010. Momen ini dimanfaatkan oleh forum dengan memberikan surat-surat resmi yang telah dibacakan untuk diperjuangkan anggarannya di kendari dan sebelum sidang hearing ditutup diminta kepada DPRD agar segera menentukan sikap tegas tentang penjadualan penerimaan hearing dengan Lembaga Adat Liya guna membicarakan hak ulayat adat tanah perbatasan sara Liya dengan sara mandati yang menjadi polemik dan kontroversial saat ini. Dan alhamdulillah pimpinan rapat sebelum menutupnya telah memberitahukan notulis untuk dicatat bahwa pada awal minggu perama Januari 2011 DPRD Wakatobi akan menggunakan Hak-haknya yakni hak inisiatif untuk memanggil secara resmi Lembaga Adat Liya dalam menuntaskan masalah tapal batas ini sekaligus mengundang unsur terkait yakni Dinas tata Ruang, Dinas Pertanahan, Bidang Pemerintahan dan Camat wangi-Wangi Selatan.
Mudah-mudahan hasil hearing ini dapat memberikan angin segar bagi pengembangan kebudayaan Keraton Liya kedepan dengan ikut pedulinya pemerintahan daerah kabupaten wakatobi dalam memberikan dukungan sehingga keraton Liya menjadi lokus wisata budaya di wakatobi dan indonesia. amin ****
Diposkan oleh informasibudayaliya@blogspot.com di 03.02
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Sesuai dengan Program kerja sebagai penjabaran Visi dan Misi Lembaga Forum Komunikasi KabaLI yakni melestarikan dan mengambangkan nilai-niai kebudayaan daerah Liya, maka hanya akan bisa terwujud dengan nyata bila ada dukungan keuangan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Lembaga Forum Komunikasi KabaLI tidak bisa terlalu banyak mengharap atas adanya bantuan dana melalui APBD Pemerintah Kabupaten Wakatobi sebab kenyataannya hingga saat ini pemerintah Wakatobi tidak mau peduli atau sangat anti pati terhadap pengembangan kebuayaan Liya. Padahal kalau kita mau pikir-pikir secara realitas bahwa potensi budaya Liya adalah paling kompleks dan paling lengkap jika dibandingkan dengan potensi budaya yang dimiliki oleh Kaledupa, Tomia, Binongko dan Wangi-Wangi lainnya. Tapi kita tak perlu putus asa masih banyak jalan menuju roma bila kita mau berusaha dan mau memperjuangkannya.
Kerja Sama Budaya Indonesia dan Belanda
Indonesia dan Belanda menjalin suatu ikatan Budaya yang istimewa, yang berbentuk dari ikatan historis antara kedua negara. Indonesia merupakan salah satu negara prioritas dalam keijakan internasional Belanda di bidang Budaya. Dalam beberapa tahun ini kerja sama ini semakin dalam dan melebar. Pusat Kebudayaan Belanda di Jakarta, Eramus Juis yang mempromosikan baik budaya Belanda maupun Indonesia, adalah salah satu bentuk kerja sama internasional Belanda dengan Indonesia di bidang budaya.
Budaya dan Pembangunan
Pada tahun 2004, sebuah program baru "Program Budaya dan Perkembangan" atau Culture and Development Programme" mulai diperkenalkan di Indonesia untuk memperkuat aspek budaya dalam kerja sama pembangunan. Program ini bertujuan untuk mendukung proyek-proyek yang merupakan inisiatif baru bersifat sementara dengan maksimal tenggang waktu 3 (tiga) tahun dan dengan maksud untuk memajukan identitas budaya di negara-negara berkembang.
Permohonan subsidi harus memenuhi persyaratan berikut ini :
Kedutaan akan memberikan bantuan dana hingga maksimum 75% dari total biaya proyek, sementara total biaya proyek harus berjumlah antara 20.000 golden - hingga 100.000 golden setahun;
Proyek itu harus mengarah kepada pelatihan dan pendidikan bagi orang-orang yang berkecimpung di sektor budaya atau lebih umumnya mengarah pada penguatan infrastruktur budaya di Indonesia;
Pada dasarnya permohonan biaya hanya bisa diajukan oleh organisasi-organisasi Indonesia;
Agar permohonan anda dapat dipertimbangkan untuk memperoleh dana dari program Culture and Development Programme ini, semua pertanyaan dalam formulir permohonan dan contoh rincian anggaran harus dijawab sejelas dan selengkap mungkin. Disamping formulir permohonan, penjelasan lengkap tentang proyek tersebut harus juga disertakan;
Permphonan harus diajukan paling lambat dua bulan sebelum proyek dmulai. Formulir dan/atau rincian anggaran yang tidak lengkap tidak akan dipertimbangkan.
Kepada semua Pengurus Cabang Lembaga Forum KOmunikasi KabaLI di Indonesia diminta sikap dan kerja sama dalam mengembangkan dan mendapatkan bantuan dari Culture and Development Programme ini agar pelatihan seni budaya Liya termasuk para pelatih seni budaya Liya yang berada di wilayahnya masing-masing bisa digarap dan dikembangkan sehingga masing-masing daerah terdapat potensi Seni Budaya Liya dalam lingkungan masyarakat Liya diperantauan. ****
Sesuai hasil diskusi kebudayaan yang berlansgung pada hari Sabtu tanggal 20 November 2010 direkomedasikan bahwa Lembaga Forum Komunikasi Kabali se Indonesia akan memperjuangakan kepada pemerintah pusat cq. Kementerian Kebudayaan dan Parawisata Repubik Indonesia agar Desa-Desa dalam kawasan Benteng Keraton Liya yang meliputi Desa Laro Togo, Desa Liya Bahari, Desa Liya Mawi, Desa One Melangka dan Desa Wisata Kolo akan berubah statusnya menjadi Desa Wisata Budaya Nasional pada tahun 2012 mendatang. Hal ini bukan mengada-ngada dan bukan tanpa alasan tetapi semua sudah dipikirkan dan dipertimbangkan berdasarkan resourcer hystorical dan cultural yang dimiliki oleh Keraton Liya, diantaranya adalah Benteng Keraton Liya merupakan benteng dengan luas settlement site terbesar dari kawasan benteng keraton Wolio, Ternate dan Tidore dan memiliki keunikan tersediri dengan dilengkapi oleh sejuymlah 15 Lawang diantaranya 2 lawang rahasia (sesusi dengan data denah dan site plan Benteng Keraton Liya hasil invtigasi dan studi teknis pendahuluan BPPP Makassar Maret 2010), Raja Liaya memiliki 3 kekuasaan yang diberikan oleh kesultanan Buton yakni Raja Liya sebagai Lakina Liya, Raja Liya sebagai Sarana Wolio dan REaja Liya sebagai Bobeto Mancuana, Raja Liya daam sistem Sara memiliki jumlah Sara sebanyak 120 Sara dengan 13 buah Tamburu, Terdapat Tarian Honari Mosega dan Honari Talo-Talo serta Posepa'a yang tak terdapat di wilayah lain dan dalam wilayah site settlement keraton liya terdapat simbolisasi peradaban lama yakni batu Lingga dan batu Yoni. Selain itu Kerayton Liya memiliki hampir 30 jenis tarian, atraksi, permainan seni budaya tradisional yang memiliki keunikan satu dengan lainnya. Disamping itu daya dukung lingkungan, metaforfosis dan alam cukup menjanjikan dan menggiurkan, juga fanorama iklim pemandangan tepian pantai dan berbagai gugusan puau-pulau disekitarnya memiliki kekuatan megis dan transental ditunjang oleh peradaban dan sifat sosial masyarakatnya yang ramah dan santun, Kesemua itu merpakan daya dukung dalam mendapatkan sertifikasi Desa Wisata Budaya Nasional tahun 2012 mendatang. Namun kesemuanya ini barulah dalam wacana untuk selanjutnya akan diperjuangkan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat Liya di Indonesia yang tergabung dalam Lembaga Forum Komunkasi Kabali. Mudah-mudahan wacana ini yang tak lain adalah merupakan tindaklanjut hasil Diskusi Kebudayaan Liya 2010 akan menjadi kenyataan dengan tentunya diminta doa restu dan dorongan moral dan moril bagi seluruh Keluarga Besar Liya di Indonesia.
Adapun out come yang diaharapkan dengan adanya Desa Wisata Budaya Nasional ini adalah diharapkan suatu kelak seluruh masyarakat yang berdomisili di Desa Liya Besar mendapatkan peningkatan ekonomi sektor reel dan mendapatkan kesejahteraan sosial secara adil dan merata.
Dalam hubungan itu diminta kepada semua Pengurus Cabang Lembaga Forum Komunikasi KabaLi di seluruh Indonesia untuk mulai saat ini dapat berperan secara aktif dalam mengelolah kelembagaannya dan dapat melakukan terobosan-terobosan baru dalam rangka perkuatan organisasi dan penjabaran program organisasi kepada seluruh komunitas Liya masing-masing yang berada di wilayahnya.
Perjuangan Lembaga Forum KOmunikasi KabaLI dalam mengusulkan Desa Liya Besar menjadi Desa Wisata Budaya Nasional adalah didukung oleh Arah Kebijakan dan Strategi pada Renana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Parawisata Repulik Indonesia yang teracantum dalam Buku I RPJMN tahun 2010 - 2014, yakni pembangunan di bidang kepariwisataan merupakan bagian dari Program Prioritas Nasional Lainnya di bidang Kesejahteraan Rakyat, antara lain diamanahkan Peningkatan jumlah wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara sebesar 20 % secara bertahap selama 5 tahun, Perbaikian dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung parawisata. Di dalam Buku II RPJMN 2010-2014, khususnya Bab III : Ekonomi, Strategi pembangunan keparawisataan yang merupakan salah satu bagian yang tidak terpiahkan dari mprioritas penngkatan ekspor adalah sbb : Mengembangkan destinasi parawisata dengan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung parawisata dan Mengembangakan sumber daya parawisata dengan strategi meningkatkan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan parawisata lokjal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia dan mengembangkan kualitas peneitian dan pengembangan keparawisataan.
Dalam kaitan itu Kementerian Kebudayaan dan Parawisata Republik Indonesia memiliki rencana strategi, antara lain adalah : Pemberdayaan masyarakat tujuan wisata, Pengembangan daya tarik parawisata dan Pengembangan usaha, industri dan investasi.
Sesuatu yang bertujuan baik bukan hal yang mustahil bila kita dapat meraihnya asalkan semua program Lembaga Forum Komunikasi KabaLI pusat yang telah disepakati kita secara bersama-sama saling mendukung dan memperjuangkannya dalam satu kata " Mai Toposa Asa" Kanae Asinaimamii... Insya Allah Tuhan YME maha mendengar dan mengetahui segala tujuan yang baik dari pada hamba-hambaNya yang mulia demi kemaslahatan ummat manusia di muka bumi ini di pulau Wangi-Wangi Desa Liya besar Kabupaten Wakatobi. ****
sumber : http://www.facebook.com/memel, pada 30 Agustus 2010 jam 17:08
Aku hanya memiliki satu orang mami, tapi mami memiliki 'banyak anak' dari penjuru tempat di Indonesia. Aku terlahir sebagai anak kedua, mami pernah melahirkan tiga tahun sebelum aku dilahirkan, namun takdir tidak mengijinkan kakak perempuanku untuk mengenal dunia lebih lama, beliau meninggal 15 hari setelah dilahirkan. Mami merasa sangat terpukul dan hampir kehilangan kesadarannya. Namanya 'Citra Revalusi', mami memajang puisi tentangnya di dalam sebuah bingkai dan memajangnya di ruang keluarga. Aku membaca puisi itu dan sangat menyukainya, sampai usiaku ke 10 aku tidak melihat puisi itu di dinding ruang keluarga kami lagi, mungkin mami sudah tidak ingin mengingat hal-hal yang bisa membuatnya bersedih dan tidak ingin aku ikut terobsesi dengan sosok Kakak Citra, atau mungkin juga karena aku sudah memiliki seorang adik laki-laki yang walau bukan lahir dari rahim mami, namun sudah memiliki ikatan bathin yang sangat kuat dengan kami sekeluarga sehingga mami memutuskan untuk 'menatap jauh ke depan' dan 'berhenti menoleh ke belakang'.
Mami mengadopsi adikku itu sejak usianya masih 15 hari dan usiaku sudah jalan 8 tahun, kulitnya hitam, pipinya tembem, dan matanya sangat besar. Seperti coklat pada GERY CHOCOLATOS; warnanya yang hitam namun rasanya sangat manis dan menggiurkan, begitu lucunya adikku itu. Sungguh kontras jika bersanding denganku. Mami sangat menyayanginya. Dua kali mengalami operasi caesar membuat dokter melarang mami untuk melahirkan lagi karena bisa sangat beresiko bagi mamiku. Sebelum menikah dengan mami, papa sudah pernah menikah dengan wanita keturunan Tiong Hoa juga dan memiliki seorang anak lelaki. Kakak lelakiku itu usianya cukup jauh dariku. Mami juga menganggap kokoku itu anaknya sendiri. Mami sangat bangga mengatakan bahwa ia memiliki tiga orang anak, hidupnya lengkap memiliki; seorang anak tiri, seorang anak kandung, dan seorang anak angkat. Bahkan kokoku itu telah memberi mami dan papa empat orang cucu.
Mami sangat tahu mengkondisikan dirinya sebagai seorang ibu, bahkan semua ponakkannya memanggil mami dengan sebutan 'mami', bukan 'tante' seperti yang pada umumnya digunakan oleh para ponakkannya terhadap bibinya. Itu yang membuatku sangat menyayangi mami dan selalu menyelipkan nama mami di dalam doaku, seperti mami selalu menyelipkan nama anak-anaknya di dalam doanya. Kuingat betapa tabahnya mami saat seorang wanita mencoba merebut papa, tidak terselip sedikitpun benci dari pandangan matanya, mungkin itu pula yang membuat papa sangat mencintai mami.
Mami bisa segalanya. Masakan mami yang 'is the best' (tiada duanya) baik soal appetizer, main course, apalagi dessert. Mami yang ahli soal renovasi rumah, bisa tukang-menukang, bantuin papa benerin genteng, pintar design baju dan menjahit, pintar 'make up artist', ahli bercocok tanam, pandai menulis cerita, pintar politik, juga pengetahuan umum yang bahkan lulusan S2 tidak mengetahuinya. Sejak aku mengenalkan mami dengan facebook, di waktu-waktu senggang mami selalu menyempatkan 'mengintip' profilenya demi menyapa anak-anaknya dari berbagai penjuru tempat di Indonesia. Di facebook, 'anak-anak mami' itu memanggil mami dengan sebutan 'bunda'. Mereka sangat menyukai 'update status' mami yang selalu pintar, bijak dan penuh nasehat. Betapa bangganya aku untuk mengatakan bahwa sosok itu adalah mamiku. Aku sayang mami.****
*) Penulis adalah Anggota KabaLi Kaltim tinggal di Balikpapan.
Dibawah ini akan di kutif kembali Lantunan kisah seorang anak asal negeri Liya yang hidup dan besar diperantauan tepatnya di Samarinda (http://www.facebook/La Ode Ali Damani) yang kini diharapkan dapat menggugah hati nurani bagi kita semua warga KabaLi dimanapun. Perjuangan mereka terbilang sangat sulit, mengingat sejak kecil sekitar 15 tahun yang lalu mereka bersaudara kembar bernama La Ode Ali Damani dan La Ode Aliadin Damani. Berhubung Ibunya tak mampu memberi nafkah kehidupan utamanya dalam meraih cita-citanya, maka Mereka berdua sengaja merantau ke Samarinda untuk mencari nafkah kehidupan sekaligus berjuang untuk bisa meraih cita-cita sebagaimana warga Liya lainnya yakni dengan menempuh pendidikan disela-sela kesibukan mereka jadi kuli bangunan atau kuli pelabuhan atau bekerja disektor informal lainnya. Bagi mereka berdua yang penting pekerjaan halal dan mendapatkan penghasilan halal walau hanya cukup pas-pasan kadang tak cukup untuk dipakai dalam belanja makan sebulan. Alhamdulilah, Tuhan YME maha agung, Allah SWT maha mendengar keluah kesah dan doa-doa hambanya yang mengalami kesulitan. Akhirnya dengan penuh ketabanan mereka berdua menjalani kehidupan ini bak ibarat aliran sungai ke hilir, merekpun mengikuti irama itu dan akhirnya mereka berdua selesai jua menamatkan pendidikan pada tingkat SLTA. Suatu rahmat Allah SWT yang tak disangka -sangka telah mereka terima, ternyata La Ode Ali Damani dalam proses mencari bentuk jati diri ditengah menjalani kehidupan yang serba sempit itu, diapun melatih diri olah kanuk ragan melalui sanggar Tinju Samarinda. Dan waktupun berjalan kini dia sudah mendapatkan hasil dari kerja dan usaha kerasnya untuk menjadi ahli tinju dan betul terkabul. Kini dia beberapa tahun belakangan ini tak ada yang tak kenal di kelah bulu dia selalu menjuarai pertandingan tinju kawasan Kalimantan dan medalipun di rumahnya berhamburan. Berkat hasil tinju itu diapun dilirik oleh pemerintah daerah kota samarinda untuk dijadikan pegawai Pol PP dan Alhamdulillah kini dia juga sudah diangkat menjadi pegawai negeri dikesatuan Pol PP Kota Samarinda. Sementara itu adiknya bernama La Ode Aliadin Damani kini tetap melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata satu (S-1) pada perguruan tinggi swasta ternama di Samarinda dan tak lama lagi diapun akan mendapatkan gelar kesarjanaan atas perjuangannya itu. Dan satu lagi menjadi catatan kita semua bahwa ditengah himpitan ekonomi dan ketidakadilan mereka dapatkan dalam memperjuangkan kehihidupan ini, rupanya bagi La Ode Aliadin Damani tidak membuat gentar sedikitpun, bahkan dia makin haus mencari perubahan fundamental utamanya dalam menumbuhkan visi dan karakter jiwa kemahasiswaannya. Maka diapun aktif dalam menggeluti Lembaga HMI cabang Samarinda dan tidak main-main rupanya Tuhan YME memberkahi setiap usaha hamba-hambanya yang sabar dan tawadduw, kini diapun menjadi salah satu aktivis kenamaan dikalangan mahasiswa di Samarinda yang getol memperjuangkan nasib rakyat, nasib sesama anak-anak perantauan di Kalimantan Timur khususnya Samarinda.
Inilah sekelimut Biografi La Ode Aliadin Damani yang dikutif dari sumber web blogs http://www.laodealiadin@blogspot.com, sebagai berikut :
La Ode Aliadin yang biasa di panggil adhin kembar di lahirkan di desa
liya mawi kecamatan wangi-wangi (sekarang wangi-wangi selatan) pada
tanggal 28 Februari 1986 adalah anak tertua dari pasangan La Ode Yai Ope
Bin La Ode Ope dengan Wa Ode Sani Binti La Ode Damani (Almarhumah tahun
2008).Sekolah Dasar (SD) di tamatkan di SD Bira desa Liya Mawi pada
Tahun 1996, tamat SMP di SMP Negeri 3 Wangi - wangi pada tahun 1999.
karena
dilahirkan sebagai orang yang tidak mampu secara ekonomi di tambah
dengan orang tua yang telah berpisah sejak saya berumur 2 tahun, memaksa
saya untuk memilih mencari nafkah dibanding sekolah. setamat SMP
kemudian merantau ke Kota Kendari pada tahun 1999 dan bekerja sebagai
karyawan sebuah toko. pada tahun 2000 merantau ke kota samarinda dan
bekerja sebagai buruh bangunan, pada tahun 2002 menjadi TKI di Malaysia
namun hanya 2 bulan kembali lagi ke Samarinda karena tidak mau disebut
sebagai pendatang haram di malaysia. masa - masa itu adalah masa
pencarian jati diri yang sangat melelahkan namun pada tahun 2003 bertemu
dengan seorang yang saya anggap sebagai malaikat penolong yang kemudian
memotivasi untuk melanjutkan sekolah dan sayapun mendaftar di SMA
al-Ma'rif NU yang kemudian di terima di SMA itu.
selama SMA membiayai
sekolah sambil bekerja sebagai Buruh Bangunan, Buruh Pelabuhan, tukang
parkir, Wakar, dan terakhir sebagai karyawan produksi es Balok. tahun
2005 tamat SMA kemudian bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) sebuah
kapal nelayan di perairan Berau utuk modal Kuliah nantinya. tahun 2006
mendaftar kuliah di IKIP PGRI Kaltim Samarinda dan diterima di Fakultas
IPS jurusan Pendidikan Ekonomi.
tahun kedua (2007-2008 kuliah
dipercayakan untuk memegang amanah sebagai sekretaris Dewan Perwakilan
Mahasiswa (DPM) IKIP PGRI Kaltim Samarinda. tahun ketiga (2009-2010)
dipercaya kembali sebagai Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
IKIP PGRI.
Selain itu juga pernah menjabat sebagai sekretaris Pusat
Studi Peradaban (PSP) Yayasan Gemlang Kaltim (2007-2008),
Ketua Umum
HMI Komisariat IKIP PGRI Kaltim (2008-2009),
Ketua Umum Presidium
Mahasiswa PGRI Seluruh Indonesia (PMPSI) Wilayah Kaltim (2008-2010),
Ketua
Bidang Sosial Budaya Himpunan Mahasiswa Buton (HIMAB) Kaltim
(2008-2009),
Ketua Bidang Kaderisasi dan Organisasi Himpunan
Mahasiswa Buton (HIMAB) Kaltim (2009-2011),
Sekretaris Bidang
Pembinaan Aparatur Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
Samarinda.
Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan Ikatan Mahasiswa
Pelajar pemuda pemudi Anak Negeri Wakatobi (IMPPIAN WAKATOBI) Kalimantan
timur (tahun 2008-2011),
pendiri sekaligus Ketua Lembaga
Pengembangan Kreatifitas Mahasiswa (LPKM) Kaltim,
Mari bersama kita do’akan mudah-mudahan kelak tuhan dapat memberi kabulan atas niat dan perjuangan selama ini dalam membangun pondasi keluarga mereka dan sebagai contoh suri tauladan dikalangan warga Liya diperantauan. Kelak ditangan mereka inilah diharapkan dapat menjadi soko guru bagi perubahan-perubahan kemasyarakatan lebih baik utamanya dalam menata kehidupan sosial budaya dimana mereka berada. semoga ?.
Berikut inilah kisah perjalanan mereka yang dilantumkan dalam bentuk syair puitis dan baik untuk dicankam bagi seluruh warga KabaLi di Indonesia.
Ibu, apa kabarmu disana, semoga engkau bahagia, tenang, dan senang dalam damai. Adakah engkau merindukan kami yang kini merindukanmu, berharap dapat berjumpa denganmu walau dalam mimpi yg sejenak, kemudian pergi berlalu seiring pagi yg menjelma.
Dua tahun telah berlalu, kami hidup tanpa belaian kasih sayangmu, tanpa canda tawamu menghiasi hari-hari penuh perjuangan, tiada lagi kata-kata bijak darimu yg berdengung ditelinga kami yang nakal.
Dua tahun itu pula kami menjalani hidup sebatang kara, mencoba bertahan walau kadang ragu akan mampu bertahan.
Peristiwa dua tahun lalu adalah peristiwa yg sangat mencengangkan bagiku dan adik-adikku, bukan karna aku belum siap menjadi ayah, ibu sekaligus kakak bagi mereka, tapi karna aku belum siap utk kehilanganmu, masih banyak jasa dan pengorbananmu yang belum sempat terbalas olehku, belum puas rasanya aku melihat senyummu yang cantik, juga tawamu yang mempesona jiwaku.Hingga usiaku yang kini telah menginjak dewasa, belum pernah sekalipun aku merasa bosan dengan sentuhan belaian kasihmu.
Walaupun aku seringkali berjauhan denganmu, namun tatapan mata indahmu sering membuatku rindu.
Jika aku berada jauh dirantau orang, suara syahdumu yang berwibawa keibuan selalu memaksaku utk kembali dipelukanmu.
Kini, mampukah aku meratap cengeng mengharap pelukan hangatmu, sementara engkau telah berada disisi_Nya.
Haruskah aku menggali lahadmu, mengangkat jasadmu dan mencium keningmu yg telah menyatu dengan bumi. Atau, haruskah aku mengajak adik-adikku duduk bersila meratapi kuburmu, mengharap bayangmu datang membelai kami yang merindu, haruskah aku mengajarkan adik-adikku tentang keputus-asaan dan mengalah menghadapi takdirnya sebagai anak-anak yatim-piatu.
Masih teringat jelas diimajinasiku, saat engkau hendak menyahut panggilan Sang Pencipta, engkau menyuruhku untuk menitipkan adik-adikku di panti asuhan jika engkau benar-benar pergi.
Tidak ibu, seperti janjiku padamu waktu itu, adik-adikku adalah tanggung jawabku, perjuanganku saat ini semua untuk mereka, merekalah yang menguatkan aku, mereka pulalah yang membuatku semangat menjalani hidup tanpamu.
Saat engkau terbaring kaku, aku menangis, air mataku jatuh berderai tiada henti, hatiku pilu, jiwaku terhiris, terluka tanpa darah. Masih banyak yang ingin aku tanyakan padamu, terlalu banyak yang ingin aku pelajari darimu, engkau telah mengajarkan aku tentang arti sebuah kehidupan, memberikan aku contoh nyata tentang ibu yang berjuang tanpa pendamping yang menyertai perjuanganmu.
Kalimat-kalimat bijakmu seringkali aku abaikan, terlalu banyak nasehat-nasehatmu yang aku sepelekan, kadang engkau memelukku mesra, hingga air matamu jatuh menetes dipiring nasiku saat aku membangkang keinginanmu.
Pernah juga engkau berlari hingga terhuyung saat aku mengejarmu dengan sebilah kayu hendak memukulkannya padamu. Namun engkau tak pernah melontarkan caci maki terhadapku, malah selalu tersenyum dan menatapku dengan tatapan syahdu, hingga akhirnya engkau akan meredakan amarah kekanakanku dengan belaian ikhlasmu.
Aku teringat disuatu petang, engkau menyuruhku memijat punggungmu yang letih setelah penat bekerja seharian, namun saat itu aku malah mencari-cari alasan hanya untuk menghindar dari berbakti padamu.
Begitu tega diriku yang tidak tahu balas budi, begitu hina diriku yang tidak bisa berterima kasih padamu. Engkau membanting tulang siang dan malam seorang diri, hanya untuk menghidupi kami, engkau bekerja tanpa mengenal lelah hanya agar kami bahagia. Namun apa balasan kami terhadapmu, hanya linangan air mata yang menetes sambil membelakangi kami, senyuman yang kau pamerkan dihadapan kami ternyata tangisan yang engkau sembunyikan.
Dihadapan kami, engkau tampakkan semangat yang menggebu, engkau perlihatkan ketegaran yang menggelora, namun dikamarmu, saat engkau seorang diri, ternyata engkau merintih menahan sakit yang semakin lama semakin menggerogoti tubuhmu. Engkau berjuang melawan derita yang berkepanjangan, derita seorang ibu yang harus menafkahi enam orang anaknya seorang diri. Dan kemudian, derita seorang pesakitan yang melawan maut. Hingga akhirnya senyum itu tak sanggup lagi menutupi deritamu.
Ditengah malam buta, engkau harus kami larikan kerumah sakit, akibat dari penyakit yang tak mampu lagi engkau sembunyikan.
Hingga beberapa hari dirumah sakit, engkau memintaku untuk membawamu pulang dan berobat dirumah saja. Ternyata hal itu bukan karena engkau telah berangsur pulih tapi karena engkau sadar bahwa, jika harus berlama-lama dirumah sakit itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan itu sangat berat bagimu, lebih tepatnya bagi kita, ibu.
Saat engkau menyuruhku duduk bersila didekat pembaringanmu, disebuah ruangan beralaskan tikar yg telah usang, lalu engkau meletakkan kepalamu dipangkuanku seraya berucap dengan sedikit terbata-bata "Nak, jika engkau tetap berkeras untuk tidak menitipkan adik-adikmu di panti asuhan, maka jagalah mereka baik-baik, Ibu hanya akan bahagia jika melihat kamu dan adik-adikmu bisa menjadi manusia-manusia yang bermanfaat, bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain."
Ibu, asal ibu ketahui, kalimat itulah yang membuatku masih mampu berjuang hingga saat ini, karena sesaat saja aku lupa dengan kalimat itu, mungkin aku akan lebih memilih menyertaimu kesana, kealammu saat ini.
Yang tak pernah mampu aku bayangkan hingga saat ini, ternyata itulah kalimat terakhir yang aku dengar terucap dari bibir manismu, sambil mengukir senyum indah serta tarikan nafas lembut yang tak berulang, engkau pergi keharibaan_Nya meninggalkan kami yang terlena pada dunia. Hingga akhirnya, hanya penyesalanlah yang mengiringi air mata yang seakan menertawakan kami, tertawa serta mengolok diriku yang merugi, rugi karena tidak sempat membalas segala budi dan jasamu.
Curahan ini aku tulis dalam lembaran asa, pulpennya adalah semangat, dan bertintakan air mata saat mengenang dirimu yang jauh disana. Semoga semangatmu dalam melahirkan serta membesarkan aku dan kelima saudaraku menjadi semangat yang mengiringiku agar tetap tabah dan sabar untuk mengantarkan mereka kepada masa depan yang lebih baik, seperti yang telah engkau wasiatkan padaku. ****
Merdeka Mako.....!!!!
*) Pemerhati Masalah-Maslaah Sosial Politik dan pembangunan.
Inilah fose para tokoh-tokoh muda asal Liya di Samarinda yang menggagas segera terbentuknya Lembaga KabaLi Kalimantan Timur.
Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadurat Tuhan YME, Allah SWT atas berkah dan rahmatnya sehingga akhirnya jua Pengurus Cabang Lembaga Forkom KabaLi Kalimantan Timur telah dapat disepakati oleh seluruh komponen masyarakat Liya Samarinda dan resmi dibentuk pada hari sabtu tanggal 18 September 2010 lalu.
Suatu kebanggaan yang luar biasa patut di apresiasi mengingat bahwa ditengah hiruk pikuk kota dan kesibukan anak-anak negeri Liya, masih juga menyisingkan sebagian paruh waktu untuk turut mengambil bagian dalam memikirkan secara kolektifisme bagaimana sebuah negeri yang nun jauh disana yang tak lain sebagaai negeri asal tumpah darah mereka bisa dimajukan rakyat dan negerinya jauh lebih baik lagi untuk masa-masa akan datang. Hal ini bukan tidak beralasan, mengapa mereka ikut peduli akan konsepsi memajukan negeri ini, mengingat di era moderen, diera masa kepemimpinan Bupati Ir.Hugua rupanya jajaran pemerintahannya tidak pernah mau peduli apalagi mau membina masyarakat Liya agar bisa maju setara dengan kemajuan Tomia dan Kaledupa yang telah menjadi prioritas dalam program kerja pemerintahannya. Ini suatu sikap pemimpin yang sangat tidak adil dan bijaksana mengingat Ir.Hugua masih membeda-bedakan satu suku dengan suku lainnya, padahal dia sebagai pemimpin publik sekaligus sebagai kepala daerah semestinya dalam pelaksanaan program pembangunan dalam masa pemerintahannya dapat membangun semua potensi daerah tanpa kecuali.
Negeri Liya kini termarginalkan, disaat-saat masyarakatnya membutuhkan sentuhan ekonomi kerakyatan disaat-saat itu pula sistem pemerintahan wakatobi melalui program kerja SKPDnya tidak mau ambil perduli yang berujung makin menderitanya kehidupan rakyat kita berdampak semakin pseudomatik kehidupan sosial budaya masyarakat kita.
Padahal negeri Liya pada kehidupan zaman Kerajaan Buton sampai Kesultaan Buton amat tersohor dengan kebanggaan Benteng Keraton Liya dengan segala aksesoris budayanya sebagai ciri khas sosio cultural masyarakat kita yang regiliusistik dan dihormati oleh daerah-daerah lain baik Kaledupa, Tomia dan Binongko Wanci, Mandati, Kapota tanpa kecuali juga para petinggi kerajaan dan/atau kesultanan Buton termasuk wilayah Lasalimu, Pasar wajo, Wabula, Batauga dan Sampolawa. Keraton Liya berdasarkan data yang diperoleh dari Tim Arkiologis BP-3 Makassar memiliki panjang total berkisar 18,00 km s/d 20,00 km jauh lebih panjang dari benteng keraton wolio hanya sekitar 7,416 km. Sedangkan jumlah pintu ada terdapat 15 Lawa diantaranya 2 Lawa Lingu, sedangkan jumlah pintu di keratin wolio hanya 13 Lawa. Adapun Tinggi benteng keraton Liya berkisar antara 3 - 4 meter sama persis dengan tinggi benteng karaton wolio, hanya saja jika kita mau ukur saat ini ketinggian ini sudah tidak ditemukan secara umum kecuali hanya masih utuh ada beberapa tempat seperti Baliara Talo-Talo. Rusaknya atau berubahnya ketinggian benteng keraton Liya ini dimulai dirusak sejak masuknya Romusa Jepang ke Liya yang kala itu yang berkuasa menjadi Raja Liya adalah La Ode Taru. material batu yang terdapat pada benteng keraton Liya pada lapis kedua hampir seluruhnya dibongkar dan dijadikan pondasi jalan raya, juga sebagian pada dinding benteng keraton liya lapis pertama. Inilah yang menjadikan mengapa benteng keraton Liya saat ini tak utuh lagi karena pada zamannya Romusa telah dirusak dan dijadikan bahan pondasi jalan. Namun demikian jangan berkecil hati sebab dari Tim Arkiologi BP-3 Makassar sesuai dengan usulan mereka ke Menteri Kebudayaan dan Parawisata telah mendapat persetujuan mulai tahun 2011 benteng keraton Liya akan dipugar secara bertahap kerja sama dengan Lembaga KabaLi khususnya dalam inventarisasi situs dan pengadaan tenaga kerja lokal.
Inilah Susunan Pengurus Cabang Lembaga Forkom Kabali kalimantan Timur di Samarinda yang telah diterbitkan Surat Keputusannya Nomor 20/BP/FORKOM-KABALI-Sultra/IX/2010, tanggal 18 September 2010 sebagai berikut :
KEPUTUSAN BADAN
PENGURUS PUSAT
LEMBAGA FORUM KOMUNIKASI
KELUARGA BESAR LIYA
(FORKOM KABALI)
SULAWESI TENGGARA
NOMOR :
20/BP/FORKOM-KABALI-Sultra/IX/2010
TENTANG
PEMBENTUKAN PENGURUS CABANG
LEMBAGA FORKOM KABALI KALIMANTAN TIMUR
DI SAMARINDA
BADAN PENGURUS PUSAT
:
Menimbang : a. bahwa dalam upaya membangun kembali identitas
tradisi, adat istiadat dan kebudayaan Liya diperantauan serta meningkatkan
hubungan tali silaturrahim di antara sesama warga Liya di Kalimantan Timur dalam
interaksi sosial dengan komunitas warga masyarakat lainnya maka diperlukan
suatu wadah Lembaga untuk mengakomodasi segala kepentingan dimaksud;
b. bahwa hingga saat ini identitas tradisi, adat
istiadat dan kebudayaan Liya yang menjadi kebanggaan masyarakat dipandang mengalami degradasi, demikian pula hubungan
tali kasih “topoangkata”, “toposaileama”,
“toponamisi”, “toposaasa” diantara
sesama warga masyarakat Liya di Kalimantan Timur mengalami
kerenggangan, dan kepedulian kita diantara sesama warga
lain juga semakin menipis, maka diperlukan orang-orang asal Liya yang dianggap
cakap dan mampu untuk menghimpun hal tersebut melalui wadah Lembaga Forum
Komunikasi Keluarga Besar Liya;
c.
bahwa nama-nama yang ditunjuk dalam
lampiran surat keputusan ini dianggap cakap, terampil dan mampu untuk
mengakomodasi kepentingan-kepentingan dimaksud dalam butir a
dan butir b
di atas dan selanjutnya ditetapkan dalam surat keputusan;
d.berdasarkan butir a, b dan c di atas perlu
di bentuk Pengurus Cabang LembagaFORKOM
KABALIKalimantan
Timur di SAMARINDA.
Mengingat :1. Undang
- Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;
2. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang
Benda Cagar Budaya;
3.Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4.Undang
- Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan (NGO / Non Governament
Organization);
5. Undang - Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
6. Undang - Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik;
7. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan Organisasi Kemasyarakatan;
9.
Akta Pendirian Lembaga FORKOM KABALI Nomor 09 Tahun 2009, tanggal 8 Desember 2009;
10. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) Lembaga FORKOM KABALI.
Memperhatikan : 1. Ketentuan dan Kewajiban Organisasi untuk membuka Cabang-Cabang sesuai
dengan yang tertuang dalam AD/ART Lembaga FORKOM KABALI;
2. Hasil Keputusan Rapat Badan Pengurus
Pusat Lembaga FORKOM KABALI di Kendari.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : Membentuk Pengurus Cabang Lembaga
FORKOM KABALIKalimantan Timur di SAMARINDA Priode tahun
2010 sampai 2015 dengan Susunan Pengurus sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini.
Kedua : Dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsinya,
Pengurus Cabang Lembaga FORKOM KABALI Kalimantan
Timur di SAMARINDA berpedoman pada empat pilar budaya Liya yakni : Topoangkatako, Toposaleamaako, Toponamisiako
dan Toposaasaako, dengan kegiatan sebagai
berikut :
1.Melaksanakan aktivitas
Organisasi secara
independen berdasarkan kebutuhan daerah masing-masing dengan berpedoman dan tidak melanggar ketentuan yang telah di tetapkan
dalam AD/ART Lembaga FORKOM KABALI;
2.Dalam
hal-hal melaksanakan aktivitas Organisasi spesifik dan urgensif dapat Berkordinasi kepada Pengurus Pusat Lembaga FORKOM KABALI di Kendari;
3.Malaksanakan prioritas
kegiatan berupa membentuk
wadah Sanggar Seni Budaya Kabali Kalimantan Timur sekaligus melakukan pelatihan
dan pengembangan serta pelestarian seni budaya Liya berupa Honari Mosega,
Lariangi Liya dan Ngifi, Posepaa Modified, Kenta-Kenta, Pencak Silat Liya dan
Wemba Sehe dan seni budaya lainnya yang relevan;
4.Melaksanakan
kajian-kajian pernaskahan dan/atau pelestarian dan pengembangan sejarah
budaya, tradisi dan adat istiadat Liya
dengan bekerja sama pemerintah
daerah setempat dan/atau lembaga lain yang tidak mengikat;
5.Melakukan
Kegiatan-Kegiatan Lainya yang bermanfaat bagi Peningkatan Sosial Ekonomi dan
Sosial Budaya Masyarakat Liya di
Kalimantan Timur
sebagaimana yang disebutkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART);
6.Mengikuti
dan/atau mengadakan iven dan/atau kompetisi gelar Seni Budaya Kabali pada
acara-acara pegelaran seni budaya di Kalimantan Timur;
7.Membantu
menfasilitasi perolehan dana pendidikan bagi para warga masyarakat Liya yang
kurang mampu;
8.Membantu
dan memberikan kemudahan aksestabilitas bagi para warga masyarakat Liya dalam
memperoleh bantuan biaya pengobatan dan perlindungan kesehatan;
9.Membuat
program kerja Lembaga dan melakukan rapat-rapat secara rutin dan/atau berkala
dengan mengundang semua unsur pengurus cabang Lembaga FORKOM KABALI Kalimantan
Timur di Samarinda;
10.Melaporkan
hasil kegiatan harian kepada Badan Pengurus Pusat Lembaga FORKOM
KABALI secara tertulis paling lama setiap 6 (enam) bulan sekali.
Ketiga
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan apabila ternyata dikemudian hari terdapat
kekeliruan maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN : DI KENDARI
PADA
TANGGAL : 18 September 2010
------------------------------------------------
BADAN PENGURUS PUSAT
LEMBAGA FORKOM
KABALI
SULAWESI TENGGARA
K E T U A,
SEKRETARIS,
ttd ttd
Ir.
LD. MUH. ALI HABIU,AMts, M.Si UMAR ODE HASANI,SP,M.Si
Tembusan:
1.Gubernur Kalimantan Timur di Samarinda,
2.Ketua
DPRD Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda,
3.Para
Bupati/Wali Kota se-Kalimantan Timur masing-masing di Tempat,
4.Para
Ketua DPRD Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur masing-masing di Tempat,
5.Bupati
Wakatobi di Wangi-Wangi,
6.Ketua
DPRD Kabupaten Wakatobi di Wangi-Wangi,
7.Badan
Pendiri Pusat Lembaga Forkom KABALI Sultra (sebagai laporan) di Kendari;
8.Pertinggal.
Lampiran SK Nomor: 20/BP/FORKOM-KABALI-Sultra/IX/2010
SUSUNAN PENGURUS CABANG
LEMBAGA FORKOM KABALI
KALIMANTAN TIMUR DI
SAMARINDA
TAHUN 2010-2015
1. DEWAN PELINDUNG:
GUBERNUR
KALIMANTAN TIMUR
DPRD
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
WALI
KOTA / BUPATI SE KALIMANTAN TIMUR
KETUA
DPRD KABUPATEN/KOTA SEKALIMANTAN TIMUR
BUPATI
WAKATOBI
KETUA
DPRD KABUPATEN WAKATOBI
BADAN
PENGURUS PUSAT LEMBAGA FORKOM KABALI SULAWESI TENGGARA
2. DEWAN PENASEHAT :
H.
LA ODE
MAUWAHID 16. LA ODE TAMIMO UNGGUN
H.
LA ODE LUQMAN
WAHID
17. LA WUTU
Drs.
H. LA BAHASA 18. LA DELI
Ir.
H. LA BIRU,M.Si 19. MARHASAN
Hj.
WA ODE
UMEKA 20. SUHUDIN
Hj.
WA ODE
SAMUDA 21. LA MOANE
Drs.
LA MUSA 22. Ir. ROHADI
H.
LA ODE
HAMUNI 23. H. ABDUL MADJID
MISRAN
LA ODE
SUKE 24. LA ODE AU
H.
LA ODE MADILAU, S.Sos,
M.Sc 25. LA UNGA
H.
LA ODE CHAERUDDIN 26. LA RUNGA DOKE
LA
ODE
NAFSAHU 27. H. NURDIN LASTARA
LA
TARU 28 LA LAMBI
H.
LA SAMU,
S.Sos 29. LA NAO
LA
ODE
MUHIDIN 30. LA HUSEN
3. PENGURUS HARIAN :
KETUA UMUM
: AWALUDDIN
MUHAMMAD
Wakil
Ketua 1 : LA
ODE RUSDIN UNGA, S.H
Wakil
Ketua 2 : AWALIN INSANI TAYIB
SEKRETARIS UMUM : SITI URIANA,SP.
Wakil
Sekretaris 1 : WA ODE SARIATI, S.E
Wakil
Sekretaris 2 : WA ODE IDA YATI, S.E
BENDAHARA UMUM: ODIE ANTONI
4. D E V IS I – D E V I S I :
A.DEVISI
HUMAS :
LA
ODE SAIDA
LA
ODE ALIADIN
BAIT
HARIKA BIN LA ODE HAMUNI, S.E
LA
ODE HAMBRIK SUARBATHIN, A.Md
WELLY
RUMAMBI
ANWAR
RUMAMBI, A.Md
ERWIN
BAMBANG BIN LA ODE NASIMU
Drs.
LA ODE TORKI BRAHMANA PUTRA, M.M
LA
DEBY ATOBA, A.Md
ASRI
BINTI MARHASAN
MOHAMMAD
ASNI BIN LA ODE AU
RUDI
HUSEN BIN LA HUSEN, A.Md
Ir.
ISRAN H. HAMZAH, M.T
ILHAM
BIN LA ODE INTAN
B.DEVISI
PELESTARIAN SENI-BUDAYA, ADAT ISTIADAT DAN TRADISI :
LA
ODE SULAIMAN
Hj.
WA ODE ASNIA WAHID
LA
ODE ARSAL KASIR, S.H
LA
ODE UNGGUN TIARA
LA
ODE ALI DAMANI
LA
ODE APE
ARIFIAN
WIJAYA LANA PUTRA BIN H. LA BURI
LA
ODE TAUFIK HIDAYAT
LA
ODE MBENA, A.Md
MAYA
SARI OKTAVIA, S.KOM
TRIMAN
BIN LA DELI, S.H
SONI
BIN LA LAMBI
MUHAMMAD
WAHYU BIN LA LAMBI
C.DEVISI
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN :
LA
BIA
ERLA
PURWANIBA BINTI H. LA BAHASA, S.Pd
LA
ODE IDI, S.Pd
MULYANTO
BIN LA ODE LUKMAN WAHID, S.Kom
FATMAWATI
BINTI H. LA ODE BIRU, ST, DI. It
RAHMAWATI
BINTI H. LA ODE BIRU, S.E, MSA, Ak
WA
ODE LIYANI, S.Pd
LA
ODE MAHDINI, S.Pd
WA
ODE LINA, S.Pd
ERNI
BIN LA ODE DIRI, S.Hi
D.DEVISI
KESEHATAN :
dr.
PUSPA SARI OKTAVIA
dr.
HERI WARDANA BIN H. ANDUL MADJIID
YULI
ASTUTI BINTI H. MURDIN LASTARA, A.MkEs
RIYANTI
BINTI LA NDOKE, A.Mkes
WA
ODE HAMELKA YULIANTI, A.Mkes
NURHAYATI
BINTI LA HUSEN, A.MkEs
NUR
RUSLIANA BINTI LA ODE RUSDIN UNGA, A.Md, Kes
Drs.
LA ANURU
ALI
MUSTAFA BIN LA ODE INTAN, A.Mkes
LISNA
MELINA BINTI H. LA ODE LUKMAN WAHID, A.Mkes
NANA
BINTI LA ASA, A.Mkes
DITETAPKAN : DI KENDARI
PADA TANGGAL : 18 September 2010
----------------------------------------------
BADAN PENGURUS PUSAT
LEMBAGA FORKOM KABALI
SULAWESI
TENGGARA
K E T U A, SEKRETARIS,
ttd ttd
Ir. LD. MUH. ALI HABIU,AMts, M.Si UMAR
ODE HASANI,SP,M.Si